Ada di Batam, Ini Fungsi Pos Pantau Keamanan Pangan

128

BATAM, POSMETROBATAM.CO: Deputi Bidang Penganekaragaman Konsumsi dan Keamanan Pangan, Badan Pangan Nasional, Dr Andriko Noto Susanto, SP, MP monitoring stabilisasi pasokan dan harga pangan serta monitoring keamanan pangan di pasar tradisional Aviari, Batuaji, Kamis (29/8).

Dalam kunjungan tersebut, Andriko beserta rombongan berkeliling pasar tradisional untuk memastikan peredaran makanan yang bagus dan layak komsumsi bagi masyarakat. Bahkan, Andriko juga mengecek pos pantau pasar pangan segar aman, Aviari serta mobil laboratorium keliling pengawas keamanan pangan.

“Jadi ini adalah perintah dan merupakan tugas kemanusiaan yang harus dilakukan,” ucapnya.

Andriko menegaskan, banyak masyarakat tidak tahu tentang hal ini. Mereka hanya tahu belanja, lalu masak dan kemudian makan kenyang. Namun mereka tidak mengetahui apakah makanan yang dimasak tersebut layak atau tidak layak konsumsi.

“Dampaknya juga sangat berbahaya. Mungkin tidak langsung dialami, namun setelah lama kelamaan muncullah berbagai penyakit,” ucapnya.

BACA JUGA:  Marlin Agustina Berbagi di Bulan Penuh Berkah

Untuk menghindari hal ini, maka akan lebih baik didirikan pos pantau, yang mana pos pantau tersebut akan selalu memantau stabilisasi dan harga pangan serta menguji seperti apa makanan yang akan dikonsumsi oleh masyarakat.

“Penggunaan pestisida bagi sayuran juga harus sesuai anjuran sehingga aman untuk konsumsi. Ini akan cek melalui mobil laboratorium keliling, begitu juga dengan ikan dan daging, semuanya akan dicek,” ungkapnya.

Setelah melakukan monitoring, Andriko mengumpulkan semua jualan di Pasar Aviari masih dalam kondisi stabil. Namun harga beras agak tinggi karena dijual dengan harga eceran. 

Untuk menjamin keamanan pangan, Andriko berharap supaya semua pasar tradisional memiliki pos pantau, sehingga pangan yang beredar di masyarakat aman dan layak konsumsi.

BACA JUGA:  Erlita Amsakar Hadiri Puncak HKG PKK ke- 53 dan Rakernas X di Kalimantan Timur

“Jadi di pos pantau ini, orangnya sudah dilatih. Ini bisa menjadi tolak ukur bahwa pasar ini menjual bahan-bahan yang baik,” terangnya.

Sedangkan pasar yang tidak ada pos pantau diharapkan supaya pemerintah setempat segera mendirikan pos pantau, sehingga semua yang jual di dalam pasar bisa sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI).

“Harusnya ada di setiap pasar tradisional. Tapi saat ini masih belum semua pasar tradisional yang memiliki pos pantau,” bebernya.

Selain itu, Adnriko juga menyarankan supaya setiap daerah memiliki mobil laboratorium keliling. Pengadaan mobil ini bisa melalui anggaran CSR, APBD serta dana lainnya, sehingga bisa mempercepat jaminan keamanan pangan bagi masyarakat.

“Bahkan banyak juga daerah yang melakukan kemandirian mobil laboratorium keliling, tujuannya untuk jaminan kesehatan pangan,” pungkasnya. 

BACA JUGA:  Disnaker Batam Larang Perusahaan Menahan Ijazah Karyawan

Seperti diketahui, pos pantau pasar pangan segar aman Aviari sudah didirikan enam bulan lalu. Di dalam pos terdapat Struktur Internal Control System (ICS). Yang mana akan ditangani oleh 4 orang, mulai dari ketua, petugas pengawasan higiene, petugas penguji dan pengawas keamanan pangan serta petugas sosialisasi dan pendataan.

Diketahui juga, sudah ada 63 pos pantau di seluruh Indonesia. Sementara untuk di Kepri masih ada 1 pos pantau yang didirikan di kawasan Pasar Aviari, Batuaji. Dengan adanya pos pantau ini, maka barang-barang yang dijual di Pasar Aviari aman dan layak untuk dikonsumsi.

“Saya setuju dengan adanya pos pantau ini, sehingga masyarakat yang belanja tidak perlu khawatir, pedagang juga merasa puas dengan jualan yang disedikan,” ucap Andika, seorang pedagang di Pasar Aviari.(jho)