Tokoh Melayu Harapkan Jaga Kondusifitas Penanganan Rempang

312

Posmetrobatam.co: Menyikapi insiden yang terjadi di kawasan Sembulang Hulu, Pulau Rempang, kota Batam, melibatkan warga Sembulang Hulu dan pekerja PT. Makmur Elok Graha (MEG) yang terjadi pada Selasa (17/12/2024) malam dan memicu ketegangan di lokasi Proyek Strategis Nasional (PSN) Rempang Eco-City menjadi keprihatinan sejumlah tokoh Melayu.

Tokoh Melayu Kota Batam, Amat Tatntosa, meminta kepada seluruh masyarakat Batam untuk bersama-sama menjaga kondusifitas kota Batam. Atas insiden tersebut, Ia juga meminta kepada pihak aparat penegak hukum untuk proaktif dan mengusut tuntas kejadian yang memakan korban luka-luka itu.

“Kami minta semua saudara-saudara ku semua untuk bersama menciptakan Batam aman damai dan tentram. Untuk inseden itu, kita serahkan kepada penegak hukum, dalam hal ini pihak Kepolisian,” ucap Amat Tatntosa, didampingi sejumlah Tokoh Melayu Batam lainya, di bilangan Nagoya, kota Batam, Kamis (19/12/2024).

BACA JUGA:  Pelni Sediakan 547.549 Tiket di Natal dan Tahun Baru, Cek di Aplikasi Ini…

Amat Tantoso, yang mengaku sebagai keturunan ke-tiga di kota Batam, merasa terpanggil untuk mengajak semua masyarakat untuk bersatu padu. Sebagai salah satu penduduk yang lahir dari turun temurun di Batam, Ia sangat menyayangkan kejadian itu. Menurutnya, dalam kurun waktu satu setengah tahun ini, sudah dua atau tiga kejadian bentrokan terjadi.

Ia juga meminta kepada para pemangku kepentingan termasuk investor, perusahaan dan pengembang, agar mengedepankan pendekatan yang humanis kepada masyarakat tempatan di kawasan Rempang.

Bukan tanpa alasan, masyarakat yang berdiam disana bukanlah penduduk liar. Akan tetapi nenek moyang mereka sudah berdiam disana, bahkan sebelum Indonesia merdeka.

“Saya juga lahir dan dibesarkan di Batam. Saya keturunan ke-tiga saat ini. Dan saya pun mati akan di kubur disini. Orang Melayu selalu ramah dengan siapapun, asalkan jangan diusik. Oleh sebab itu mari kita jaga Batam bersama-sama,” ucap Amat Tantoso.

BACA JUGA:  Presiden Prabowo Resmi Naikkan PPN 12 Persen Berlaku 1 Januari 2025

Amat Tantoso yang juga salah satu pengusaha ini menyebutkan, pihaknya sangat mendukung investasi dengan luasnya lahan yang ada disana, mestinya juga memikirkan bagaimana keberlanjutan masyarakat tempatan disana. Harapannya masyarakat disana menjadi bagian dari pembangunan dengan kata lain masyarakat aali diberi ruang untuk bekerja disana.

Disisi lain, Amat Tatntosa, menambahkan, dengan kejadian ini, sangat berpengaruh terhadap perkembangan ekonomi di Batam. Terlebih di momen hari besar Natal dan Tahun Baru. “Tentunya akan berpengaruh pada kunjungan wisatawan. Dimana Batam merupakan salah satu kota tujuan wisata,” katanya.

Senada, tokoh melayu kecamatan Sekupang Datuk Tukijan Sarpan tokoh Sekupang, juga bisa menyebutkan, Kota Batam ini dibangun bersama, saling menghargai satu sama lain itu sangat penting. Menurutnya, gesekan salah silih pendapat itu biasa. Namun, jangan terjadi intimidasi apalagi penganiayaan.

BACA JUGA:  Gubernur Ansar Bahas Skema Peningkatan Pendapatan dan Kampung Nelayan Modern di Kepri

“Inseden malam itu seharusnya tidak terjadi. 17 ribu hektar yang dialokasikan, sebaiknya kampung tua leluhur diperhatikan,” kata Dato’ Tukijan Sarpan.

Ia mencontohkan, pembangunan di negeri tetangga, seperti Johor Malaysia, disana investasi berdampingan dengan kampung tua, kampung leluhur, dan itu berjalan dengan baik.

“Semoga kejadian itu menjadi inseden terahir. Negara lain juga mendengar inseden ini, dan ini sangat berpengaruh pada pariwasata kita. Berharap dengan pemimpin Batam yang baru, Batam menjadi Bandar Dunia Madani seutuhnya,” harap Dato’ Tukijan Sarpan.

“Kami meminta kepada aparat penegak hukum untuk mengusut tuntas kejadian tersebut. Sehingga masyarakat luas mengetahui kebenaran inseden tersebut,” timpal tokoh melayu lainya, Panglima Alam Indonesia, Abdul Razak. (abg)