Bunda Wajib Sat-set, Kenali Penyebab dan Gejala Gangguan Pendengaran pada Anak

60
Ilustrasi: Gangguan pendengaran. (SoundRelief).

Gangguan pendengaran merupakan kondisi di mana terjadi gangguan dalam proses pendengaran normal. Hal ini mengacu pada segala jenis gangguan yang memengaruhi kemampuan seseorang untuk mendengar dengan jelas atau bahkan tidak dapat mendengar sama sekali.

Pendengaran normal terjadi ketika gelombang suara ditangkap oleh telinga luar, kemudian melalui telinga tengah, dan akhirnya mencapai telinga dalam. Di dalam telinga dalam, struktur koklea berperan dalam mengubah rangsang suara menjadi sinyal yang dapat diteruskan melalui saraf pendengaran ke pusat pendengaran di otak.

Gangguan pendengaran dapat disebabkan oleh berbagai faktor, termasuk kelainan pada telinga luar, telinga tengah, atau telinga dalam, serta kerusakan pada saraf pendengaran. Dilansir dari laman Kementerian Kesehatan (Kemenkes), ada beberapa penyebab gangguan pendengaran yang mungkin terjadi.

Pertama, sensorineural, terjadi akibat gangguan sensori atau saraf pada telinga bagian dalam. Hal ini dapat dipicu paparan suara keras, proses penuaan, obat-obatan yang merusak telinga (ototoksik), penyakit tertentu (misalnya meningitis), faktor genetik, trauma kepala, dan kelainan struktur pada telinga dalam.

BACA JUGA:  Ini Daftar Buah yang Terbukti Bisa Turunkan Berat Badan

Kedua konduktif, terjadi karena adanya suatu hambatan yang mengganggu penghantaran suara (konduksi) dari telinga luar melalui telinga tengah hingga sampai telinga dalam. Kondisi ini dapat dipicu oleh penumpukan kotoran telinga, infeksi telinga, kerusakan gendang telinga, adanya benda asing dalam telinga, kelainan bentuk telinga, trauma pada telinga, dan sebab lainnya.

Ketiga adalah campuran, disebabkan oleh campuran antara gangguan sensorineural dan konduktif. Parahnya, belakangan ini, gangguan pendengaran juga banyak menimpa anak-anak.

Di Indonesia, sendiri, berdasarkan data Riskesdas tahun 2013 mencatat kasus pendengaran pada anak usia 5 tahun ke atas cukup banyak. Prevalensinya sekitar 2,6 persen yang artinya dari setiap 100 anak, ada 2 sampai 3 anak yang mengalami gangguan pendengaran.

Makanya, perlunya memberikan pemahaman kepada masyarakat untuk pencegahan dan penanganan dini yang efektif pada gangguan pendengaran menjadi penting. Selain itu, perlindungan pendengaran sangat penting untuk mencegah terjadinya gangguan sejak dini.

Gejala gangguan pendengaran dapat timbul pada salah satu atau kedua telinga. Tingkat keparahannya pun bervariasi dari ringan hingga berat. Gejala yang dapat dialami pertama yakni kesulitan mendengar pembicaraan orang lain secara jelas, atau kesalahan mendengar.

BACA JUGA:  Dicap Artis Tanpa Prestasi Cuma Modal Body dan Goyang, Wika Salim Nangis

Hal ini terutama dapat dialami pada situasi ramai. Kemudian, sering meminta orang mengulang pembicaraan dan mendengarkan musik atau TV lebih keras dari orang biasa juga bisa menjadi salah satu gejala gangguan pendengaran yang wajib diwaspadai para orang tua yang belakangan makin akrab dengan gadget mereka.

Kemudian, gejala gangguan pendengaran bisa dilihat dari kesulitan mendengarkan saat menggunakan HP atau telepon. Terakhir, kesulitan mendengar jika orang berbicara tidak berhadapan (misalnya dari belakang Anda) juga bisa menjadi sinyal seseorang mengalami gangguan pendengaran.

Terkait dengan gangguan pendengaran, Kasoem Hearing Center kini membuka cabang di Palembang, Sumatera Selatan. Deputy CEO Kasoem Group Platinia Kasoem menuturkan pembukaan cabang ke-28 Kasoem Hearing Center di Palembang bukan tanpa alasan.

Jika merujuk data Riskesdas Kementerian Kesehatan pada 2013, kasus gangguan pendengaran penduduk di atas 5 tahun sebanyak 2,6 dari seluruh wilayah di Indonesia. “Jika membicarakan seluruh wilayah, tentu Kota-kota lain, termasuk Pelembang ada di dalamnya. Maka dari itu, sebagai hearing center yang berpengalaman lebih dari 30 tahun, Kasoem Hearing Center menyediakan fasilitas pemeriksaan untuk memenuhi kebutuhan pendengaran di kota terbesar dan terpadat kedua di Sumatera Selatan tersebut,” ujar Platinia.

BACA JUGA:  Johor Specialist Hospital by KPJ Edukasi Kesehatan Paru-Paru dan Kenalkan Teknologi PET/CT-Scan

Fasilitas pemeriksaan yang tersedia di Kasoem Hearing Center Palembang sama dengan cabang lain. Mereka akan mendapatkan tes pendengaran lengkap seperti audiometri dan tympanometri. Pemeriksaan tersebut berlaku bagi semua usia, dari bayi hingga orang tua lanjut usia lansia.

Ketua Perhati-KL Sumatera Selatan, Bangka Belitung dr. Dwi Prawitasari Radhiatni, Sp.T.H.T.B.K.L yang hadir ketika grand opening mengapresiasi hadirnya Kasoem Hearing Center di Palembang. Karena, semua pihak perlu membantu memberikan edukasi sekaligus fasilitas pemeriksaan pendengaran bagi masyarakat.

“Semakin banyak pihak yang terlibat dari mencegah hingga mengatasi gangguan pendengaran, maka risiko dampak yang tak tertangani semakin minim,” ucapnya. (jpg)