POSMETROBATAM: Start mulus Ange Postecoglou bersama Tottenham Hotspur hanya berlaku di Premier League.

Spurs yang tidak terkalahkan dalam tiga matchweek awal (2 kali menang dan 1 kali seri) akhirnya menelan kekalahan dalam putaran kedua Piala Liga kemarin (30/8).

Ketangguhan Ange-ball (permainan Spurs ala Postecoglou) yang sukses menaklukkan Manchester United 2-0 (20/8) tidak berdaya di hadapan Fulham FC di Craven Cottage.

Meski kalah adu penalti (3-5), Spurs gagal mengatasi permainan Fulham dalam waktu normal (seri 1-1). Gol bunuh diri bek baru Spurs Micky van de Ven pada menit ke-19 pun baru bisa disamakan Richarlison pada menit ke-56.

Dalam adu penalti, bek Davinson Sanchez gagal menjalankan tugas sebagai eksekutor ketiga Spurs ketika Son Heung-min, Dejan Kulusevski, dan James Maddison tidak membuat kesalahan.

BACA JUGA:  Daftar Pembagian Pot Drawing Putaran Ketiga Kualifikasi Piala Dunia 2026, Skuad Garuda Berada di Pot Terbawah

ESPN dalam analisisnya menyebut, kekalahan Spurs menjadi bukti bahwa Ange-ball belum bisa dicoba-coba.

Postecoglou tidak hanya melakukan banyak rotasi (hanya Van de Ven dan Richarlison dari starting XI reguler yang bertahan), tetapi juga bereksperimen dengan mengubah skema main menjadi 4-4-1-1 dari 4-2-3-1.

’’Anda tidak bermain di ajang Eropa. Maka, mainkan saja tim terbaikmu. Mengapa Anda tidak memasang Maddison dan Son (sebagai starter, Red), lalu mengistirahatkan Kulusevski dan Yves Bissouma. Keputusan yang harus dia bayar mahal,’’ kritik pandit Gabriel Agbonlahor kepada Postecoglou seperti dilansir talkSPORT.

Agbonlahor menambahkan, Postecoglou terlalu mengambil risiko dengan mengganti sembilan pemain starting XI.

’’Saat kali pertama melihat tim yang dia pilih pada malam ini (kemarin, Red), aku sudah tahu dia melakukan kesalahan,’’ imbuh mantan striker Aston Villa dan timnas Inggris tersebut.

BACA JUGA:  Sunak Rayakan Penunjukan Inggris sebagai Tuan Rumah Euro 2028 bersama Kane dan Southgate

Sementara itu, media-media Inggris mengkritisi kebijakan rotasi Postecoglou sebagai tindakan yang meremehkan Piala Liga. Secara realistis, dibandingkan Premier League yang kompetitif dan Piala FA dengan tradisi banyak kejutan, Spurs punya kans lebih besar meraih trofi di Piala Liga.

Postecoglou pun mengakui bahwa memenangi Piala Liga adalah prioritas utamanya bersama Spurs musim ini. ’’Masalahnya ada pada kebugaran (pemain, Red) dan bukan siapa yang seharusnya menjadi starter,’’ ucap Postecoglou seperti dilansir Goal.

’’Meski begitu, aku menyukai cara kami dalam bertahan. Terlepas pada akhirnya kami gagal mendapatkan hasil yang maksimal,’’ sesal mantan pelatih timnas Australia dan Celtic tersebut. (jp group)