Willy Sagnol, mantan kapten Bayern Muenchen dan veteran asal Prancis di dua Piala Dunia, telah menambah babak baru dalam karier kepelatihannya dengan menerima tantangan besar sebagai pelatih Timnas Georgia.

Keputusan ini mungkin mengejutkan banyak pihak, namun latar belakang dan perjalanan karier Sagnol menunjukkan bahwa dia adalah sosok yang selalu siap menghadapi tantangan baru dan ambisius seperti yang dipaparkannya dalam situs resmi FIFA.

Pada 15 Februari 2021, Sagnol secara resmi diangkat sebagai pelatih kepala Georgia. Keputusan ini bukan tanpa alasan kuat. Sagnol menerima tawaran tersebut atas dorongan dua mantan pemain internasional Georgia yang kini menjabat sebagai presiden dan wakil presiden Federasi Sepak Bola Georgia, Levan Kobiashvili dan Alexander Iashvili. Kedua tokoh tersebut memiliki sejarah panjang di Bundesliga, yang membuat mereka dihormati oleh Sagnol.

Tugas utama yang diembankan kepada Sagnol adalah mengembalikan Georgia ke jalur kemenangan setelah kegagalan mereka di babak kualifikasi UEFA Euro 2020. Tantangan Sagnol semakin berat dengan kualifikasi Piala Dunia 2022 di Qatar. Georgia harus menghadapi tim-tim kuat seperti Swedia, Spanyol, serta Yunani. Namun, Sagnol melihat ini sebagai peluang emas untuk menunjukkan kemampuan dan mengembangkan tim saat itu.

BACA JUGA:  Mengenal Soewito, Pelatih Taekwondo Kharisma Bangsa Berprestasi

Karier kepelatihan Sagnol dimulai sebagai asisten pelatih tim U-20 Prancis sebelum akhirnya menjadi pelatih kepala tim U-21 Prancis. Setelah itu, dia melanjutkan kariernya sebagai pelatih Bordeaux selama dua musim dan kemudian kembali ke Bayern sebagai asisten pelatih. Pengalaman ini memberinya pandangan mendalam tentang dunia kepelatihan, baik di level klub maupun internasional. Sagnol mengakui bahwa ia menikmati atmosfer sepak bola internasional, yang menurutnya lebih cocok dengan gaya kepelatihannya.

Saat tiba di Georgia, Sagnol merasakan kekecewaan besar dari tim dan negara tersebut akibat kegagalan mereka di kualifikasi Euro. Namun, kekecewaan ini juga menunjukkan bahwa Georgia memiliki potensi besar dan hanya membutuhkan dorongan yang tepat untuk menggapai prestasi. Sagnol optimistis dengan bimbingan yang tepat dan semangat juang yang tinggi, Georgia bisa menjadi tim yang kompetitif di level internasional.

Georgia sendiri memiliki pemain-pemain muda berbakat yang mulai menunjukkan kemampuannya di kancah sepak bola Eropa. Sagnol melihat ini sebagai kesempatan untuk mengembangkan tim dan menciptakan identitas permainan yang unik. Dia menekankan pentingnya permainan transisi cepat dan keyakinan diri dalam menghadapi lawan-lawan tangguh.

Menurut Sagnol, Georgia tidak boleh hanya bertahan dan mengandalkan kesalahan lawan, tetapi harus berani mengambil risiko dan bermain dengan ambisi.

BACA JUGA:  Bukan Barcelona atau Real Madrid, tapi Atletico Madrid yang Kuasai Klasemen La Liga

Meskipun target spesifik tidak ditetapkan oleh federasi, Sagnol menyadari bahwa grup mereka sangat sulit. Namun, dia menekankan bahwa tujuan utama mereka adalah membuat kualifikasi sulit bagi tim-tim lain dan berusaha untuk mencapai hasil yang memuaskan.

Dengan pemain-pemain muda yang ambisius dan keinginan kuat untuk berkembang, Sagnol yakin bahwa Georgia dapat memberikan perlawanan yang signifikan.

Identitas permainan yang ingin dibangun oleh Sagnol adalah adaptasi terhadap sepak bola modern dengan fokus pada permainan transisi cepat dan pergerakan ke depan yang cepat. Sagnol juga ingin para pemain Georgia memiliki kepercayaan diri dan keyakinan terhadap kualitas mereka. Menurutnya, tim seperti Georgia harus berani mengambil risiko dalam permainan untuk bisa bersaing dengan tim-tim besar.

Sejak kedatangannya, Sagnol merasa semua orang di tim memiliki keinginan yang sama untuk mengubah arah dan mencapai hasil yang lebih baik. Dia mengakui hasil yang meyakinkan diperlukan untuk membangun kepercayaan diri, namun dia percaya bahwa dengan kerja keras dan semangat juang yang tinggi, Georgia dapat mencapai hasil yang diinginkan.

BACA JUGA:  PSG Kalahkan Real Sociedad, Enrique Tersenyum-senyum

Dalam konteks kualifikasi Piala Dunia 2022 kala itu, Sagnol berharap Georgia dapat meraih setidaknya posisi ketiga dalam grup mereka. Namun, dia juga tidak menutup kemungkinan untuk mengejar target yang lebih tinggi jika situasi memungkinkan.

Sagnol pun menghargai profesionalisme para pemain yang harus bermain di stadion kosong akibat pandemi, dan dia yakin dengan mentalitas dan pengorbanan yang tepat, Georgia dapat meraih sukses meskipun dalam kondisi yang sulit. Sayang, Sagnol belum berhasil mewujudkan ambisinya saat itu.

Namun, keputusan Sagnol menukangi Georgia menunjukkan betapa dirinya siap mengambil risiko dan menerima tantangan baru dalam karier kepelatihannya. Dengan pengalaman dan visinya, Sagnol berharap dapat membawa perubahan positif dan perkembangan bagi tim nasional Georgia. Meski perjalanan ini penuh liku-liku, Sagnol tetap optimistis dan bersemangat untuk memberikan yang terbaik bagi sepak bola Georgia.

Kini, Georgia di bawah komandonya berhasil lolos ke babak 16 besar Euro 2024 dengan catatan mentereng berkat koleksi 4 poin. Selain itu, kemenangan di laga terakhir Grup F menghadapi Portugal dengan skor 2-0 jadi salah satu momentum penting Georgia untuk terus melaju di Euro 2024 dengan segudang kejutan. (jpg)