Wisata Kuliner dan Pertokoan di Tanjungpinang
Kawasan Bintan Center yang dikenal dengan sebutan Batu Sepuluh ini, perlahan sejumlah pusat perbelanjaan, seperti swalayan, mini market, terus menampakkan geliatnya membuat [erekonomian Tanjungpinang makin tumbh. .
Ada sekitar lima swalayan di kawasan ini. Seperti Grand Mart, Swalayan Zoom, Pinang Lestari, Swalayan Pinang Kencana, Swalayan Sumber Rejeki.
Tak hanya itu, sejumlah usaha franchise, pertokoan pusat fashion dan ponsel, perbankan, pedagang kaki lima pinggir jalan, juga mulai bermunculan.
Di kawasan ini juga ada pasar tradisional, yang beroperasi sejak pukul 03.00 wib dini hari, hingga pukul 13.00 wib.
Ada Taman Batu Sepuluh, yang sengaja dibangun pemerintah setempat, untuk fasilitas bersantai masyarakat.
Tak jauh dari kawasan ini juga, ada pusat tongkrongan yang jadi tempat favorit masyarakat Tanjungpinang bersama keluarga. Di mana lagi, kalau bukan di Kedai Kopi Batu 10.
Bukan hanya warga Tanjungpinang, yang suka nongkrong di kedai kopi terbesar di Tanjungpinang ini. Sejumlah pejabat pusat, yang kerap melakukan kunjungan kerja ke Kepri, tak pernah melewatkan kesempatan untuk menikmati menu-menu favorit di sini.
Minuman khas yang tersedia disini, minuman air dohot. Konon, minuman khas Melayu ini, dulunya menurut legenda, adalah minuman para raja, dan pembesar kerajaan di Pulau Penyengat.
Beberapa pegawai kantoran juga kerap menghabiskan jam makan siangnya di kedai ini. Letaknya yang strategis, dengan suguhan menu-menu yang lezat dan super super, membuat kedai kopi batu 10 ini selalu didatangi pengunjung.
Di sisi lain, sebenarnya tak hanya Kedai Kopi Batu 10 yang jadi pusat tongkrongan. Masih ada kedai kopi lainnya, yang juga jadi salah satu pilihan untuk nongkrong warga Tanjungpinang. Apalagi, Tanjungpinang juga dikenal dengan seribu kedai kopi.
Boleh dibilang, setahun belakangan ini, pusat keramaian di Tanjungpinang, berfokus di kawasan Bintan Center.
Datang dan buktikan sendiri, bagaimana suasana di kawasan Bintan Center ini. Hingar bingarnya, boleh dibilang seperti kota metropolitan ibukota Jakarta.
Aktiftas di kawasan mulai longgar, di saat waktu menunjukkan pukul 22.00 wib. Seolah-olah, ada kata sepakat diantara para pelaku bisnis di kawasan ini, bahwa jam 22.00 wib, close aktifitas.
Hanya ada beberapa pedagang kaki lima pinggir jalan, yang masih memilih bertahan membuka lapaknya, hingga dini hari. Semua itu, mereka lakukan, demi mendapat cuan.
Kondisi ini berbeda, ketika tahun 2015-an. Bintan Center nyaris seperti kota mati, yang minim aktifitas bisnis.
Seperti yang diungkapkan salah satu pengusaha buah di kawasan Bintan Center.
“Bintan Center sekarang, dengan yang dulu, jauh berbeda. Dulu, saya jualan sehari semalam, mau dapat uang Rp50.000 saja, susah setengah mati. Tapi, kalau sekarang, Bintan Center ramai. Setiap Minggu, ada saja orang yang dari luar Tanjungpinang, datang ke kawasan Bintan Center. Mereka cari buah-buahan. Intinya, alhamdulilah, sekarang Bintan Center ini ramai, bukan kayak kuburan lagi, yang sepi. Bintan Center sekarang, lebih hidup.” ungkap Wardi, dengan wajah sumringah.
Dia sendiri, mengaku sudah lima tahunan, mencoba peruntungan jual buah di kawasan Bintan Center. Jujur, Wardi sangat berharap pemerintah memberikan perhatian khusus untuk kawasan Bintan Center.
Kini layaklah jika, Bintan Center masuk dalam daftar destinasi dan dayatarik wisata Kepri.
Berdasarkan SK Gubernur, kawasan Bintan Center merupakan salah satu daya tarik kawasan pariwisata yang ada di Kota Tanjungpinang.
Menurut sebagian warga Tanjungpinang, tak ada yang “wah” di kawasan ini. Tapi, sejak satu tahun belakangan, kawasan Bintan Center ini, menjadi pusat perhatian para wisatawan lokal dan mancanegara.
Pemerintah provinsi Kepri, melalui Dinas Pariwisata Kepri, terus berupaya melakukan segala cara untuk meningkatkan jumlah kunjungan wisatawan di Kepri.
Salah satunya, dengan menetapkan sejumlah destinasi pariwisata yang ada di 7 kabupaten/ kota di Provinsi Kepri.
Kawasan Bintan Center yang berada di Kecamatan Tanjungpinang Timur ini, termasuk dalam penetapan SK Gubernur, yang menjadi salah satu daya tarik kunjungan wisata di Kepri.
Hal ini disampaikan Kepala Dinas Pariwisata Kepri, Guntur Sakti Kepala Bidang Pengembangan Pemasaran pada Dinas Pariwisata Kepri, Afitri Susanti, kepada Posmetro.
“Kita tetap fokus dan berusaha semaksimal mungkin membenahi segala fasilitas yang ada, demi meningkatkan jumlah kunjungan wisata ke Kepri, baik itu wisatawan domestik, dan wisatawan mancanegara.” ujarnya.
Menurut, Gubernur Kepri Ansar Ahmad, kata Afitri, Kepri memiliki strategi untuk Kepri konsentrasi luxurius tourism. Menampilkan daya tarik wisata untuk kelas menengah ke atas agar lebih banyak mendatangkan keuntungan buat Kepri.(aiq)