Puasa merupakan salah satu kewajiban yang dilakukan umat muslim saat bulan ramadhan. Tidak hanya menahan lapar dan minum dari terbit fajar sampai terbenamnya matahari saja, melakukan hal yang tidak baik juga dilarang.

Sekalipun sudah sah dalam ikatan suci pernikahan, bercinta atau melakukan hubungan suami istri pada siang hari di bulan ramadhan adalah salah satu hal yang melanggar dan membatalkan puasa.

Hukum Melakukan Hubungan Intim di Bulan Ramadhan.

Dilansir dari Baznas, terdapat penjelasan hukum bagi orang yang melakukan hubungan intim saat berpuasa dalam hadis riwayat Bukhari dan Muslim.

Hadis ini menyatakan, bahwa orang-orang yang dengan sengaja melakukannya dalam keaadan berpuasa, diwajibkan untuk melakukan salah satu dari pilihan yang dalam bahasa fikihnya disebut dengan kifarat.
“Abu Hurairah meriwayatkan, ada seorang laki-laki datang kepada Rasulullah SAW lantas berkata, ‘Celakalah aku! Aku mencampuri istriku (siang hari) di bulan Ramadan’. Beliau bersabda, ‘Merdekakanlah seorang hamba sahaya perempuan’. Dijawab oleh laki-laki itu, ‘Aku tidak mampu’. Beliau kembali bersabda, ‘Berpuasalah selama dua bulan berturut-turut’. Dijawab lagi oleh laki-laki itu, ‘Aku tak mampu’. Beliau kembali bersabda, ‘Berikanlah makanan kepada enam puluh orang miskin’.” (HR. Bukhari).

BACA JUGA:  Nuryanto: Minta Pemda Proaktif Jaga Ketersediaan Pasokan Terutama Beras dan Gas 3 Kg

Bagaimana dengan hukum apabila berciuman dengan pasangan di siang hari pada Bulan Ramadan? Batal puasanya jika keluarnya mani karena berciuman. Tetapi ciuman atau pelukan yang tidak menyebabkan basah atau keluarnya mani tidak membatalkan puasa.

Ini sesuai dengan hadis Nabi saw dari ‘Aisyah, ia berkata, “Nabi saw mencium ketika berpuasa dan berpelukan ketika berpuasa, namun beliau adalah orang yang paling mampu mengendalikan birahinya.” (HR al-Bukhari dan Muslim).

Begitu pula dalam hadis ‘Umar Ibn al-Khattab diriwayatkan bahwa beliau berkata, “Pada suatu hari saya merasa birahi, lalu saya mencium [istri saya], lalu saya datang kepada Nabi saw dan mengatakan, ‘Saya hari ini telah melakukan hal yang gawat. Saya mencium istri saya ketika sedang puasa.’ Lalu Nabi saw balik bertanya, ‘Bagaimana kalau engkau berkumur-kumur dengan air ketika puasa?’ Aku menjawab, ‘Tidak apa-apa.’ Lalu Nabi saw menimpali, ‘Kalau begitu kenapa bertanya’?” (HR Abu Dawud dan Ahmad). Artinya berciuman tidak membatalkan puasa.

BACA JUGA:  Terkait Petinggi Partai di Batam Ditangkap Satnarkoba, Warga: Beliau Banyak Tamu

Lantas, kapan waktu yang tepat untuk diperbolehkan melakukan hubungan suami istri dan bagaimana caranya? Dilansir dari hallodoc, simak penjelasan dibawah ini.

Tips Bercinta di Bulan Ramadhan

Dilakukan Pada Malam Hari Setelah Berbuka
Hubungan intim dapat dilakukan pada malam hari setelah berbuka puasa atau setelah melakukan salat tarawih.

Merujuk pada surah Al-Baqarah ayat 187:
“Dihalalkan bagi kamu pada malam hari bulan puasa bercampur dengan istri-istri kamu; mereka adalah pakaian bagimu, dan kamupun adalah pakaian bagi mereka. Allah mengetahui bahwasanya kamu tidak dapat menahan nafsumu, karena itu Allah mengampuni kamu dan memberi maaf kepadamu. Maka sekarang campurilah mereka dan ikutilah apa yang telah ditetapkan Allah untukmu, dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam, (tetapi) janganlah kamu campuri mereka itu, sedang kamu beri’tikaf dalam masjid. Itulah larangan Allah, maka janganlah kamu mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia, supaya mereka bertakwa.”

BACA JUGA:  HM Rudi Ajak Masyarakat Rempang Berdialog

Mandi Wajib Setelah Melakukan Hubungan Intim
Setelah berhubungan intim disarankan untuk melakukan mandi junub. Sebaiknya, dilakukan sehabis sahur agar badan lebih segar dan siap beraktivitas kembali.

Tenang, kalian bisa melakukan mandi besar sebelum atau sesudah terbit fajar. Karena itu tidak mempengaruhi sah atau tidaknya puasa kalian.

Hadits yang diriwayatkan Aisyah dan Ummu Salamah, “Nabi Muhammad Saw pernah memasuki waktu Subuh dalam keadaan junuh karena berjima’. Kemudian (setelah waktu subuh tiba beliau mandi dan berpuasa.” (HR. Bukhari dan Muslim).

Menjaga Asupan Gizi
Selama berpuasa di bulan Ramadhan, kalian dan pasangan harus menjaga kesehatan dengan memperhatikan apa saja makanan yang dikonsumsi.

Pastikan karbohidrat, protein, vitamin, dan mineral kalian tercukupi. Jika merasa kurang, kamu dan pasangan dapat mengonsumsi suplemen tambahan dan multivitamin.(jpg)