Beri Kebebasan Berinteraksi di Luar Rumah, Anak Bakal Lupa dengan Gadget

205
Nurhidayatul Mar'ah, S.Pd,CHt, Terapis Anak Berkebutuhan Khusus dan Hypno Terapis. Foto:ist

TERAPIS Anak Berkebutuhan Khusus dan Hypno Terapis Kota Tanjungpinang, Nurhidayatul Mar’ah, S.Pd,CHt, menilai, kemajuan teknologi dan gedget saat ini  begitu dahsyatnya menguasai hidup anak-anak. Terutama anak-anak usia sekolah, “Jadi, anak-anak banyak yang kecanduan HP (handphone).” 

Menurut Nur, salah satu penyebab utama anak-anak kecanduan HP, karena mereka jarang diberi kebebasan main di luar oleh orang tuanya.

Mereka (para orang tua-red) ketakutan  berlebihan. Alasannya, kalau main di luar bisa dapat pengaruh buruk dari teman-temannya yang ada di luar. Misalnya dari kata-kata dan perbuatan. Orang tua beranggapan, hal buruk itu mudah ditiru anak-anaknya.

Padahal, dengan berinteraksi di luar, anak-anak bakal lupa dengan gadget. Banyak pendidikan non formal yang  bisa dilakukan anak-anak. Misalnya  sekolah bola, sekolah futsal dan lainnya.

Ketika anak-anak suka bermain di luar, anak bisa berinteraksi dengan teman-temannya. Jadi, saat ketemu dan bermain dengan teman-temannya, maka dia akan lupa dengan ponselnya.

BACA JUGA:  Mengidentifikasi Orang Suka Bernyanyi di Kamar Mandi, Menurut Psikolog Memiliki Ciri-ciri Ini

Sekarang, kalau anak-anak dikurung di dalam rumah, pasti aktifitas utama yang akan dilakukan anak-anak adalah main HP.

“Kalau saya, anak saya, saya bebaskan main di luar. Salah satu contoh sederhana, anak saya sendiri. Farel, bocah laki-laki.  Masih SD kelas 5. Anaknya memang boleh dibilang bocah super aktif,” cerita Nur santai.

Kata Nur, anaknya bukan tak punya HP. Bisa dihitung berapa kali dan berapa lama Farel main ponsel saat di rumah.

Bisa dibilang dia tak betah di rumah. Pulang sekolah, ganti baju olah raga. Pamit mau olah raga lari dan jalan kaki sama teman-teman sebayanya.

Pulang olah raga, yang buat Nur sedikit emosi, saat Farel rutin minta uang buat beli benang atau bahan buat layang-layang.

BACA JUGA:  Ini Keunggulan Pemilik Weton Kamis Pon, Ada Potensi Baik Rezeki hingga Karir

“Berapa kali sih, Farel kamu sehari beli bahan layang-layang. Beli makanan sajalah. Ini asik beli bahan layang-layang,” kata Nur mencontohkan marahnya sama Farel.

Tapi, di sisi lain, Nur bersyukur, Farel anaknya itu lebih memilih main layang-layang ketimbang main HP.

Masih kata Nur, ada sisi positif yang buat Nur bangga. Katanya, Farel, jago buat layang-layang, karena belajar dari YouTube.

“Itulah eksploitasi anak main di luar, banyak memberikan manfaat buat anak. Dia (anak-red) bakal lebih kreatif,” ucap Nur penuh antusias.

“Boleh mengenalkan anak terhadap kemajuan dunia teknologi. Boleh memberi anak gadget. Tapi, anak perlu diarahkan. Jangan terlalu banyak  memberi kesempatan pada anak buat dekat dengan ponselnya. Kebanyakan orang tua saat ini, lebih pilih aman, anak bakal nggak kemana-mana, saat diberi fasilitas HP. Ditambah lagi, dengan akses internet yang juga difasilitasi dengan mudah oleh orang tuanya. Contohnya dengan adanya fasilitas wifi di rumah. Tentu ini akan memberikan kenyamanan tersendiri pada anak, buat mengakses internet. Silakan seperti itu. Tapi, ingatkan anak, dengan berinteraksi dan bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya. Bermain dengan teman-teman sebayanya. Dengan cara ini, akan menyelamatkan anak dari gempuran teknologi dan gadget yang menggurita,” terangnya.

BACA JUGA:  Inilah Daftar Makan-Makan Yang Bisa Menyebabkan Tumbuh Jerawat di Wajah

Jujur, beberapa orang tua, datang ke sekolah tempat Nur mengajar di Unique talent school. Yayasannya, Bening Talenta Gemilang, dengan keluhan anaknya kecanduan gadget.

“Jadi, satu-satunya jalan, anak harus  diberi kebebasan main di luar. Itulah salah satu cara buat menjauhkan anak dari gedget,” pungkasnya.(baiq desi)