Doa Nabi Ayub Meminta Kesembuhan dari Penyakit yang Tertulis di Alquran

155
ILUSTRASI DOA (Freepik)

Nabi Ayub alaihissalam (As) mendapat ujian yang sangat berat. Hartanya habis. Anak-anaknya meninggal. Badannya digerogoti penyakit yang sangat parah.

Di balik semua cobaan itu, Nabi Ayub tetap menunjukkan kualitas tauhidnya yang tinggi dengan bersabar dan tidak mengeluh sedikit pun.

Penderitaan dan penyakit Nabi Ayub As sungguh sangat berat terkena penyakit yang amat parah selama 18 (delapan belas) tahun. Tidak hanya itu saja, Allah mewafatkan anak-anaknya yang dicintai. Begitu pula hartanya habis. Dia menjadi orang fakir. Hanya ditemani istrinya dan dua orang teman yang membantunya setiap hari.

Semua ujian dan cobaan itu diterima Nabi Ayub As dengan sabar. Dia sabar dan ridha dengan takdir Allah yang pahit tersebut. Lantas berkata dan berbuat dengan apa-apa yang diridhai oleh Allah Tabaraka wa Ta’ala.

Dikutip dari almanhaj.or.id, penyakit merupakan cobaan sekaligus sebagai salah satu penggugur dosa, apabila seseorang mampu bersabar dalam menghadapinya.

Ketika menderita sakit dan ridho atas penyakit itu, Nabi Ayub melafalkan doa meminta kesembuhan juga menjadi salah satu ikhtiar. Oleh karenanya, ketika sakit harus tetap beriman, dan beramal shaleh dalam kesabaran.

BACA JUGA:  Ini Makan Sehat di Bulan Puasa untuk Menjaga Gizi Seimbang

Di samping berdoa dan pasrah meminta kesembuhan kepada Allah swt, hendaknya seseorang yang sakit juga berusaha mengobati penyakitnya. Bisa saja jalan kesembuhan dari allah swt dihantarkan lewat obat atau terapi penyakit terapi tersebut.

Doa merupakan salah satu bentuk permohonan dan kerendahan hati seorang hamba dihadapan Tuhannya. Bagaikan senjata bagi orang mukmin, perlindungan bagi orang yang lemah, obat yang paling ampuh bagi orang yang kesusahan. Tidak ada seorangpun yang lepas dari doa.

Dikutip dari islampos.com, para Nabi pun yang notabene sebagai kekasih Allah Swt berdoa dan menjadikan doa sebagai senjata saat menghadapi situasi sulit. Berdoa merupakan aktivitas yang bernilai ibadah. Dengan berdoa, seorang mampu menaiki tangga menuju jalan kesuksesan dan keselamatan. Sebab doa adalah lawan dan musuh yang mampu meringankan turunnya bala’ bahkan menolaknya. Alquran menyatakan bahwa berdoa adalah perintah, siapapun yang berdoa, maka permohonannya pasti terkabul.

Sebaik-baik doa adalah doa yang telah diajarkan oleh Allah dan Rasul-Nya, baik dari Alquran maupun hadits-hadits Nabi. Meskipun tidak ada larangan bagi seorang mukmin menggunakan redaksi dan bahasa daerahnya ketika berdoa. Namun alangkah baiknya, doa-doa tersebut dihafal dan dipanjatkan oleh kita sebagai bentuk mengikuti sunnah para Nabi. Ketika meminta kesembuhan penyakit kepada Allah Swt pada surat Al-Anbiya’ ayat 83.

BACA JUGA:  Lakukanlah Rutin di Rumah Setiap Hari Selama Lima Menit, Mengangkat Kaki di Dinding dan Rasakan Manfaatnya

Doa ini beliau lantunkan setelah mengalami sakit menahun yang membuat dirinya dijauhi dan ditinggalkan oleh orang-orang terdekat. Namun beliau tetap sabar, taat kepada Allah swt dan senantiasa mengusahakan kesembuhan.

Doa nabi Ayub tersebut diabadikan Allah swt dalam firman-Nya yang dikutip dari nu.or.id memaparkan:
“Ya Tuhanku, sesungguh, aku telah ditimpa penyakit, padahal Engkau Tuhan Yang Maha Penyayang dari semua yang penyayang” (QS Al-Anbiya’ 83).

Nabi Ayub As senantiasa berdoa terus kepada Allah agar Allah mengampuninya dan mengangkat penyakitnya. Allah Tabaraka wa Ta’ala berfirman,
“Dan (ingatlah kisah) Ayub, ketika dia berdoa kepada Tuhannya, ‘(Ya Tuhanku), sungguh, aku telah ditimpa penyakit, padahal Engkau Tuhan Yang Maha Penyayang dari semua yang penyayang.’” [Al-Anbiyaa’/21:83]

Doa untuk meminta kesembuhan dari sakit telah Allah SWT sampaikan dalam Al-Quran ayat 83. Dan doa ini dibacakan oleh Nabi Ayub, saat beliau diuji oleh Allah SWT dengan penyakit yang tak bisa sembuh bertahun-tahun.

BACA JUGA:  Polisi Lakukan Rekayasa Lalu Lintas di Malam Takbiran di Batam, Melalui Rute Baru

Berikut doa meminta kesembuhan:
“Robbi annii massaniyadh dhurru wa anta arhamar rahimin.”

Dengan kesabaran Nabi Ayyub Alaihissalam dalam menghadapi cobaan dan ujian dari Allah Tabaraka wa Ta’ala, Nabi Ayyub Alaihissalam sembuh dari penyakit, seolah-olah belum pernah sakit sebelumnya, ia mendapatkan nikmat dari Allah. Allah memberikan kembali kekayaan yang dimilikinya dulu, bahkan lebih baik dan lebih banyak. Allah mengganti dengan lahirnya anak-anak sebagai ganti dari anak-anaknya yang sudah meninggal, bahkan jumlah anaknya lebih banyak, lebih baik, dan juga sholeh dan sholehah.

Kesabaran Nabi Ayyub Alaihissalam dengan cobaan dan ujian yang berat yang Allah timpakan kepadanya, agar menjadi contoh bagi manusia tentang kesabaran dalam menghadapi penyakit, hartanya yang habis, menjadi fakir dengan sebab ujian tersebut, dan anak-anaknya semua meninggal dunia, dan lainnya. Nabi Ayub terus berdoa minta tolong kepada Allah bahwa tidak ada yang dapat menghilangkan atau mengangkat penyakit, bala’, wabah, kecuali hanya Allah semata.(jpg)