Batam, Posmetrobatam.co: PA GMNI (Persatuan Alumni Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia) Batam menggelar diskusi publik, Sabtu (22/3) di La Kopi, Batamcentre. Acara ini bertajuk Ngabuburit Marhaen, dengan tema, “Strategi Ketahanan Pangan di Tengah Efisiensi Anggaran Pemerintah”
Acara dimulai pukul 16.00 WIB dengan dibuka oleh Timbul Dompak, S.E., M.Si. selaku Ketua PA GMNI Kota Batam, dan dihadiri 3 Narasumber diantaranya Gabriel Sianturi selaku Anggota DPRD Kota Batam, dan Timbul Dompak mewakili mewakili Akademisi. Selain itu acara ini juga dihadiri para alumni GMNI, serta kader GMNI Kota Batam.
Dalam diskusi Gabriel memaparkan, landasan ketahanan pangan itu harus ada ketersediaan, keterjangkauan, dan pemanfaatan.
Dengan adanya ketiga landasan ketahanan pangan itu, menurut Gabriel, maka Batam khususnya tidak akan mengalami impor terus menerus khususnya untuk bahan pangan.
”Kalau Batam masih mengandalkan impor, khususnya bahan pangan. Jangan salahkan harganya akan naik terus menerus. Ini yang kami temukan di lapangan,” beber Gabriel.
Diutarakan Gabriel juga, peran data statistik dan pengawasan Disperindag seharusnya bisa menekan para pelaku spekulan, agar tidak semaunya menaikkan harga-harga.
Selain itu, menurut Gabriel, dari regulasi yang ada, tidak memungkinkan lagi di Batam akan ada lahan untuk lokasi pertanian.
”Untuk itu perlu adanya strategi shitfing dengan kerjasama G2G bersama Kota/Kabupaten di Kepri untuk penciptaan lahan pertanian, misalkan pembukaan lahan pertanian di Kabupaten Bintan dan kabupaten lainnya yang masih memiliki lahan yang bisa dimanfaatkan untuk pertanian. Ini salah satu cara untuk landasan ketahanan pangan,” bebernya.
Tak lupa, Gabriel juga mengimbau Dinas Ketahanan Pangan menggerakkan Program Tanaman sayuran di setiap rumah. ”Tujuannya ya untuk dimanfaatkan, menimal tak beli sayur lagi,” ujarnya.
Sementara itu, Timbul Dompak mengatakan, perlunya colaborative governance dalam bidang ketahanan pangan di Kota Batam dimana harus danya pendekatan yang melibatkan kerja sama antara berbagai pihak, termasuk pemerintah, swasta, masyarakat sipil, dan akademisi. ”Tujuannya untuk mencapai tujuan ketahanan pangan yang berkelanjutan dan inklusif,” katanya.
Selain itu Timbul juga mengutarakan pentingnya mengkaji ulang peran dan tupoksi Dinas Ketahanan Pangan agar tidak hanya mengandalkan impor dalam ketersediaan pangan di Kota Batam. ”Kalau hanya impor menjadi tumpang tindih dengan Dinas Perindustrian dan Perdagangan,” katanyanya.
Diskusi yang cukup menarik ini pun ditutup dengan berbuka puasa bersama.(*)