Bulan suci Ramadhan telah tiba, menandai bulan puasa dan hari raya bagi umat Islam di seluruh dunia sekaligus memperingati turunnya Al-Quran kepada Nabi Muhammad SAW.
Bulan Ramadhan merupakan bulan kesembilan dalam kalender Hijriah, berada di antara bulan Sya’ban dan Syawwal. Ramadhan berlanjut selama 29 atau 30 hari, tergantung pada penampakan hilal.
Adapun untuk wilayah Indonesia, berdasarkan pemantauan hilal, pemerintah menetapkan 1 Ramadhan 1445 H jatuh pada Selasa (12/3) dan diperkirakan berakhir pada 10 atau 11 April 2024.
Selama bulan Ramadhan, umat Islam makan saat sahur, dan ketika azan Subuh berkumandang menjadi tanda untuk menahan makanan, minuman, merokok dan kebutuhan fisik lainnya hingga matahari terbenam atau azan Magrib.
Kemudian, umat Islam disunnahkan buka puasa dengan mengonsumsi air putih dan kurma. Lalu, dilakukan salat Magrib dan melanjutkan konsumsi makanan berat yang nikmat dan menyehatkan.
Puasa selama Ramadhan memiliki segudang manfaat mulai dari kesehatan pencernaan, pencegahan gangguan metabolisme, hingga detoksifikasi tubuh. Puasa intermiten bantu mengontrol tekanan darah dan kadar kolesterol.
Namun, jika Anda pengidap diabetes, penting untuk mengikuti aturan diet dan tips gaya hidup tertentu yang dapat membantu Anda berpuasa tanpa risiko komplikasi.
Mengonsumsi makanan secukupnya, menghidrasi tubuh dengan baik, dan tidur cukup bantu mengatur kadar gula darah selama Ramadhan.
“Sahur dan berbuka puasa di bulan Ramadhan menimbulkan tantangan bagi pengidap diabetes karena potensi makan berlebihan, konsumsi makanan dengan indeks glikemik tinggi, dan pola makan tidak teratur. Namun, dengan perencanaan matang dan tidak berlebihan, Anda bisa menikmati buka puasa yang sehat dan seimbang sambil mengelola diabetes,” kata ahli gizi Abhilasha V, dikutip Hindustantimes, Rabu (13/3).
Tips untuk pengidap diabetes selama Ramadhan
Saat berbuka puasa, Anda harus memperhatikan ukuran porsi untuk menghindari makan berlebihan.
Makanan seimbang seperti karbohidrat, protein, dan lemak sehat harus disertakan dalam menu buka puasa guna mencegah lonjakan gula darah dan memberikan energi berkelanjutan sepanjang malam.
Pilih karbohidrat kompleks dengan indeks glikemik rendah seperti biji-bijian (beras merah, quinoa, barley), kacang-kacangan (lentil, buncis), dan sayuran.
Gabungkan sumber protein tanpa lemak seperti ayam panggang, ikan, tahu, atau kacang-kacangan ke dalam makanan Anda.
Protein membuat kenyang dan menstabilkan kadar gula darah. Tetap terhidrasi dengan minum banyak air putih antara buka puasa dan sahur.
Jika Anda merasakan tanda-tanda seperti pusing, pandangan kabur, atau detak jantung tidak teratur, sebaiknya segera berbuka puasa dan konsultasikan ke dokter. Tetap aktif di siang hari dan istirahat cukup di malam hari untuk menjaga kesehatan.(jpg)