Ahli Gizi Universitas Negeri Surabaya (Unesa) berikan rekomendasi sayuran yang baik untuk melakukan diet secara sehat.

Sebelum menyampaikan sayuran yang baik untuk diet, pakar Gizi Unesa Surabaya ini menyampaikan tentang mekanisme diet yang baik.

Menurut Guru Besar Gizi Unesa Surabaya ini, diet dapat dilakukan dengan mengurangi konsumsi energi yang tidak diperoleh dari sayuran.

“Ketika kita mengurangi asupan (untuk diet), pasti yang pertama dikurangi itu adalah energi. Energi itu diperoleh dari karbohidrat, protein dan lemak,” jelas Rita Ismawati yang dikutip dari YouTube Kece Media by Unesa pada Selasa (16/4).

Namun, dalam penurunan berat badan juga harus memerhatikan koridor kesehatan agar tidak terjadi sesuatu yang tak diinginkan pada diri kita.

“Kalau kemudian ini dikurangi, maka pasti nanti akan mengalami penurunan berat badan. Tetapi, penurunan ini juga harus dipertimbangkan, tetap harus dalam batas-batas yang bisa diterapkan atau sehat untuk tubuh kita,” lanjutnya.

BACA JUGA:  Selalu Rendah Hati Meski Harta Berjibun, Potensi Ini Dimiliki Para Weton Ini

Berikut berbagai manfaat sayur yang bisa dimanfaatkan untuk diet:

Fungsi sayur untuk diet
Sayuran dapat membantu dalam proses penurunan berat badan. Salah satunya yakni mengikat lemak yang dapat memperlancar pembuangan air besar.

“Sayuran itu adalah salah satu sumber serat. Kita membutuhkan sayuran untuk mengikat lemak yang masuk di dalam tubuh kita yang harapannya itu kemudian bisa memperlancar saat buang air besar,” tutur dosen kelahiran Lamongan tersebut.

Menurutnya, konsumsi sayur dalam diet adalah hal yang baik jika mengetahui aturannya. Bahkan menjadi berbahaya ketika tidak mengkonsumsi sayuran dalam waktu lama.

“Kalau tidak mengkonsumsi sayuran, maka dalam batas waktu yang lama, itu akan berdampak pada kesulitan buang air besar,” terangnya.

Beberapa sayur untuk diet
Menurut pakar Gizi tersebut, sayuran yang baik untuk dikonsumsi dalam penurunan berat badan cukup beragam. Salah satunya yakni brokoli.

“Sebetulnya banyak sayuran yang bagus untuk mereka yang sedang melakukan diet untuk penurunan berat badan, diantaranya itu adalah brokoli,” ungkapnya.

BACA JUGA:  Delapan Mitos Yang Tak Perlu Diyakini Dalam Hidup Kita, Simak!

Brokoli menjadi sayuran yang baik untuk diet. “Brokoli ini sayuran yang energinya rendah tetapi seratnya tinggi dan kaya akan antioksidan,” lanjutnya.

Selain brokoli, ia juga menyebutkan sayuran lain seperti selada dan terong yang juga cocok untuk mereka yang sedang menurunkan berat badan.

Secara mendasar ia menjelaskan bahwa sayuran yang baik untuk penurunan berat badan adalah sayuran yang energinya rendah, seratnya tinggi dan yang tak kalah penting mengandung antioksidan.

“Prinsip bahwa sayuran yang bagus untuk program diet adalah sayuran yang energi rendah tapi seratnya tinggi dan mengandung antioksidan,” tegasnya.

Hindari jagung manis
Banyak yang salah kaprah tentang jagung manis yang dianggap sebagai alternatif makanan untuk menurunkan berat badan.

Padahal, jagung manis kurang cocok dalam menurunkan berat badan. Pasalnya, jagung manis memiliki energi yang tinggi dan juga indeks glikemiknya tinggi.

BACA JUGA:  Yuk Ketahui Hari Baik dan Hari Sial Weton Jumat Legi, untuk Meraih Keberuntungan

“Yang tidak dianjurkan atau tidak baik untuk mereka yang sedang menjalani program diet diantaranya adalah jagung manis. Kenapa? Jagung manis itu tinggi energi dan indeks glikemiknya itu juga tinggi,” ungkap alumni S3 Ilmu Kedokteran UNAIR tersebut.

Sebagai informasi, indeks glikemik sendiri merupakan angka yang menampilkan potensi peningkatan gula darah dari karbohidrat yang berada pada suatu makanan.

Banyak orang untuk menghindari nasi kemudian mengkonsumsi jagung manis. Padahal, jagung manis indeks glikemiknya tinggi. Oleh karenanya, kurang bagus untuk diet.

Kentang atau nasi jagung sebagai solusi
Untuk pengganti jagung manis sebagai karbohidrat bagi mereka yang melaksanakan diet adalah dapat mengkonsumsi kentang atau nasi jagung.

“Kalau mau yang lebih bagus lagi adalah kentang, indeks glikemiknya rendah. Atau nasi jagung, indeks glikemiknya rendah,” pungkas penulis buku Menu untuk Anak Autis tersebut. (jpg)