BATAM, POSMETROBATAM: Anggota Dewan Perwakilan Daerah Rakyat (DPRD) Kota Batam, Udin P Sihaloho mengaku sangat miris dengan kejadian kebakaran di lantai 3 DPRD Batam.

Kejadian yang sama kata Udin, pernah terjadi di ruang fraksi Hanura tahun 2022 lalu dengan dugaan kosleting listrik.

“Sangat miris ya, gedung semewah ini bisa mengalami kebakaran. Kejadian semalam ini bukan kejadian pertama malah. Sebelumnya sudah pernah. Kalau tak salah saya, di ruang fraksi Hanura karena kosleting listrik juga, itu dugaan. Demikian hal ini ada kosleting listrik juga,” jelasnya, Selasa (15/8/2023).

Ia menilai, pemeliharaan atau perawatan harus menjadi antensi penting terutama instalasi listrik. Karena, menurutnya banyak instalasi yang ada masih menggunakan yang lama dan perawatannya kurang.

BACA JUGA:  Safari Ramadan Terakhir, Kepala BP Batam Ajak Masyarakat Jaga Semangat Membangun

“Sehingga hal-hal begini di luar nalar kita, bisa terjadi ini pun untung saja posisinya dalan kondisi hujan. Kalau sempat itu di musim kemarau, kita tak tahu lagi apa yang terjadi,” beber dia.

Ia menyebutkan, Badan Anggaran (Banggar) sebisa mungkin melakukan minimalis bahan-bahan yang menyebabkan kebakaran. Udin mengakui, bahwa di Gedung DPRD Kota Batam lebih dari 5 hingga 7 ton kertas tak terpakai, ini di luar dari berkas untuk kelengkapan data yang diperlukan untuk pemeriksaan di BPK atau apa pun itu.

“Misalnya, semalan itu petugas kita dari Damkar itu kurang singap atau lambat datangnya coba kita mau bilang apa. Jadi saya harapan ini suatu pelajaran kepada Sekretariat Dewan (Setwan), agar dapat melakukan, yang namanya pemeliharaan itu,” tegas politisi PDI-Perjuangan.

BACA JUGA:  Gelar Demo, Buruh Batam Tuntut Kenaikan UMK 30 Persen Tahun 2025

Udin juga memastikan anggaran perawatan atau pemiliharaan untuk Gedung DPRD Batam, ada setiap tahun. Namun, disesuaikan dengan kemampuan anggaran yang ada.

“Saya pastikan ada (anggaran), masa untuk rumah kita sendiri, tidak ada anggaran perawatan. Jadi kita tetap melakukan itu, sesuai kemampuan keuangan kita. Kita juga tak mau memaksakan harus besar, kalau sedikit kita lakukan,” terang Udi .

Sementara, Sekertaris Dewan DPRD Kota Batam Aspawi menduga, kebakaran terjadi akibat Konsleting listrik. Sehingga ruang arsip sekaligus pintu darurat ludes terbakar.

“Tidak ada berkas penting yang terbakar itu arsip lama. Hanya kertas-kertas yang terbakar,” kata Aspawi.

Ia mengatakan, insiden kebakaran ini menjadi pelajaran penting, sebab kejadian ini bukan yang pertama kali yang terjadi. Tahun 2022 lalu insiden kebakaran juga terjadi di ruang fraksi partai Hanura. Penyebabnya juga Konsleting listrik. Pihaknya akan melakukan evaluasi dan pemeliharaan gedung DPRD Batam, termasuk perbaikan instalasi.

BACA JUGA:  Beras Cadangan Pangan Pemerintah Tahap ke-2 Kembali Disalurkan

“Ke depan kita usulkan untuk mengganti Instalasi listrik, itu aja,” kata dia.

Mengenai alat pemadam kebakaran di DPRD Batam yang tak berfungsi. Pihaknya tidak menepis hal itu. Ia mengakui, alat pemadam kebakaran di DPRD Batam banyak yang tak berfungsi.

“Sebagian ada yang hidup sebagian ada yang mati atau tidak berfungsi,” pungkas Aspawi. (hbb)