Selamat, tiga Film Indonesia Raih Penghargaan BIFAN 2024

138
Tiga proyek film horor Indonesia berhasil meraih penghargaan dalam NAFF Project Market dan Goedam Pitching, yang merupakan rangkaian dari BIFAN 2024. (IST)

Dunia perfilman Indonesia kembali menorehkan nama di kancah internasional. Tiga proyek film horor Indonesia berhasil meraih penghargaan dalam NAFF Project Market dan Goedam Pitching, yang merupakan rangkaian dari Bucheon International Fantastic Film Festival (BIFAN) 2024.

Ketiga film tersebut antara lain Dancing Gale, Virgin Bash, dan The Heirlooms. Dua film horor Dancing Gale dan Virgin Bash mendapatkan penghargaan di NAFF Project Market. Sedangkan proyek film The Heirlooms meraih Bucheon Awards di Goedam Pitching. Pengumuman pemenang berlangsung pada Selasa, 9 Juli 2024, di 1F Convention Hall, Webtoon Convergence Center Bucheon, Korea Selatan.

Diungkapkan para juri yang terdiri dari Yulia Evina Bhara, Mike Macari, dan Yohwan Kim, aspek penilaian memiliki kombinasi aspek presentasi proyek yang jelas dan pitching yang baik, kreativitas cerita, dan kesiapan untuk segera memasuki proses produksi.

Advertisement
Diketahui, Dancing Gale mendapatkan DHL Award dan hadiah sebesar 5 juta Won atau sekitar Rp 58,8 juta. Proyek ini disutradarai oleh Sammaria Simanjuntak dan diproduseri oleh Lies Nanci Supangkat dari rumah produksi Pomp Films.

BACA JUGA:  Tiga Lokasi Photobox Bareng Idol K-pop Ini Jadi Incarangan Fans di Jakarata

Film Dancing Gale mengangkat tema budaya Batak melalui kisah boneka Sigale-gale dari Tanah Toba. Sammaria Simanjuntak menyampaikan bahwa dukungan luar biasa dari Direktorat Perfilman Musik dan Media (PMM) Kemendikbudristek dan seluruh delegasi Indonesia sangat berperan dalam kesuksesan mereka.

Sementara itu, proyek film Virgin Bash mendapatkan Mocha Chai Laboratories Post Production Award dengan hadiah fasilitasi pasca-produksi senilai USD35 ribu atau sekitar Rp 569 juta. Film ini disutradarai oleh Randolph Zaini dan diproduseri oleh Susanti Dewi dari rumah produksi IDN Pictures.

Direktorat Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Republik Indonesia Perjalanan Virgin Bas’ hingga mencapai titik ini penuh dengan tantangan dan kerja keras. Mulai dari pengembangan konsep, penulisan naskah hingga proses pitching yang intens, semuanya memerlukan dedikasi dan kolaborasi yang luar biasa dari seluruh tim.

BACA JUGA:  Akhirnya Anisa Rahma Bisa Hamil Normal

“Ke depan, kami berharap dapat menemukan calon-calon kolaborator lainnya seperti investor internasional dan ko-produser, untuk dapat menjadikan ‘Virgin Bash’ menjadi karya film yang dinikmati bukan saja oleh penonton Indonesia, namun juga penonton global. Kami sangat antusias untuk melihat perjalanan cerita ini ke depannya,” kata produser Virgin Bash, Susanti Dewi.

Terakhir, proyek film The Heirlooms dari sutradara Devina Sofiyanti meraih Bucheon Awards dalam forum Goedam Pitching. Devina Sofiyanti menyampaikan bahwa dukungan Kemendikbudristek melalui Direktorat Perfilman Musik dan Media (PMM) Direktorat Jenderal Kebudayaan sejak awal proses keberangkatan ke Bucheon sangat berarti, termasuk partisipasi dalam Goedam Residency yang merupakan inisiasi dari Jakarta Film Week (JFW), Kemendikbudristek, dan BIFAN. Dengan dukungan yang berkelanjutan, sineas Indonesia semakin mampu memperkaya dunia perfilman dengan karya-karya berkualitas yang diakui di panggung internasional.

BACA JUGA:  Jennie, Jisoo, Rosé, dan Lisa Terlihat Kompak Bersama, di Ulang Tahun Debut BLACKPINK

Kemendikbudristek melalui Direktorat Perfilman Musik dan Media (PMM) Direktorat Jenderal Kebudayaan turut memfasilitasi para delegasi Indonesia yang berangkat ke BIFAN 2024. Fasilitasi yang diberikan di antaranya melalui pemberian travel grant, menjadi sponsor dalam agenda “Project Spotlight Indonesia Pitching & Luncheon” bagi proyek-proyek film Indonesia yang melakukan pitching di project market, merancang kerja sama program dengan BIFAN untuk memfasilitasi sineas Indonesia mengikuti residensi dan lokakarya, serta memberikan dukungan pendanaan bagi peserta asal Indonesia selama program tersebut.

Dana dukungan yang diberikan berasal dari skema pendanaan Dana Indonesiana. Dana Indonesiana adalah kegiatan pendukungan berupa fasilitasi dana hibah yang diberikan kepada suatu kelompok kebudayaan atau perseorangan. (jpg)