Belajar Budaya dan Sejarah dengan Mengunjungi Struktur Cagar Budaya Istana Damnah

76

Jika ingin berwisata budaya dan sejarah, cobalah kunjungi Kabupaten Lingga. Kita bisa menambahkan banyak pengetahuan tentang sejarah dan budaya kerajaan Melayu. Wisata Struktur Cagar Budaya Istana Damnah.

Cagar budaya ini, tertuang dalam Surat Keputusan (SK) Gubernur Kepri Nomor 1263 tahun 2022 tentang, Destinasi Pariwisata, Kawasan Strategis Pariwisata dan Daya Tarik Wisata Provinsi Kepri.

Gubernur Ansar Ahmad mengatakan, penetapan itu bertujuan memajukan kesejahteraan masyarakat, meratakan kesempatan berusaha dan optimalisasi potensi ekonomi dan karakteristik daerah.

“Serta untuk mengangkat dan melindungi nilai-nilai budaya, agama, adat istiadat, dan menjaga kelestarian alam,” katanya menjelaskan.

Selain itu, penetapan itu juga dalam rangka pembangunan dan pengembangan pariwisata di Provinsi Kepri. Sehingga, diperlukan penentuan wilayah pariwisata dan daya tarik wisata agar pengembangan yang dilakukan dapat lebih terarah.

Pihak Dinas Pariwisata Provinsi Kepri juga menjelaskan, pengembangan wisata terus digalakkan. Disampaikan Kepala Dinas Pariwisata Kepri, Guntur Sakti, melalui Kepala Bidang Pengembangan Pemasaran pada Dinas Pariwisata Kepri, Afitri Susanti, kepada Posmetro, bredasarkan SK Gubernur, sebenarnya sangat fokus mengaet wisatawan luar dan lokal. “Semaksimal mungkin membenahi segala fasilitas yang ada, demi meningkatkan jumlah kunjungan wisata ke Kepri,” ujarnya.

BACA JUGA:  KONI Kepri Optimis Raih Prestasi dan Perbaiki Peringkat di PON 2024 Aceh-Medan

Situs Cagar Budaya Istana Damnah salah satu bukti sejarah kalau Lingga menjadi pusat pemerintahan Kesultanan di masa lampau yang dipimpin para Sultan bahkan mereka juga bersemayam di Daik Lingga.

Terbitnya undang-undang Cagar Budaya Nomor 11 tahun 2010, situs bangunan atau tapak sejarah disebut struktur Cagar Budaya Istana Damnah.

Banyak para pengunjung baik dalam negeri ataupun luar negeri datang untuk melihat langsung struktur Cagar Budaya Istana Damnah serta melihat peninggalan sejarah di masa kepemimpinan Sultan yang memimpin pada kejayaan masa lalu di Daik Lingga hingga berziarah ke makam-makam para Sultan.

Dalam catatan sejarah, bangunan Istana Damnah sebelum-sebelumnya sudah di rancang dan bangunan Istana siap di bangun tahun 1860. Bangunan di nyatakakan lengkap di masa pemerintahan Sultan Sulaiman Badrul Alam Syah II (1857-1883).

BACA JUGA:  MenPAN-RB Canangkan Program OLGOZI Menuju Birokrasi Bersih dan Bebas Korupsi

Sultan Sulaiman Badrul Alam Syah II dan dibantu yang di Pertuanmuda Riau ke X Raja Muhammad Yusuf Al Mahdi (1858-1899).

Setelah itu, Sultan Abdurrahman Muazam Syah (1885-1911), ia merupakan Sultan Riau Lingga terakhir yamg berpusat pemerintahan di Daik Lingga. Lalu beliau memindahkan pusat pemerintahan, pusat pemerintahan Riau Lingga ke Pulau Penyengat (1900-1911) dan 1913 Kesultanan Riau Lingga dihapus oleh Belanda.

Penghapusan tersebut akibat dari sebuah perjanjian membuat pihak Kesultanan merasa berat. Salah satunya aturan perjanjian selain pajak yang berat dan aturan menggunakan bendera, karena bendera Sultan (bendera istana) tidak boleh tinggi dari bendera Gubernur Hindia Belanda.

Karena perjanjian yang di buat memberatkan, maka robohlah sebagian bangunan karena pusat pemerintahan pindah ke Pulau Penyengat.

Sebelum ditinggalkan ke Penyengat oleh Sultan, maka diwakilkan ke pada Engku Aman Kelang (Raja Abdurrahman), wakil tidak dapat melaksanakan dengan baik karena pusat pemerintahan sudah pindah, sehingga pada akhirnya tidak dirawat oleh ahli waris sehingga tertinggal struktur bangunan menjadi tapak sejarah Kesultanan.

BACA JUGA:  Safari Ramadan Perdana, Roby Ajak Muslimin dan Muslimat Perkuat Silaturahmi

Tidak heran banyak orang berkunjung ke Lingga untuk berwisata sejarah, selain struktur bangunan Istana. Banyak peninggalan peninggalan lainnya ketika dalam kejayaan.

Peninggalan itu, struktur pengolahan sagu Sultan yang berada di jalan Istana Robat, Perkampungan Sawah, Parit Kuno.

Peninggalan Istana Kolam juga berada di Jalan Istana Robat, struktur Masjid Sultan Abdurrahman Muazam Syah berada di Jalan Robat Kampung Putus Daik, banyak lagi peninggalan lainnya yang kerap didatangi para pengunjing.

Para pengunjung baik dalam negeri ataupun luar negeri seperti Malaysia, Singapura bahkan Eropa. Kedatangan para wisatawan dalam dan luar negeri menyangkut hubungan keluarga, keindan sejarah masa lalu dengan latar belakang yang sama, serta melihat langsung struktur Istana Damnah, peninggalan para Sultan, ziarah makam dan banyak lagi hal-hal yang menyangkut wisata sejarah di Bunda Tanah Melayu Daik Lingga.(mrs/*)