Krista Exhibitions resmi membuka pameran berskala Internasional ke- 22 dalam bidang teknologi pengolahan dan pengemasan makanan, ALLPack Indonesia 2023. Serta pameran industri percetakan ALLPrint Indonesia 2023 pada Hari Rabu tanggal 11 Oktober hingga 14 Oktober 2023 di Jakarta International Expo Kemayoran,Jakarta Pusat.
Chief Executive Officer Krista Exhibitions, Daud D Salim menyampaikan bahwa Pameran Internasional AllPack Indonesia dan AllPrint Indonesia 2023 pada tahun ini mengalami kenaikan angka peserta pameran sekitar 30% dari tahun sebelumnya. Ini pertanda Indonesia negara besar, yang menjadi suatu tempat untuk banyak negara berbisnis dan bermitra,” ujar Daud D Salim saat pembukaan pameran di Hall D, JIExpo Kemayoran Rabu (11/10/2023).
Dimana kedua pameran tersebut menghubungkan lebih dari 1100 perusahaan, 200 perusahaan diantaranya adalah UMKM. Adapun peserta pameran tahun ini berasal dari 19 negara seperti Singapura, Malaysia, Jepang, Vietnam, Korea Selatan, India, Jerman, Perancis, Italia, Tiongkok, Austria, India, Indonesia, Taiwan, Thailand, Inggris, Australia, Canada dan USA.
“Pameran ini sangat penting untuk industri pangan, makanan, minuman, kosmetika dan aneka industri lainnya. Semoga pameran ini dapat berjalan sukses dan lancar selama tiga hari mulai pukul 10.00 WIB hingga pukul 19.00 WIB,” harapnya.
“Kami ucapkan syukur untuk semua yang telah mendukung dari Kemenperin, Kemendag, dan Asosiasi. Sukses buat pameran hari ini sampai Sabtu, selanat berpameran. Selain pameran, ada seminar dan workshop juga,”ungkapnya.
Sementara itu, Direktur Industri Hasil Hutan & Perkebunan Ditjen Agro Kementerian Perindustrian (Kemenperin), Meriyanti Punguan mengapresiasi pihak penyelenggara karena telah menyelenggarakan pameran tersebut.
“Apresiasi yang setinggi-tingginya pada Krista Exhibitons sebagai penyelenggara ALLPack dan AllPrint Indonesia 2023 dimana momentum penyelenggaraan acara ini sangat tepat menambah akselerasi pemulihan ekonomi Indonesia pasca pandemi,”katanya.
Dia menyebut pameran ini juga akan memberikan peluang kepada para pelaku industri pengemasan untuk meningkatkan pendapatannya. Sebab produk kemasan dan karton tidak hanya digunakan oleh industri makanan dan minuman saja tetapi juga e-commerce.
Pada kesempatan itu dia melaporkan bahwa Indonesia masih mengalami defisit terhadap produk kemasan dan karton. Dimana tahun 2022 mencapai 8,9 juta ton dengan nilai 166,35 USD. Sementara dari sisi impor 2022, 123,95 ribu ton atau 169,51 juta USD.
“Kita bisa melihat industri ini masih defisit. Ini peluang, artinya permintaan dalam negeri masih tinggi. Belum bisa disuplai dari dalam negeri yaitu baik sesi teknik kecepatan maupun kualitas, ada industri tertentu kemasannya spesifik sehingga mereka harus mengimpor kemasannya,” ungkapnya.
“Industri percetakan, memiliki arti penting dan strategis yang tidak hanya berdampak pada industri melainkan ada kemajuan untuk perekonomian bangsa,” imbuhnya.
“Pemerintah terus mendorong industri untuk meningkatkan daya saing dan Kemenperin melalui pengembangan dan peningkatan penguasaan teknologi industri,”katanya.
“Kami harap dapat memanfaatkan fasilitas dan kesempatan yang diberikan pemerintah untuk meningkatkan utilitas dan kapasitas di dalam negeri. Sekaligus berkontribusi lebih baik lagi bagi perekonomian nasional,”tutupnya.
(Lina)