Bintan, Posmetrobatam.co: Selamat datang di Kampung Bukit Indah Jalan Bukit Indah Toapaya, Bintan.
Gerbang penanda pintu masuk kawasan lokalisasi Batu 24 itu sepertinya sudah diperbarui. Ada logo Pemkab Bintan, di kedua sisi gerbang yang dicat hijau itu.
Untuk masuk ke kawasan ini, pengunjung harus melalui jalan aspal sepanjang 1 km.
Wahyudi, Ketua RT 8 Kampung Bukit Indah, yang ditemui Posmetrobatam.co, menolak terang-terangan ketika kawasan Bukit Indah ini disebut kawasan lokalisasi.
“Dulu iya. Tapi sejak 2019. Ketika para pekerja seks komersial itu dipulangkan ke daerah asal, kampung Bukit Indah ini bukan kawasan lokalisasi,” kata Wahyudi saat berbincang dengan wartawan ini, di kediamannya Kampung Bukit Indah.
“Saya menolak keras kalau sekarang batu 24 ini dibilang kawasan lokalisasi. Sebab, saya bisa pastikan, di kampung ini tidak ada lagi praktek prostitusi. Silakan cek kapan saja ada waktu. Mau siang atau malam. Ada nggak praktek prostitusinya. Ada nggak PSK-nya?” tegas Wahyudi.
Namun, sebelum jauh bercerita, Wahyudi ingin menegaskan sekali lagi, di kampungnya itu tidak ada lagi PSK.
“Silakan cek rumah-rumah bordir yang ada disini. Sudah banyak yang kosong. Penghuninya sudah dipulangkan ke daerah asal,” jelas Wahyudi.
Jujur, kata Wahyudi, rumah di Kampung Bukit Indah, dulunya memang rumah bordil semua.
Perlu diketahui, sebelum dipulangkan ke daerah asal, kampung Bukit Indah ini selalu ramai.
Jam 15.00 WIB, musik-musik bernada tinggi mulai diputar, hampir di semua rumah. Tapi saat adzan terdengar dikumandangkan. Musik dimatikan. Selepas adzan, musik kembali diputar.
Beberapa perempuan tua muda, berpakaian seksi mulai nampang di depan rumah.
“Pasti sudah tahu bagaimana dulunya suasana di kampung ini selepas adzan Ashar. Semua cewek-cewek bordil, tua muda pada mejeng di depan rumah. Mereka menanti tamu,” jelas Wahyudi.
“Sejak 2019 sampai sekarang, lihatlah rumah-rumah pada kosong. Seperti rumah hantu. Rumputnya setinggi dada manusia dewasa. Bangunan-bangunan rumah yang khusus terbuat dari kayu juga pada ambruk. Sunyi sepi, suasananya,” paparnya.
Padahal, masih kata Wahyudi, kampung Bukit Indah ini sudah ada sejak 1991. Ada sekitar 800-an PSK bertaruh nasib, mencari rejeki disini.
Mereka awalnya dari Kampung Lokalisasi Batu 16. Tak lama, keberadaan mereka direlokasi ke Kampung Bukit Indah (Batu 24).
Perlahan, ada isu pemerintah berencana akan menutup prostitusi di batu 24, dan PSK nya mau dipulangkan ke daerah asal. Sebagian menerima rencana pemerintah itu dan sebagian lagi melarikan diri, ke lokalisasi lainnya yang ada di Bintan.
Di kawasan Bukit Senyum Tanjunguban dan lokalisasi KM 16 arah Bintan. Lebih parahnya lagi, kabarnya menyebar ke rumah-rumah penduduk.
“Waktu itu tahun 2019, PSK yang dipulangkan hanya 70 orang. Bayangkan saja, awalnya ada 800-an. Yang dipulangkan hanya 70 orang. Mereka yang dipulangkan dibekali uang saku Rp5 juta, setiap orang,” sebut Wahyudi.
Setelah pemulangan itu, kampung Bukit Indah sepi dari aktifitas prostitusi.
Masih menurut Wahyudi, saat ini, yang tinggal di kawasan Batu 24, murni rumah tangga biasa.
“Saya pastikan tidak ada lagi PSK yang masih tinggal di kawasan ini,” tegasnya meyakinkan.
“Kalau boleh terus terang, beberapa pemilik modal, ada yang berniat menghidupkan lagi kawasan batu 24 ini untuk usaha kafe dan juga karaoke. Tapi, saya mohon maaf. Nggak akan saya izinkan,” tegasnya lagi.
“Sebab, stempel kawasan lokalisasi itu sudah dihapus. Kampung Bukit Indah ya Bukit Indah. Bukan kampung lokalisasi lagi. Bahkan, soal isu kembalinya PSK ke Kampung Bukit Indah, itu juga tidak benar,,” jelas Wahyudi lagi penuh antusias.
Kalau boleh berkeluh kesah, dulu, beberapa anak-anak disini, mengaku malu. Mereka suka direndahkan dan dihina teman-teman di sekolahnya, ketika diketahui tingal di kawasan lokalisasi.
“Ih anak lokalisasi.”
“Alhamdulillah. Sejak kawasan ini bersih dari praktek prostitusi, anak-anak Batu 24 ini tak lagi jadi bahan cemoohan atau hinaan kawan-kawannya,” ujar Wahyudi.
Sekarang, satu hal yang diinginkan Wahyudi dan juga warga kampung Bukit Indah. Dia minta pemerintah sedikit memberi perhatian buat kehidupan warga Kampung Bukit Indah.
Diberi perhatian soal banyak hal. Seperti diperhatikan soal ekonomi masyarakatnya. Pendidikan dasar anak-anak di batu 24. Fasilitas umum yang ada di sini. Penerangan lampu jalannya.
“Banyak lagi lah yang kami harapkan. Intinya kami mohon diberi perhatian. Jangan hanya saat pemilihan umum. Kami diminta untuk berpartisipasi. Setelah pemilu berlalu, kami jadi warga yang tak dianggap,” keluh Wahyudi, serius.(aiq)