Dia aktivis, juga jurnalis. Kini dipercaya masyarakat di lingkungannya untuk berjuang menyelesaikan permasalah-permasalahan yang menjadi keresahan warga. Mulai dari persoalan sekolah, lapangan peklerjaan, hingga urusan pasokan air bersih di Seibeduk. Kepercayaan itu dibuktikan dengan terpilihnya Anwar Anas menjadi Anggota DPRD Batam yang bakal dilantik 29 Agustus ini.
Berjuang bersama masyarakat sebenarnya bukan hal baru bagi politisi Gerindra ini. Berawal menjadi seorang Jurnalis yang kemudian tergerak menyuarakan keresahan masyarakat dengan menjadi kativis, sudah dijalaninya sejak lama. Namun, upaya untuk mendapatkan jalan keluar untuk menyelesaikan segala kebutuhan masyarakt yang mestinya di penuhi oleh pemerintah itu, terasa belum maksimal. Menjadi wakil rakyat di DPRD menjadi salah satu pilihannya.
Jumat (23/8) siang, pria yang akrab disapa Bro Acank oleh Direktur POSMETRO Haryanto itu, berbagi cerita di program Metro Forum POSMETRO. Mulai dari perjalanan karirnya di dunia jurnalis, menajdi aktivis hingga kini poitisi. Berikut petikan diskusinya:
Secara luas masyarakat ingin tahu, bagaiman Anda bisa terjun ke politik. Berawal dari aktivis, lalu jurnalis dan menjadi pemilik media Owntalk. Bagaimana perjalanan seorang Anwar Anas?
Jauh sebelum terpilih, Posmetro sangat memberikan ruang baik sebagai kandidat DPRD, aktivis, mau pun saya sebagai pengusaha media. Pertama sesuatu yang ingin kita raih hari ini, adalah berasal dari perencanaan-perencanaan jauh sebelumnya.
Begitu lulus sekolah saya bercita-cita ingin menjadi wartawan. Karena bapak saya juga seorang jurnalis dulu. Orang yang lahir di kancah politik yang lahir juga dari wartawan, di Padang Sidempuan. Kemudian ketika lulus sekolah, saya lulusan SMK 2 Perhotelan di Batam ini. Teman-teman punya mimpi-mimpi yang lain, saya bermimpi bagaimana lulus jadi wartawan. Dulu bayangan saya wartawan itu keren, punya jejaring yang bagus, kenalan kenalan orang hebat. Dunia akan menerima sebagai orang yang familyar, dan punya banyak koneksi. Alhamdulillah tercapai jadi wartawan.
Kemudian wartawan ini membuka ruang, aktif melihat kondisi di sekitar kita. Karena sering terjun ke masyarakat. Kita mulai merasakan keresahan, kegundahan di masyarakat.
Awalnya waktu itu ada rencana kenaikan tarif listrik oleh PLN Batam. Muncullah rasa kegundahan itu. Yang awalnya jadi wartawan, tapi rasa itu bisa muncul karena melihat langsung. Maka muncul jadi orang yang menentang kebijakan kebijakan PLN waktu itu, untuk tidak menaikkan tarif dasar listriknya sebesar 45 persen waktu itu. Kami menggelar aksi, menamakan kelompok yang menggelar aksi itu, Ampli.
Kami memulainya dari diskusi ringan, bergerak lalu membentuk gerakan bola salju yang besar. Hingga menggelar demo, melibatkan partai partai besar waktu itu; Ada gerindra, Nasdemm. Menariknya, Gubernur waktu itu adalah Pak Nurdin yang notabene sebagai orang Nasdem, yang juga menentukan kenaikan tarif dasar listrik. Tapi justru aksi kami juga malah didukung diikuti oleh partai Nasdem waktu itu.
Berangkat dari situ banyak lagi perjalanan perjalanan. Kemudian muncullah keinginan untuk, bagaimana saya bisa menjadi bagian dari regulator, bagaiamana saya bisa menjadi penyeimbang pemerintah. Sejak 2018 bergabung di Partai Gerindra. Hingga 2019 saya maju menjadi calon wakil rakyat, saat itulah saya merasakan pertama kali kegagalan. Saya bangun lagi kepercayaan, hingga akhirnya saat ini saya menjadi anggota DPRD terpilih. Dan akan dilantik 29.
Dalam merintis, sebelum ke politik, apa saja yang dilakukan?
Pertama saya menjadi wartawan dan punya usaha kecil kecilakan dan kemudian berupaya untuk memepelajari kondisi di sekitar. Ingin menajdi penyeimbang. Merasakan atau melihat kesulitan kesulitan masyarakat. Jadi muncul keinginan menjadi politisi.
Waktu jadi aktivis kan banyak dikenal banyak orang. Kami nilai termasuk orang yang nekad. Ada pengalaman saat demo yang menarik?
Banyak seperti mau diculik, ancaman lewat telpon dan segala macam. Rumah saya juga pernah dikepung. Tapi yang menarik adalah bagaimana kita juga diupayakan menerima suap. Dipaksa menerima suap. Suatu waktu saya menggelar demo pada perusahaan yang kemudian perusahaan itu berafiliasi ke pemerintah. Untuk tidak menggelar demo saya ditawarkan sejumlah uang. Saya ingat ketika itu transaksinya di sebuah hotel. Saya cuma katakan begini: Bapak ambil saja uang ini. Ketika saya jaga idealisme saya saat ini, maka uang bapak yang saat ini, akan kecil lima tahun kedepan saya lihat. Kalau tak salah uangnya ratusan juta. Saya tolak. Banyak hal lain, ada juga ditawari fasilitas.
Tapi tak kalah mnenarik, saat demo ex officio kepala BP Batam. Kami dibenturkan dengan orang tempatan. Saya pikir ini ada kaitannya dengan politik.
Anda dikenal juga dermawan, suka berbagi. Seperti apa melihat kepeedulian melihat orang-orang kecil yang kesusahan?
Pertama dalam politik, apa yang kita beri harus dilihat oleh orang lain. Tapi untuk mencari amalan, kepedulian itu harus tumbuh. Saya tak pernah melihat atau menghitung sebuah pemberian harus dihitung dengan pahala atau pun reputasi yang baik. Tapi Pemberian hari ini tak perlu dilihat orang lain, tapi ALLAh mencatatnya sebagai amalan baik yang akan menyelamatkan kita dikemudian hari. Dan yang kita tanam hari ini, tak serta merta kita panen hari ini, tapi suatu waktu ketika kita butuh. Jadi kadakadang kadang, pemberian kita itu, adalah sebagai penyelamat dikemudian hari.
Saya melihat juga, Anda dekat dengan para petani. Dulu pernah kita pergi bersama ke salah satu petanian di Tanjungpiayu. Disana saya melihat banyak para petani yang mengadu kepada anda, padahal saat itu belum menjadi Anggota DPRD?
Saya pikir hidup itu menanngkap momentum, merasakan rasanya orang. Bersentuhan langsung ke bawah. Kita bisa jadi harapan untuk orang banyak. Walaupun kita tidak bisa memberikan apa apa, tapi dengan cara mendengarkan keresahan orang, seperti ada rasa kegundahan yang hilang di hati mereka. Sebagai wartawan, saya bisa membantu mereka. Makanya saat itu lagi lagi saya merasa harus terujun lagi ke politik.
Kenapa harus memutuskan ke polkitik dan pilih ke Gerindra?
Pertama saya sering mendengar orang tua untuk kesulitan memeasukkan anaknya kesekolah a, b, c, dan d. Kemudian saya mendengar, keluhan sumbang pendistribusian air di perumahan, kebutuhan ekonomi masyarakat tinggi, Lapangan kerja yang sulit padahal berada di lingkungan kawasan industri. Jadi saya berpikir harus terjun ke politik menjadi bagian dari pemerintah, supaya persoalan persoalan itu bisa saya jawab. Dengan melakukan penekanan agar air bersih bisa terdistribusi dengan baik, dan banyak hal seperti pendidikan dan segala maacam. Ini yang membuat saya harus turun ke politik.
Kenapa saya pilih Gerindra, karena inilah partai pertama kali yang memberikan saya peluang untuk maju dengan keterbatasan saya. Dari sekian banyak partai, ini yang menarik menurut saya dari ideologinya, dari ketua umumnya. Saya suka Prabowao, menjadi inspirasi saya di politik. Mudahan mudahan ini menjadi partai peratama dan terakhir saya di dunia politik.
Atau ada yang mendorong ke paratai ini?
Tidak. Saya sebelum masuk, banyak melihat referensi, melihat platfoam partai, ideologi. Jadi saya pertama kali datang ke Gerindra, dan alhamdulillah saya diterima.
Apakah partai Gerindara ini, sesuai dengan idealisme Anda, atau memang cocok dengan karakter pribadi?
Selain sesuai dengan idealisme saya, tapi sesuai juga dengan nilai nilai perjuangan yang ditanamankan Prabowo. Saya lihat saya akan berjuang bersama sesuai dengan ideologi yang ditanamkan Pak Prabowo di Gerindra untuk masyarakat di kota Batam.
Seperti apa Anda melihat sosok Prabowo?
Prabowo adalah orang yang dekat dengan masyarakat, dan ada di perjuangan rakyat. perjuangan keadilan, perjuangan kemakmuran, keadilan dan kesetaraan.
Pernah gagal mencalonkan diri jadi anggota dewan. Seperti apa untuk memotivasi diri agar tidak down, semangat turun. Sehingga berani lagi maju di priode berikutnya?
DPRD bukan sekadar angka angka pemilih. Tapi di dalam angka angka itu ada jiwa, ada orang yang memilih. Jadi saya pikir untuk tetap berjuang paska gagal, bagaimana berpikir bagaimana angka angka itu meningkat dan doa dalam angka angka itu juga banyak tertuju pada kemenangan saya. Bukan soal angkanya, tapi doa dan perjuangan angka angka yang memilih saya, dan diberikan amanah tahun ini. Ada takdir Allah di situ.
Tapi ini luar biasa, menumbuhkan semangat lagi kan berat. Tapi Anda selalu menggalang, tetap mempertahankan pemilih pemilih Anda?
Kenapa saya tetap semangat, karena saya berada di lingkungan yang tepat. Contah saya berada di lingkungan Posmetro yang selalu memberi motivasi dan semangat terus berbuat banyak kepada masyarkat. Sesuatu yang dikerjakan bersungguh sungguh pasti ada hasil. 2019 mungkin waktunya yang tidak tepat, saat ini yang menjadi momentum yang tepat.
Tanggal 29 ini dilantik. Banyak harapan dari masyarakat setelah Anda duduk menjadi wakil rakyat. Seperti apa Anda mengakomodir keinginan keinginan msyarakat, soal sekolah, lapangan kerja, air? Sepeti keluhan airbersih tak hanya terjadi di dapil Anda, tapi seperti di Batuaji, air mengalir malam hari, masyarakat harus bergadang untuk menampung air. Dan keresahan keresahan masyarakat ini tidak akan sampai, kalau tidak disuarakan oleh Anggota DPRD. Seperti apa menyikapi begitu banyak ekspetasi masyarkat?
Saya tidak bisa mengerjakannya sendiri. Saya punya program di seibeduk itu, Seibeduk Berkemajuan. Di sana ada beberapa sekolah SMK. Saya melibatkan mereka untuk itu. Satu kawasan yang ramah lingkungan anak. Kawasan yang memiliki pengaliran parit yang baik, lapangan pekerjaannya juga baik, persoalan persoalan remehtemeh yang juga diselesaikan dengan baik. Seibeduk berkemajuan itu digagas oleh tokoh tokoh di sana dengan Anwar Anas sebagai eksekutornya. Saya mengajak beberapa kepala sekolah, membutuhkan anak anak didik mereka untuk melihat ruang ruang terbuka di seibeduk, kemudian mereka mendesain agar menjadi lingkungan yang ramah anak. Dari mana anggarannya, itu urusan Anwar Anas. Kami berada di lingkungan kawasan industri yang punya CSR yang kemudian bisa kami ajak berdiskusi membangun fasilitas fasilitas yang dibutuhkan di Seibeduk. Maka untuk lima tahun kedepan, Anwar Anas membuka rumahnya untuk berdiskusi, bercerita, mendesain pembangunan Seibeduk bersama.
Kembali ke belakang, Waktu Pileg kemarin persaingan begitu ketat. Banyak inkumben tidak lolos lagi. Mengapa ada fenomena begitu?
Soal terpilih dan tidak terpilih ini soal kepuasan masyarakat. Mohon maaf, tetapi kepuasan masyarakat itu bisa diukur dengan statistik. Ada yang puas karena pembangunan, karena diberikan sejumlah uang atau fasilitas. Jadi ukurannya tentang kepuasan masyarakat. Titambah dengan pendatang-pendatang baru, baik dari Eksternal mau pun internal. Dia memilik standar sendiri tentang kepuasan masyarakt. Jadi Saya pikir pendatang baru yang belum memiliki catatan negatif di mata masyarakat, masyarakatnya juga sudah merasakan sebelum menjadi anggaota DPRD sudah banyak melakukan banyak hal di masyarakat, jadi berimbas pada banyaknya pendatang baru yang terpilih.
Bagaimana cara Anda menarik simpati masyrakat agar masyarakat bisa memilih?
Pertama politik itu berkelompok. Pemilih Anwar Anas memilik semangat yang sama dengan saya. Kemudian semangat berkelompok kami semangat membangun. Ekonomi, lapangan pekerjaan. Setiap saya turun ke masyarakat, keresahannya sama. Di Seibeduk itu, ada kawasan Industri. Tapi anak mereka kesulitan mencari pekerjaan. Kita hidup dekat dengan DAM air bersih. Tapi kesulitan untuk mendapatkan air bersih. Jadi saya katakan, ayo kita berjuang bersama, memilih saya menjadi anggota DPRD, supaya persoalan persoalan kita tadi ada yang mencarikan solusinya. Dengan terpilihnya saya, insyaallah diskusi untuk mencari penyelesaian masalah akan lebih mudah. Itu saja yang selalu saya ceritakan kepada masyarakat.
Begitu jadi anggota DPRD, ada tiga tugas yang harus dilakukan. Ada urusan anggaran, membuat perda, dan kontrol. Di DPRD ini banyak orang. Bagaimana Anda saat duduk, tetap idealismenya terjaga, tetap mengutamakan keluhan masyarakat. Sehingga produk produk DPRD tetap pro rakyat. Untuk membuat perda, banyak kepentingan dari dalam atau dari luar. Bagaimna menghadapi begitu banyak kepentingan?
Saya fokus apa yang saya perjuangkan. Seibeduk berkemajuan. Atau Dapil Tiga Berkemajuan.
Saya harus lebih banyak turun ke masyarakt pemilih saya, mendengar dan berinteraksi. Agar tidak lupa dari mana saya berasal dan akan kemana saya harus pergi. Pada nilai nilai perjuangan itu, saya mengingat betul harapan dan amanah amanah dari masyarkat. Semakin dekat dengan masyarkaat semakin dekat dengan warga, maka kita akan terus mengingat perjuangan perjuangan masyarakat. Untuk apa saya di DPRD? Karen waktu lima tahun ini waktu yang singkat untuk pembuktian. Kalau saya tidak berbuat apa apa, maka saya tidak akan jadi apa apa kedepannya. Solusi agar saya tidak berubah, idelaisme saya tetap terjaga, tak ikut arus besar yang ada di dalam. Solusinya saya harus sering berada di tengah tengah masyarakat.
Sudah ada bocoran nanti berada di komisi berapa?
Kami sejauh ini dari Gerindra belum membasa itu.
Tapi Anda inginnya berada di komisi berapa?
Pada porsi berpolitik, saya ditempatkan di komisi berapa saja siap.
Tapi biasanya kan ada keinginan. Yang selalu kita dengar ada istilah di komisi DPRD itu ada komisi basah, komisi kering. Atau ada komisi air mata dan komisi mata air. Tidak ada keinginan?
Sejauh ini saya tegak lurus dengan ketua partai saya. Ditugaskan di komisi apa saja saya siap.
Meskipun komisi air mata?
Meskipun air mata darah. (***)