BBM Subsidi Lebih Ketat: Daftar MyPertamina dan Gunakan QR Code

239

Pertamina Buka Jalur Pengaduan Resmi melalui Layanan Call Center 135

Batam, Posmetrobatam.co: Sejak Oktober 2024, masyarakat Kepulauan Riau (Kepri) yang ingin membeli Bahan Bakar Minyak (BBM) subsidi jenis Pertalite wajib menggunakan QR Code.

Kebijakan tersebut merupakan program Subsidi Tepat yang dicanangkan PT Pertamina Patra Niaga untuk memastikan subsidi BBM benar-benar tepat sasaran.

Melalui program ini, kendaraan roda empat yang ingin mendapatkan Pertalite harus didaftarkan terlebih dahulu melalui aplikasi MyPertamina. Pihak Pertamina pun gencar mengimbau masyarakat untuk segera melakukan pendaftaran demi kelancaran distribusi BBM subsidi.

“Tujuan utama program ini adalah memastikan subsidi BBM, khususnya Pertalite dan Bio Solar, benar-benar digunakan oleh pihak yang berhak. Selain itu, sistem pencatatan digital ini juga membantu kami memantau konsumsi, jumlah kendaraan, dan akuntabilitas penggunaan dana negara,” jelas Area Manager Communication, Relations & CSR Pertamina Patra Niaga Regional Sumbagut, Susanto August Satria, Senin (19/5) kemarin saat di Batam.

Ia menambahkan bahwa meskipun pendaftaran melalui aplikasi MyPertamina tidak diwajibkan untuk semua jenis kendaraan, masyarakat sangat disarankan untuk mengunduh dan menggunakannya. Selain mempermudah transaksi, pengguna aplikasi juga bisa mendapatkan berbagai promo menarik hingga hadiah dari program loyalitas poin.

BACA JUGA:  Bentrok Berdarah di Rempang Eco City, Pekerja PT MEG Ditarik dari Lokasi?

Namun, bagi kendaraan roda empat yang menggunakan BBM subsidi seperti Pertalite atau Bio Solar, QR Code menjadi syarat wajib. Tanpa QR Code, pembelian BBM subsidi tidak akan dilayani di SPBU.

Satria juga menyampaikan jika masyarakat untuk mendaftarkan kendaraan, pengguna perlu menyiapkan dokumen. Mulai foto kendaraan dari berbagai sisi di depan, samping, dan belakang, identitas diri (KTP/SIM), dan alamat email aktif

Ia juga menyampaikan bahwa satu akun MyPertamina dapat digunakan untuk mendaftarkan lebih dari satu kendaraan, terutama bagi pemilik armada atau perusahaan transportasi.

Pertamina juga membuka jalur pengaduan resmi melalui layanan Call Center 135 bagi masyarakat yang ingin melaporkan penyalahgunaan BBM subsidi. Menariknya, laporan yang masuk tak hanya terbatas pada pelanggaran, tetapi juga bisa berupa masukan atau apresiasi.

Satria juga menambahkan, pembelian BBM menggunakan jerigen tetap diperbolehkan, asalkan dilengkapi dengan surat rekomendasi dari dinas terkait. Misalnya, nelayan wajib menunjukkan surat dari Dinas Kelautan dan Perikanan, sedangkan petani dari Dinas Pertanian.

“Jika terjadi pelanggaran, kami tidak segan menindak tegas sesuai regulasi yang berlaku,” tegas Susanto.

BACA JUGA:  Amsakar-Li Claudia Resmi Menjabat Wali Kota dan Wakil Wali Kota Batam, Dilantik Presiden di Istana

Pihaknya juga mengimbau agar nelayan yang mendapat BBM Subsidi tidak menitipkan jerigen kepada pihak lain saat melakukan pembelian. Karena berisiko tinggi terhadap penyelewengan meskipun menggunakan QR Code milik nelayan tersebut.

“Lebih baik datang langsung. Kalau dititipkan risiko itu tadi bisa disalah gunakan. Godaannya besar dan potensi penyelewengan tinggi. Kami imbau lebih baik tidak menitip, demi mencegah penyalahgunaan,” tegas Satria.

Satria juga mengimbau masyarakat pengguna BBM bersubsidi seperti Pertalite dan Biosolar untuk secara berkala menyegarkan (refresh) barcode QR Code yang digunakan dalam proses pembelian bahan bakar. Langkah ini penting dilakukan demi menjaga keamanan data kendaraan dan mencegah penyalahgunaan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab.

“Silakan refresh barcode melalui akun masing-masing, bisa dilakukan seminggu sekali atau sebulan sekali. Ini demi keamanan data diri dan kendaraan,” pesannya.

Masyarakat juga diingatkan agar tidak menempelkan barcode QR Code pada kendaraan, misalnya dijadikan stiker di kaca kendaraan maupun dekat tangki bensin. Pasalnya, barcode yang ditempel berisiko difoto dan disalahgunakan oleh orang lain untuk membeli BBM subsidi.

BACA JUGA:  Amsakar-Li Claudia Kunjungi Warga Terdampak Longsor di Sekupang

“Jangan pernah menempelkan QR code di mobil, nanti itu bisa digandakan seperti difoto. Dan QR ini bisa digunakan oleh orang lain,” jelasnya.

Dengan digitalisasi distribusi BBM ini, Pertamina berharap subsidi yang diberikan negara benar-benar dirasakan oleh masyarakat yang membutuhkan.

Sementara, Merlinda (38) warga Sakura Garden, yang telah menggunakan aplikasi MyPertamina untuk kebutuhan dua kendaraan pribadinya yakni satu unit Toyota Agya dan satu unit Toyota Avanza. Menurutnya, penggunaan MyPertamina memudahkan dirinya dalam mencatat transaksi dan mengetahui konsumsi BBM harian hingga bulanan.

“Saya jadi bisa lihat berapa banyak BBM yang saya gunakan untuk masing-masing mobil. Ini sangat membantu, apalagi sekarang harga BBM bisa berubah-ubah,” ucap ibu tiga anak itu.

Dengan dua kendaraan yang digunakan untuk keperluan keluarga dan aktivitas harian, Merlinda merasa terbantu dalam mengatur pengeluaran BBM. Ia juga mengaku lebih mudah mengakses subsidi BBM sesuai ketentuan dari pemerintah melalui aplikasi tersebut.

“Kalau semua pakai aplikasi ini, kita bisa bantu pemerintah juga dalam mendata konsumsi dan penyaluran subsidi,” terangnya. (hbb)

Foto: istimewa