BATAM, POSMETROBATAM.CO: Dua orang perempuan tertangkap tangan di pertokoan California, dekat perumahan Marchelia, Batam Kota, Selasa (26/11) malam. Keduanya diduga pelaku money politic (politik uang) jelang Pilkada Batam 2024. Mereka diamankan ke kantor Bawaslu Kota Batam. Sedangkan 1 pelaku seorang pria dikabarkan dilepas.
Atas peristiwa itu, warga berkerumun di depan ruko Kantor penyedia layanan internet Proxinet milik AA, salah seorang anggota DPRD Batam. Sejumlah aparat kepolisian juga terlihat di lokasi dan juga anggota Bawaslu Batam.
Penangkapan ini bermula saat kedua wanita itu mendatangi pertokoan tersebut untuk mengambil uang, yang diduga akan melakukan “serangan fajar” untuk mempengaruhi pemilih di Pilkada Kota Batam 2024, agar menjatuhkan pilihan kepada salah satu pasangan calon.
Sejumlah warga terus berdatangan hingga dinihari. Tino kepada wartawan mengatakan membenarkan keberadaan warga itu merupakan buntut dari tangkap tangan dua wanita atau ibu rumah tangga (IRT) yang akan membagikan uang ke warga perumahannya.
Ia mengatakan, akan memilih bertahan di luar area kantor tersebut karena mendapat informasi mengenai salah satu anggota DPRD Batam, yang menjadi aktor utama pembagian uang kepada para korlap yang datang ke kantornya itu.
“Kami akan tetap bertahan sampai pagi, karena dari informasi yang kami dapat, ada anggota DPRD di dalam,” katanya.
Tino juga menceritakan, sebelumnya para korlap sudah meninggalkan area kantor penyedia internet tersebut, mereka beralasan adalah saksi partai. Dan diantara korlap itu, ada seorang pria juga diamankan dengan membawa sejumlah amplop yang diduga berisi uang tunai. Namun saat ini, pria tersebut telah dipulangkan oleh Bawaslu Batam.
Tino menyebut tetap memilih bertahan di luar kantor tersebut, dikarenakan pihak Panwascam tidak dapat melakukan tindakan apapun.
Zainal Abidin, Kordiv Pencegahan, Partisipasi Masyarakat dan Humas Bawaslu Batam yang dikonfirmasi wartawan ini, Rabu (27/11) terkait dugaan kasus money politic itu dan tertangkapnya dua wanita dan seorang pria yang diduga dilepas, belum merespon.(waw)