Batam, Posmetrobatam.co: Mayapada Apollo Batam International Hospital (Mabih) mulai dibangun di Kota Batam di Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Kesehatan, di Sekupang.
Hal ini ditandai dengan penanda tangganan MoU antara BP Batam dan Mabih di lokasi yang dibangun, Rabu (27/8).
CEO Mayapada Healthcare, Jonathan Tahir menyampaikan, bahwa proyek ini ditaksir senilai Rp1 triliun dan akan rampung akhir 2027. Dibangunnya Mabih merupakan jawaban bagi masyarakat Kepri untuk kontribusi konkret dari pihak swasta untuk membantu program pemerintah.
“Tentunya, kami menjawab tantangan Pak Prabowo. Kami dari pihak swasta berkomitmen membantu pemerintah. Dengan kehadiran rumah sakit ini, kami yakin bisa bersaing dengan negara tetangga, mengurangi pasien yang berobat ke luar negeri, serta menciptakan lapangan kerja baru,” ucapnya.
Bebernya, proyek pembangunan Mabih juga akan membawa dampak positif bagi perekonomian. Dengan harapan proses konstruksi dapat dipercepat dengan dukungan semua pihak.
“Ini bukan hanya proyek kesehatan, tapi juga mendorong pertumbuhan ekonomi,” ucapnya.
Senada disampaikan, Rizal Edwin Manansang sebagai Plt. Sekretaris Jenderal Dewan Nasional KEK dan mewakili Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, bahwa KEK Batam memang telah dirancang dengan fokus utama pada industri kesehatan.
Diakuinya, KEK sektor kesehatan di Batam adalah kedua setelah Bali, dengan target menjadi pusat kesehatan di Asia Tenggara.
“Dimana, setiap tahunnya sekitar 2 juta orang Indonesia atau setara Rp200 triliun devisa negara habis untuk berobat ke luar negeri. Dengan adanya RS ini, kita bisa menghemat devisa sekaligus menarik pasien luar negeri,” katanya.
Selain itu, Rizal berpesan agar proses pembangunan senantiasa mematuhi regulasi yang ada, yang mencakup isu lingkungan hidup serta kelengkapan izin.
“Kolaborasi Mayapada dan Apollo bukan hanya bermanfaat untuk pasien dalam negeri, tapi juga pasien luar negeri. Ini langkah nyata investasi yang mendorong perekonomian nasional,” pungkasnya.
Sementara, Kepala BP Batam sekaligus Wali Kota Batam, Amsakar Achmad, menambahkan, peletakan batu utama yakni ikhtiar setelah penetapan KEK tahun 2024. Hal ini sejalan dengan arahan Presiden agar Batam menjadi hub investasi, termasuk di sektor kesehatan.
Amsakar menunjukkan keyakinannya bahwa kehadiran Mabih dapat menekan jumlah warga yang memilih layanan medis di negara lain. Warga cukup berobat di Batam, dan bahkan bisa menarik pasien dari luar negeri untuk datang ke Batam.
“Kehadiran Mayapada dapat menjadikan Batam destinasi wisata kesehatan baru. BP Batam berkomitmen mendukung percepatan pembangunan RS ini,” pungkadnya. (hbb)