Gas Melon Sulit di Dapat, Warga di Batam Ada yang Beralih ke Kayu Bakar

79

Gas melon sulit di dapat, warga beralih ke kayu bakar .

BATAM, POSMETROBATAM: Tiga bulan belakangan ini, gas Elpiji ukuran 3 kg atau gas melon sulit didapat. Bahkan di pangkalan resmi sering kosong gas. Hal ini membuat warga bertanya tanya karena kelangkaan gas cukup lama.

“Biasanya kelangkaan gas hanya satu bulan dan paling lama dua bulan, ini sudah hampir mau tiga bulan,” ucap Hengky, warga Kecamatan Sagulung.

Untuk mendapatkan gas Elpiji, Hengky harus membayar lebih dari harga normalnya. Jika di pangkalan di jual Rp 18 ribu, maka pedagang eceran sudah menjual Rp 25 ribu.

“Mau tak mau harus beli dengan harga yang tak normal, kalau tidak maka aktifitas di dapur akan terbengkalai,” ucapnya.

BACA JUGA:  BP Batam Gelar FGD Peningkatan Kapasitas Keprotokolan dan Kehumasan

Menurutnya, hal ini sudah sering dikeluhkan warga, namun dari pihak terkait sama sekali belum ada tindakan. Warga berharap agar dinas yang berkaitan segera cek kelapangan mengapa gas melon ini sulit di cari.

“Data warga sudah ada bagi pemilik pangkalan gas, tapi anehnya setiap warga datang ke pangkalan itu, gas selalu habis,” tutupnya.

Tidak hanya di Kota Batam saja, kelangkaan gas Elpiji 3 kg juga turut dirasakan warga Penawar Rindu, Kecamatan Belakang Padang. Pulau yang dihuni lebih dari 26 ribu jiwa ini telah satu bulan sulit mendapatkan gas bersubsidi itu.

“Untuk mengakali kelangkaan gas, kami beralih ke kayu bakar, sudah satu minggu menggunakan kayu bakar,” ucap Kariah, warga Kampung Jawa, Belakang Padang.

BACA JUGA:  76 Jiwa Meninggal Kecelakaan Lalu Lintas di Batam

Kariah mengaku, sudah dua minggu lebih gas di rumanya kosong. Bahkan semua pangkalan di tempat tinggalnya sedang kehabisan stok, hingga akhirnya warga harus inisiatif sendiri dan menggunakan kayu bakar.

“Kalau sudah kosong di sini harus cari ke Batam. Jadi terpaksa harus pakai kayu untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari,” tutupnya.

Hal yang sama juga dirasakan oleh Sari, ibu dua anak ini mengaku harus membawa gas Elpiji kosong menuju Batam.

“Belakang Padang sudah lama kosong. Kalau ada stok, banyak warga yang tak kebagian. Harus cari ke Batam,” ungkapnya.

Jumari salah satu agen Elpiji 3 kilogram di Belakang Padang mengaku, kelangkaan gas melon disebabkan oleh pengurangan pasokan dari distributor ke agen. Dia tak mengetahui pasti penyebab pengurangan pasokan tersebut.

BACA JUGA:  Cak Nur dan Amsakar Rival di Pilkada Batam 2024 Tinggal Satu Perumahan, Warga Dukung Siapa?

“Sudah sebulan pasokan dikurangi, biasanya 560 tabung sekarang sekitar 360 tabung. Sekarang sudah tidak bisa tersalur lagi ke pulau-pulau di 6 kelurahan,” jelasnya. (jho)