Kepala Dinas Pariwisata Kepri, Guntur Sakti menyambut baik dan mengapresiasi PT Bintan Resort Cakrawala (BRC) yang akan berinisiatif membangun Museum Rumpun Melayu sebagai daya tarik atau atraksi baru di kawasan pariwisata internasional Lagoi, Bintan.
“Pemerintah baik pusat, provinsi dan kabupaten Bintan, akan membantu kemudahan terkait administrasi dan teknis pembangunan museum ini,” kata Guntur kepada POSMETRO.
Dijelaskan Guntur, agar konsep dan konten budaya Melayu yang akan dihadirkan di museum ini sesuai dengan yang diharapkan bersama, pihak Dispar Kepri juga mendukung langkah BRC menggelar sarasehan bersama tokoh adat, budaya, seniman, sejarawan, akedemisi dan peneliti beberapa waktu lalu.
“Agar memperkuat ide, gagasan dan literasi tentang dimensi sejarah, baik masa lalu, kini dan akan datang,” Guntur menambahkan.
Guntur berharap, rencana pembangunan museum ini berjalan lancar dan akan menambah daya tarik wisata budaya di Kepri.
Di kawasn wisata Lagoi ini, selain keindahan pantai dan sensasi sport tourism, kawasan wisata terpadu Lagoi, akan semakin lengkap dengan akan hadirnya museum. Selain memberikan pengetahuan soal Melayu di dunia, museum juga bakal menyuguhkan informasinya secara modern, termasuk melalui hologram.
Bahkan, disebutkan kisah-kisah seperti Hikayat Hang Tuah dapat dinikmati pengunjung lewat augmented reality. Pengelolaan museum bukan sebatas tempat pajangan barang bersejarah, atau saksi bisu sejarah. Tapi, lebih interaktif dengan memanfaatkan kemajuan teknologi.
PT BRC juga bakal sepenuhnya mendanai sekaligus mengelolanya demi kepentingan wisata sejarah dan kebudayaan, khususnya sejarah Melayu dan Kemelayuan di dunia. Minggu (11/8/2024), pihak BRC disebut merembugkan dengan mengundang sejumlah kalangan pegiat wisata, budayawan, sejarawan hingga akademisi dan pemerintah daerah.
Sarasehan digelar di Tanjungpinang bersembang sekaligus sumbang saran. Kabarnya desain dan konsep museum telah ada, begitu juga pendanaannya. Sarasehan kemarin menjadi ajang penguatan secara budaya dan historis.
Hadir pula dalam sarasehan tesebut, mantan Kadispar Kepri Buralimar yang menajdi Pemerhati Pariwisata Kepri. Kepada media, Buralimar mengapresiasi dan menyambut baik rencana itu. Menurutnya, pengelolaan museum harus berkembang sesuai dengan tren terbaru.
“Nantinya museum bakal memotret dan menghadirkan informasi soal Melayu di seluruh dunia sekaligus menegaskan peran sentral Kepri sebagai pusat kebudayaan Melayu,” kata Buralimar merujuk Kesultanan Riau Lingga di masa lalu.
Salah satu daya tarik utama dari Museum Rumpun Melayu adalah disebut-sebut menggunakan teknologi canggih seperti hologram dan augmented reality (AR). Penggunaan teknologi ini menjadikan museum lebih dari sekadar tempat melihat artefak kuno. Pengunjung akan dapat merasakan pengalaman yang lebih interaktif.
Pengunjung tidak hanya bisa membaca atau mendengar cerita tentang Hang Tuah, tetapi juga melihatnya dalam bentuk visual. Teknologi ini memungkinkan para pengunjung untuk merasakan atmosfer dan pengalaman yang hampir nyata, seolah-olah mereka berada dalam cerita itu sendiri.
Selain itu, teknologi hologram akan digunakan untuk menampilkan tokoh-tokoh penting dalam sejarah Melayu, memberikan penjelasan langsung tentang peran mereka dalam perkembangan kebudayaan Melayu. Ini adalah langkah besar dalam pengelolaan museum di Indonesia, yang sebagian besar masih mengandalkan metode tradisional dalam menyampaikan informasi sejarah.
Dan yang pasti juga, bukan hanya sekadar destinasi wisata, tetapi menjadi sarana pelestarian dan edukasi kebudayaan Melayu. Museum ini diharapkan menjadi pusat rujukan bagi siapa saja yang ingin belajar tentang sejarah dan kebudayaan Melayu, baik dari Indonesia maupun negara-negara lain di Asia Tenggara yang memiliki akar budaya Melayu.(aiq)