Bentrok Berdarah di Rempang Eco City, Pekerja PT MEG Ditarik dari Lokasi?

313
Kapolsek Galang Iptu Alex Yasral saat menerima kedatangan warga. Foto: kolase

Posmetrobatam.co: Puluhan orang menyerang Posko warga di Kampung Sembulang Hulu dan Posko Sungai Buluh, Pulau Rempang, Kecamatan Galang, Batam, Kepulauan Riau, Rabu (18/12) dinihari. Serangan mendadak ini melibatkan penggunaan senjata tajam, anak panah, broti, dan benda-benda lain yang mengakibatkan kerusakan parah pada posko dan fasilitas warga, hingga warga mengalami luka serius. Atas peristiwa berdarah itu, warga menuntut agar pihak PT MEG ditarik dari lokasi, untuk menghindari hal-hal tak diinginkan.

Menurut informasi yang diperoleh, pelaku serangan diduga berasal dari PT Makmur Elok Graha (MEG), perusahaan yang mendapat izin untuk mengelola Proyek Strategis Nasional (PSN) Rempang Eco City.

Insiden tersebut mengakibatkan delapan warga mengalami luka-luka yang bervariasi, termasuk luka robek di bagian kepala, patah tangan, dan bahkan luka akibat panah. Selain itu, belasan kendaraan milik warga juga rusak akibat serangan tersebut.

Kejadian ini berawal ketika Selasa (17/12) malam, beberapa orang yang diduga pekerja dari PT MEG terhadang oleh warga di simpang Sembulang Hulu. Warga menduga mereka telah merusak spanduk yang dipasang warga sebagai tanda penolakan proyek PSN. Beberapa pekerja melarikan diri, dan satu orang berhasil ditangkap dan dibawa ke posko warga. Saat polisi datang, pria tersebut dalam kondisi tidak sadarkan diri dan kemudian dibawa ke rumah sakit.

BACA JUGA:  Bentrok Berdarah di Rempang Eco-City,  Pihak Warga dan PT MEG Sama Lapor Polisi, Ini Kata Kapolresta Barelang

Bentrok ini semakin memperkeruh hubungan antara warga Rempang dan PT MEG yang terlibat dalam proyek Rempang Eco City. Warga secara tegas menolak keberadaan perusahaan tersebut, yang dianggap merusak ketenangan dan kenyamanan mereka.

Situasi semakin memanas saat puluhan pekerja yang diduga dari PT MEG mendatangi lokasi dengan mobil, motor, dan lori. Mereka diduga membawa senjata seperti parang, pisau, dan kayu, lalu menyerang posko warga.

Edi, salah seorang warga yang menjadi korban, menceritakan upayanya melindungi anaknya dari serangan.

“Mereka datang langsung menyerang. Anak saya diancam, ditodong pakai parang, akan dibunuh. Saya melindungi anak saya, tapi malah dipukul dan disabet parang di punggung,” katanya.

Menurut warga, serangan itu tidak berhenti di posko Sembulang Hulu. Para pekerja PT MEG juga bergerak ke Sungai Buluh, menyerang warga yang tidak tahu-menahu, termasuk anak-anak.

Sementara itu, keterangan versi PT MEG, pihak PT MEG menyebut kejadian bermula saat lima anggotanya melakukan patroli rutin di wilayah tersebut. Salah satu anggota, yang terpisah dari rombongan, menjadi korban pengeroyokan oleh warga setempat.

BACA JUGA:  Ini Isi Edaran Menag Terkait Ramadhan 2024

“Rekan kami diserang, dipukuli, dan diikat hingga tidak sadarkan diri. Polisi sempat kesulitan mengevakuasi karena dihalangi warga,” ujar Angga, anggota tim keamanan PT MEG.

PT MEG mengklaim tindakan mereka tidak bermaksud memprovokasi warga, tetapi justru untuk menjaga keamanan wilayah. Perwakilan tim hukum PT MEG, Rio Sibarani, menyayangkan insiden ini dan meminta aparat hukum bertindak tegas.

“Tindakan kekerasan seperti ini tidak bisa dibiarkan. Kami mendesak pemerintah untuk segera mengusut tuntas kasus ini,” kata dia.

Lalu siang harinya, warga berbondong-bondong mendatangi Mapolsek Galang, untuk membuat laporan polisi, namun diarahkan agar melapor ke Mapolresta Barelang.

“Karena mengingat dan menimbang karena takut serangan dari masyarakat Melayu ini, kami ingin pihak PT MEG ditarik sementara waktu keluar ke Batam dulu. Dan kepada pihak kepolisian dan yang merasa teraniaya dan menjadi korban malam tadi agar proses hukum berlanjut atau berjalan,” ujar Suherman di Mapolsek Galang.

BACA JUGA:  Penggerak Serta Donatur Aksi Demo Bela Rempang Diperiksa Satreskrim Polresta Barelang

Kapolsek Galang Iptu Alex Yasral yang langsung menemui warga menyatakan, pihaknya ingin menciptakan situasi yang kondusif, dan pihaknya berusaha semaksimal mungkin untuk melakukan pengamanan agar kondisi wilayahnya tetap kondusif.

“Jadi saya minta kepada orang tua kami dan yang ada di sini untuk menjaga kondusifitas ini,” ucapnya di depan puluhan warga.

Terkait permintaan warga agar pekerja PT MEG ditarik dari lokasi, ia tidak bisa memutuskan. Ia menegaskan hanya bisa menyampaikan permintaan warga tersebut ke pimpinan.

“Keputusan tidak di kami, kami sebagai penengah, kami sampaikan apa permintaan warga tersebut (ke pimpinan),” tegasnya.

Sedangkan untuk penindakan hukum, untuk korban ia mengarahkan agar melapor ke Polresta Barelang. Karena ini sudah merupakan perintah atasan. Dan polsek akan memfasilitasi untuk mendatangi markas polisi yang ada di Batam itu.

“Kalau dianggap kejauhan kami fasilitasi, kalau ramai bisa naik lori atau mobil patroli. Itu sudah arahan dari pimpinan. Kenapa (lapor) ke polres, mungkin agar lebih… Semoga hal-hal yang terjadi tadi malam tidak terulang kembali,” tutupnya.(red)