Diet Intermittent Fasting, Ada Beberapa Mitos yang Wajib Diketahui dan Jangan Percaya

82
Ilustrasi intermittent fasting. (Freepik)

Dilansir dari Life MD pada Rabu (17/7), berikut 7 mitos yang sering dibicarakan orang seputar intermittent fasting.

  1. Diet IF memperlambat metabolisme

Banyak orang berpikir ketika menjalani diet IF akan membuat tubuh cepat lapar sehingga menghentikan proses metabolisme dan mencegah pembakaran lemak. Namun, fakta mengatakan sebaliknya.

Selama menerapkan diet IF, tubuh akan beralih dari membakar glikogen (karbohidrat dan gula) untuk energi menjadi menggunakan lemak yang tersimpan sebagai bahan bakar.

Hal ini juga meningkatkan norepinefrin, yakni hormon yang berfungsi untuk menguraikan sel lemak dengan cepat.

  1. Diet IF membuat kehilangan otot

Informasi mengenai diet IF bisa menghilangkan otot tentu tidaklah benar. Menurut beberapa penelitian justru diet IF bisa meningkatkan produksi hormon pertumbuhan yang diperlukan dalam pembentukan serta pemeliharaan otot.

Pola makan dan jenis olahraga yang dilakukan saat menjalani diet IF juga sangat berpengaruh terhadap massa otot.

BACA JUGA:  Dukun Cabul Diringkus Satreskrim Polres Bintan, Pelaku: Adik jadi Istri Abang Sebulan

Oleh sebab itu, konsumsi cukup protein dan lakukan beberapa latihan ketahanan guna mempertahankan massa otot.

  1. Diet IF menyebabkan kekurangan nutrisi

Beberapa orang mengatakan bahwa diet IF menyebabkan asupan kalori rendah sehingga menyebabkan kekurangan nutrisi.

Padahal metode diet ini berdampak positif pada sistem pencernaan yang memberikan periode istirahat untuk berfungsi maksimal.

Kekurangan nutrisi hanya akan terjadi ketika gagal menerapkan pola makan dengan benar serta tidak mengonsumsi makanan yang mengandung vitamin dan mineral. Saat ini, belum ada bukti bahwa diet IF menyebabkan kekurangan nutrisi.

  1. Diet IF tidak aman

Diet IF sering dikritik sebagai metode yang tidak aman dan tidak sehat, terutama oleh orang-orang yang mengkhawatirkan faktor-faktor seperti dehidrasi dan terganggunya fungsi tubuh.

BACA JUGA:  Cara Ini Bisa Dicoba di Rumah dan Sangat Mudah, Delapan Cara Menjaga Kadar Gula Darah

Penting untuk dicatat bahwa diet IF menjadi tidak aman jika seseorang berpuasa dalam waktu yang ekstrem.

Jika dilakukan dengan bijaksana, diet IF tergolong aman dan menawarkan beberapa manfaat kesehatan.

  1. Diet IF hanya berguna untuk menurunkan berat badan

Meskipun salah satu manfaat diet IF adalah membantu menurunkan berat badan, namun efek positif yang diperoleh tidak hanya itu saja.

Diet IF mampu meningkatkan kontrol gula darah, mengurangi risiko gangguan neurodegeneratif, dan melindungi dari penyakit kanker.

Saat menjalankan puasa, penting untuk menentukan tujuan yang ingin dicapai dengan pendekatan diet ini.

Ini juga akan membantu untuk memilih jenis puasa yang tepat untuk mencapai target yang diinginkan seseorang.

  1. Diet IF berbahaya bagi otak

Sempat beredar bahwa diet IF bisa merusak otak yang menyebabkan penurunan kognitif. Namun, penelitian telah menunjukkan bahwa metode diet ini memberikan dampak positif terhadap otak apabila dilakukan secara bijaksana dan dalam batas wajar.

BACA JUGA:  Bawaslu Batam Hentikan Laporan Dugaan Pelecehan Verbal Calon Wawako

Tak hanya itu, diet IF sering dikaitkan dengan efek neuroprotektif yang membantu tubuh mencegah penyakit seperti Alzheimer dan Parkinson. Efek ini bekerja untuk menghilangkan sel-sel cacat di dalam otak.

  1. Diet IF tidak efektif

Kebanyakan orang mungkin bertanya-tanya apakah ada cukup bukti yang mendukung efektivitas dari menjalani diet IF.

Sejumlah penelitian telah menunjukkan bahwa puasa dapat berkontribusi terhadap penurunan berat badan, kesehatan jantung dan metabolisme yang lebih baik, serta peningkatan fungsi kognitif.

Kunci menjalani diet ini adalah harus dilakukan secara konsisten agar mendapatkan hasil yang maksimal. Hindari pembatasan jam makan yang ekstrem karena hanya akan membahayakan kesehatan tubuh.(jpg)