Mengutip dari Egsa UGM, Safira dalam tulisannya “Budaya Berkomentar Warganet di Media Sosial: Ujaran Kebencian Sebagai Sebuah Tren” bahwa banyak warganet yang melemparkan hujatan, cacian, hinaan, bahkan kutukan dengan berkedok kritik.
Sementara melansir dari laman Desa Batu Menyan, berikut 4 etika berkomentar yang baik untuk diperhatikan supaya tidak memicu ujaran kebencian.
- Gunakan Bahasa yang Baik dan Sopan
Mulai komentar dengan salam dan terima kasih, tuliskan kata-kata yang sopan sehingga menciptakan lingkunga media sosial yang tentram dan damai.
- Sampaikan Pendapat dengan Menghargai
Jika memiliki pendapat yang berbeda, maka sampaikan dengan rasa saling menghargai dengan tidak menjatuhkan pihak lain, mempermalukannya, dan fokuslah pada argumen dengan bukti yang nyata.
- Jangan Panas Dingin
Sebagaimana yang diketahui bahwa media sosial rentan terjadinya konflik. Maka bersikaplah dengan bijaksana dan tenang, jangan biarkan emosi negatif menguasai diri kita untuk berkomentar negatif.
- Beri Apresiasi dan Pujian
Jika menyukai postingan seseorang, maka jangan ragu untuk memberi tahu mereka. Selain memberikan dorongan positif untuk orang tersebut, juga akan menciptakan atmosfer yang hangat dan ramah.
Melansir dari laman Artikel Klik Dokter, bahwa kebiasaan orang yang memberi ujaran kebencian terhadap postingan orang lain bisa karena iri hati, rendah diri, kurang empati, dan merasa berhak untuk rendahkan orang lain.
Maka dari itu, sangat perlu bagi kita untuk mengendalikan diri ketika melihat orang lain melontarkan ujaran kebencian atau ada postingan-postingan yang memancing berbuat hal demikian.
Terutama pemerintah sudah menerapkan UU ITE untuk melindungi seseorang ketika ada warganet yang melontarkan ujaran kebencian dan harus belanjut ke ranah hukum. (jpg)