Bintan, Posmetrobatam.co: Kapal Pelni KM Tidar tujuan Jakarta-Surabaya, diberangkatkan pada Jumat (28/3) sekitar jam 14.20 WIB.
Bersamaan dengan itu, Gilang (bukan nama sebenarnya-red), yang sudah memegang beberapa kipas angin kecil di tangannya, berkeliling di deck penumpang.
Sementara itu, penumpang yang baru memasuki kapal, terlihat sibuk meletakkan barang bawaannya di berth / geladak (tempat tidur) masing-masing, sesuai dengan nomor berth yang tertera di tiket kapal Pelni penumpang.
“Ada yang mau sewa kipas angin nggak, atau kabel penyambung untuk charging HP,” kata Gilang memberitahu penumpang. Tak hanya sekali atau dua kali dia mengatakan hal itu.
Dia mengulang-ulang kalimat itu hingga beberapa orang tertarik, dan meresponnya.
“Mau Bang, kipas angin sama penyambung kabel listriknya,,” kata seorang penumpang yang tak menanyakan lebih dulu, apakah sewa kipas anginnya itu bayar atau gratis.
Gilang pun mendatangi penumpang perempuan itu. Lalu memasangkan kipas anginnya, di dekat berth / geladak penumpang perempuan itu.
“Tujuh puluh ribu, Bu. Bayarnya,” sebut Gilang setelah memasang kipas angin itu, beserta kabel penyambungnya.
Meski sempat sedikit terperangah dengan biaya yang disebutkan Gilang, perempuan itu tetap membayar biaya sewanya.
“Nggak boleh kurang ya Bang,” kata perempuan itu bernegosiasi dengan Gilang.
“Harga pas, Bu. Kipasnya ini, akan hidup sampai penumpang tiba di tempat tujuan (Jakarta/ Surabaya),” jelas Gilang pada perempuan itu.
Alasan perempuan itu tertarik menyewa kipas angin, tak lain untuk berjaga-jaga kalau nanti di tengah perjalanan, cuaca bakal panas.
“Jaga-jaga kalau nanti cuacanya panas. Jadi kalau ada kipas angin, pasti adem,” aku perempuan yang belakangan diketahui bernama Mira.
Sementara itu, menurut pengakuan Gilang pada wartawan ini, ia menyewakan kipas angin kecil itu seharga Rp20 ribu. Itu pun, tidak semua penumpang menyewa kipas angin.
“Hanya ada satu atau dua penumpang yang butuh menyewa kipas angin. Terutama penumpang kapal Pelni yang bawa anak kecil di bawah lima tahun,” jelasnya.
Penyewaan kipas anginnya, kata Gilang, hanya berlangsung selama jelang lebaran Idul Fitri.
“Karena jelang lebaran ini, kita diperbolehkan menyewakan kipas angin. Itu pun hanya untuk cari THR buat anak istri. Kalau setelah lebaran, kami tak diperbolehkan seperti ini,” ungkap Gilang.
Di sisi lain, ketika Posmetrobatam.co melakukan pengecekan di beberapa deck kapal, bukan hanya satu atau dua penumpang yang menyewa kipas angin kecil itu. Tapi, bisa dipastikan ada puluhan lebih penumpang yang menyewa kipas angin kecil itu.
Sebenarnya, AC di atas kapal Pelni, lumayan dingin. Bahkan sebagian orang merasa kedinginan, dan harus menutup tubuhnya dengan selimut.
Masih cerita soal melihat bisnis sampingan di atas kapal Pelni. Bukan hanya soal sewa kipas angin yang sewanya cukup mahal.
Sewa voucher wifi juga lumayan terbilang mahal. Setiap penumpang yang ingin mendapatkan sinyal selama di atas kapal Pelni KM.Tidar, terhitung tiga jam, penumpang akan dikenakan biaya Rp40 ribu.
Sedangkan harga makanan dan minuman di atas kapal. Ternyata juga mahal. Sebab, semua dijual dengan harga serba dua kali lipat dari harga normal.(aiq)