BATAM, POSMETROBATAM: Air sungai yang mengalir hingga ke jembatan Nongsa, Kota Batam itu sudah menguning sejak tiga bulan belakangan. Warga, terutama nelayan setempat resah. Mata pencaharian mereka terancam punah. Begitujuga dengan aktivitas wisata, yang ujung sungai mengalir ke pantai Nongsa.
Itu ulah pihak tak bertanggungjawab yang melakukan aktivitas cuci pasir ilegal yang tak jauh dari pemukiman warga. Karena tak ada yang berani menindak, warga bersama sekelompok nelayan Nongsa berinisiatif menggerebek lokasi tersebut.
Melihat kedatangan puluhan warga, Rabu (6/9) pagi, pekerja di tambang ilegal langsung ngacir. Warga langsung membongkar paksa beberapa alat berupa pompa yang digunakan untuk mencuci pasir.
Menurut Zul, nelayan bahwa dampak dari aktivitas ilegal ini ke lingkungan sangat luar biasa. Padahal pemerintah saat ini mengaung-gaungkan wisata pantai. Tapi kini harus tercemar akibat aktivitas ilegal tersebut.
“Kami tidak ingin, sungai dan pantai di kampung kami tercemar layaknya pantai Teluk Mata Ikan sekarang. Lihat saja, karena dilakukan pembiaran,” kata Zul di lokasi.
Lanjut Zul, tak hanya berdampak pada wisata tapi juga hasil tangkapan nelayan lokal juga jauh berkurang. Bahkan kelompok nelayan sudah pernah mendatangi lokasi tersebut dan sempat berhenti tapi beraktivitas lagi.
Setelah membongkar alat untuk mendukung tambang pasir ilegal tersebut, warga langsung berkoordinasi dengan instansi terkait agar menindak tegas pelaku pengrusakan lingkungan di Nongsa tersebut.(cnk)