Kenali Penyebab Penyakit Batu Empedu, Berasal dari Turunan sampai Gaya Hidup

117
Batu empedu bisa menyerang seseorang karena banyak faktor, salah satunya gaya hidup (Medical News Today)

Cholelithiasis atau yang sering disebut batu empedu merupakan kondisi medis akibat terbentuknya batu di dalam kantong empedu. Ada banyak penyebab batu empedu dapat menyerang seseorang dengan yang paling umum adalah sebuah kondisi medis yang melibatkan terbentuknya massa padat dalam kantung empedu.

Salah satu gejala batu empedu yang paling umum terjadi adalah munculnya rasa nyeri pada perut bagian kanan atas secara mendadak. Bahkan, rasa nyeri tersebut juga dapat menjalar ke punggung dan bahu.

Dr. dr. Irsan Hasan, Sp.PD, KGEH, FINASIM, dokter spesialis penyakit dalam konsultan gastroenterology-hepatologi RS Siloam MRCCC Semanggi (MRCCC) menjelaskan, batu empedu adalah kondisi ketika terbentuknya massa padat yang terdiri dari kristal dalam kantong empedu atau saluran empedu di dalam tubuh.

“Kantong empedu adalah organ kecil yang berada di bawah hati dan berfungsi untuk menyimpan empedu yang diproduksi oleh hati. Nah, batu empedu terbentuk ketika substansi seperti kolesterol, garam empedu, atau zat-zat lainnya tidak seimbang dalam empedu,” jelas dr. Irsan

Terdapat beberapa faktor risiko yang dapat meningkatkan kemungkinan terbentuknya batu empedu, antara lain obesitas, kehamilan, riwayat keluarga dengan masalah batu empedu, kebiasaan makan yang tidak sehat, dan penurunan berat badan yang cepat.

BACA JUGA:  JPU Tunda Baca Surat Tuntutan 10 Eks Polisi Satnarkoba Polresta Barelang, Ini Alasannya

dr. Irsan melanjutkan, batu empedu yang paling umum terdiri dari kolesterol yang berlebihan dalam empedu. Kolesterol berlebihan dapat mengendap dan membentuk endapan yang kemudian menjadi batu empedu.

“Ketidakseimbangan garam empedu atau garam empedu adalah zat yang diproduksi oleh hati untuk membantu empedu melarutkan lemak dalam makanan. Jika terjadi ketidakseimbangan produksi garam empedu, hal ini dapat menyebabkan batu empedu terbentuk,” jelas dr. Irsan.

Selain itu, faktor genetik juga bisa menjadi penyebab batu empedu. Riwayat keluarga dengan masalah batu empedu dapat meningkatkan risiko seseorang mengalami batu empedu. Faktor genetik memainkan peran penting dalam kerentanan terhadap pembentukan batu empedu.

Yang bikin heran, batu empedu juga bisa menyerang seseorang karena kehamilan. Ya, kehamilan. Selama kehamilan, tingkat hormon perempuan mengalami perubahan, termasuk meningkatnya kadar estrogen. Perubahan ini dapat mempengaruhi komposisi empedu dan menyebabkan batu empedu terbentuk.

Terakhir, obesitas dan pola makan juga menjadi penyebab batu empedu. Kegemukan dan pola makan yang tidak sehat, khususnya diet lemak dan rendah serat, dapat meningkatkan risiko pembentukan batu empedu karena dapat merubah komposisi dan konsentrasi empedu.

BACA JUGA:  THM, Hotel, Wisma dan Kos di Batam Dirazia Petugas, Pengunjung Positif Narkoba

Berdasarkan komposisinya, batu empedu dapat dibedakan menjadi tiga jenis utama, pertama batu kolesterol. Jenis batu empedu ini merupakan yang paling umum ditemui, terdiri dari sebagian besar kolesterol. Batu kolesterol terbentuk ketika konsentrasi kolesterol dalam empedu melebihi kemampuan empedu untuk melarutkannya. Biasanya berwarna kuning hingga cokelat.

Kedua adalah batu pigmen. Jenis batu pigmen ini terbentuk ketika pigmen bilirubin, zat yang dihasilkan dari pemecahan sel darah merah, terakumulasi dalam empedu. Jenis batu ini berhubungan dengan kondisi medis tertentu, seperti sirosis hati, anemia hemitik, atau infeksi saluran empedu. Batu pigmen cenderung berwarna cokelat atau hitam.

Terakhir, batu campuran. Seperti namanya, batu empedu jenis ini terdiri dari campuran kolesterol dan pigmen. Keberadaan batu campuran umumnya dikaitkan dengan penjelasan faktor risiko atau penyebab batu empedu, seperti obesitas atau kehamilan.

“Penting untuk mencatat bahwa jenis batu empedu dapat memiliki karakteristik yang berbeda. Identifikasi jenis batu empedu yang tepat memegang peranan penting dalam menentukan pilihan perawatan yang sesuai. Ini melibatkan evaluasi oleh tenaga medis yang tepat sehingga terapi yang diberikan sesuai dengan kebutuhan pasien,” ujar dr. Irsan.

BACA JUGA:  Manfaat Air Kelapa Muda untuk Berbuka Puasa, Baik untuk Tubuh dan Mengelola Berat Badan

Terdapat beberapa tatalaksana yang dapat digunakan untuk mengatasi batu empedu, tergantung pada kondisi dan kebutuhan setiap pasien. Namun penting dicatat, pola makan sehat dan seimbang dapat membantu mengurangi risiko terbentuknya batu empedu dan meminimalkan gejalanya.

Hindari makanan berlemak tinggi, makanan mengandung kolesterol tinggi, dan makanan olahan. Gantilah dengan konsumsi makanan tinggi serat seperti buah-buahan, sayuran, biji-bijian, dan makanan rendah lemak.

Sementara terkait pengobatannya, selain obat, batu empedu juga bisa dihilangkan menggunakan terapi. Misalnya terapi ESWL (Extracorporeal Shock Wave Lithotripsy): Metode non-invasif ini menggunakan gelombang kejut untuk menghancurkan batu empedu menjadi fragmen yang lebih mudah dikeluarkan melalui saluran empedu.

Namun, ESWL umumnya hanya efektif untuk batu empedu yang lebih kecil dan tidak dapat digunakan untuk semua kondisi. Lainnya, adalah ERCP (Endoscopic Retrograde Cholangiopancreatography): ERCP digunakan untuk menghilangkan batu empedu yang tersumbat di saluran empedu.

Prosedur ini melibatkan penggunaan alat endoskopi yang dimasukkan melalui mulut hingga ke saluran empedu, diikuti dengan penanganan batu dengan bantuan teknik seperti penghancuran batu atau pengangkatan menggunakan alat tertentu. (jpg)