
Lailatur Qadar adalah malam penuh kemuliaan di bulan Ramadhan yang dinantikan umat Islam. Malam Lailatul Qadar bahkan disebut sebagai malam yang lebih baik dari seribu bulan.
Keistimewaan malam Lailatul Qadar yaitu karena Al-Qur’an diturunkan ke langit dunia dalam jumlah dan bentuk yang utuh. Dikutip dari YouTube Najwa Shihab, Pendiri Pusat Studi Al Qur’an (PSQ) Profesor Muhammad Quraish Shihab mengatakan, lailatul artinya malam dan qadar mempunyai tiga arti.
“Yang pertama mulia, jadi disebut malam mulia. Kedua yaitu qadar yang berarti ketentuan. Malam di mana Allah SWT menetapkan perjalanan hidup seseorang selanjutnya,” tuturnya.
Kemudian, arti ketiga yaitu sempit. Ia menyebut, Lailatul Qadar adalah malam yang sempit, karena ketika itu malaikat silih berganti turun ke bumi. Sehingga bumi bagaikan sangat sempit dengan kehadiran malaikat.
“Disebut malam seribu bulan karena Allah SWT menyatakan bahwa malam itu lebih baik daripada seribu bulan dalam firman-Nya qadli khoirun min alfi syahr,” ucap Quraish Shihab.
Sebenarnya pembahasan Lailatul Qadar ini hampir dikatakan sangat sulit. Namun, kita dapat mengetahui kehebatan malam mulia ini dari apa yang disampaikan Rasulullah SAW, baik melalui Al-Qur’an maupun sunnah.
Perlu diketahui, saat malaikat silih berganti turun ke bumi, pasti membawa kebaikan-kebaikan. Artinya terus mendorong orang untuk melakukan kebaikan.
Dia menyebut, orang yang berjumpa dengan Lailatul Qadar maka, ia selalu terdorong untuk melakukan kebaikan (karena malaikat bersama dia).
Selain itu, dalam salaamun hiya hatta mathla’il fajr, ada salam yang berarti damai dirasakan sampai terbit fajar.
“Bisa berarti sampai terbitnya fajar malam itu, keesokan harinya, bisa juga sampai terbitnya fajar kehidupan manusia di akhirat nanti (sampai seumur hidupnya),” ungkap dia.
Lantas, seperti apakah tanda seseorang yang merasa bertemu dengan Lailatul Qadar? Ia menyebut, tanda pertama yaitu kebaikan orang tersebut bertambah. Kedua, orang yang mendapatkan Lailatul Qadar akan selalu mencari kedamaian.
“Damai dengan diri atau tidak menggerutu, damai dengan orang lain, tumbuhan, dan binatang. Sehingga, kehidupan kedamaian itu dibawanya sampai hari kemudian dan ia akan masuk di negeri yang dinamai darussaalam (negeri penuh kedamaian),” pungkasnya. (jpg)