Batam, Posmetrobatam.co: Seleksi Penerimaan Murid Baru (SPMB) untuk jenjang SMA dan SMK sederajat di Provinsi Kepulauan Riau (Kepri) resmi dibuka, Rabu (11/6), untuk tahun ajaran 2025/2026.
Pendaftaran berlangsung selama empat hari, dari tanggal 11 hingga 14 Juni 2025, dan sudah menarik perhatian ribuan calon siswa.
Kepala Dinas Pendidikan Provinsi Kepri, Andi Agung, langsung meninjau pelaksanaan hari pertama di sejumlah sekolah di Kota Batam, di antaranya SMKN 1, SMKN 7, SMAN 3, SMAN 15, SMAN 26, dan SMKN 7.
“Hari pertama ini saya keliling ke beberapa sekolah. Secara real time, kami memantau pendaftaran online. Alhamdulillah, hari ini jumlah pendaftar ke SMK justru lebih tinggi dibanding SMA,” ujar Andi.
Andi mencatat bahwa hingga hari pertama, sudah ada lebih dari 10 ribu pendaftar secara online, untuk sekitar 6.500 kursi untuk SMK dan 5.400 untuk SMA. Angka ini menunjukkan meningkatnya minat siswa terhadap pendidikan kejuruan.
“Ini pertanda bahwa SMK semakin diminati anak-anak kita. Kita berharap, ini jadi cermin arah pembangunan pendidikan vokasi di Batam yang semakin kuat,” tambahnya.
Namun, menurut Andi, tantangan masih ada, khususnya terkait daya tampung sekolah negeri. Dari sekitar 20 ribu lulusan SMP dan MTs di Batam, hanya sekitar 17.800 yang bisa ditampung sekolah negeri. Sisanya, sekitar 2.900 siswa diproyeksikan melanjutkan ke sekolah swasta.
“Kalau sudah masuk ke swasta, kita anggap sudah clear. Tapi ini juga jadi catatan bahwa daya tampung harus terus ditingkatkan,” sebutya.
Untuk menjawab kebutuhan tersebut, Dinas Pendidikan Kepri tahun ini menambah sekitar 30 ruang kelas baru (RKB), dengan harapan bisa menambah kapasitas rombongan belajar (rombel).
Terkait jumlah siswa per kelas, Andi menegaskan bahwa pihaknya mengikuti aturan dari pemerintah pusat. Untuk SMA, maksimal rombel yang diizinkan adalah 12 kelas per sekolah, sedangkan untuk SMK bisa mencapai 72 kelas tergantung jurusan.
“Setiap kelas maksimal 50 siswa, sesuai aturan. Kami sesuaikan dengan data Dapodik (Data Pokok Pendidikan) yang dikunci oleh pusat. Kami maksimalkan agar tidak terjadi masalah di kemudian hari,” jelasnya.
Meski sekolah negeri kini digratiskan, Andi menyebut faktor itu bukan satu-satunya alasan meningkatnya minat masyarakat.
“Bukan soal gratis atau tidak. Sekolah negeri tetap menjadi pilihan utama karena kualitasnya yang terus meningkat. Ini buah dari kerja keras bersama membangun mutu pendidikan,” pungkasnya.(hbb)