Bintan, Posmetrobatam.co: Hujan deras mengguyur jalanan aspal area perkantoran Pemkab Bintan, Rabu (22/10) pukul 09.00 WIB di area perkantoran Bintan Buyu, Dinas DLH Bintan.
Umar Awalludin (51), sosok Aparatur Sipil Negara (ASN) yang bekerja di Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Pemkab Bintan itu, mengaku bisa berhemat, dengan motor listrik (Molis), hasil modifikasinya sendiri.
“Alhamdulillah, dengan adanya motor listrik (molis) yang saya modifikasi, saya nggak mikir lagi beli BBM. Sudah tiga tahun belakangan ini, saya pulang – pergi, dari Kijang – Bintan Buyu, sejauh 30 km. Berarti kalau PP, Kijang-Bintan Buyu, sejauh 60 km. Kebetulan, saya tinggal di Kijang, dan berkantor di Bintan Buyu, sudah tiga tahun,” sebut Umar.
“Tapi, lewatnya nggak berani ke jalan raya. Cari jalan alternatif yang jauh dari pantauan polisi,” aku Umar, terus terang, saat berbincang dengan Posmetrobatam.co.
“Jangan dipublikasi. Takut nanti jadi panjang urusannya. Soalnya, motor yang saya modifikasi itu, legitimasi surat-suratnya juga tak jelas. Tentunya, saat masih berstatus motor konvensional, surat-suratnya masih resmi. Lalu, setelah berganti jadi motor listrik, tentu suratnya harus diurus ke kantor terkait. Lagi pula, motor listriknya untuk keperluan transportasi pribadi. Supaya lebih hemat,” kata Umar, pelan.
“Maklum, biaya hidup saat ini nggak murah. Harga BBM naik, harga sembako naik. Ditambah lagi, biaya sekolah anak. Jadi, harus cari akal, biar hemat?” seloroh Umar sembari melepas tawa getir.
Semua berawal dari rasa iseng dan perkembangan dunia teknologi tentang inovasi-inovasi motor listrik yang begitu pesat, Umar tertarik mencoba membuat motor listrik.
“Ada motor rusak di gudang. Mesinnya mati total. Jadi, saya mencoba memanfaatkan barang tak terpakai itu dengan ilmu pengetahuan yang saya miliki. Dulu, back ground pendidikan saya adalah sekolah STM, jurusan pembangunan. Di salah satu mata pelajaran yang ada saat itu, ada mata pelajaran yang mengajarkan siswanya untuk mengenal teknik dasar kelistrikan. Alhamdulilah, saya mencoba menerapkannya, dengan memodifikasi motor rusak itu, menjadi motor listrik,” sebut Umar penuh antusias.
Lebih lanjut, ia menjelaskan, secara detail soal motor listrik itu. Secara garis besar, komponen-komponen sebuah kendaraan listrik semuanya sama.
Seperti pada mobil listrik, motor listrik, sepeda listrik dan kendaraan sejenisnya. Semua, memiliki skema kelistrikan dan komponen-komponen yang hampir sama. Digerakkan secara kombinasi oleh 4 komponen utama penggerak, terdiri dari motor/ dinamo penggerak. Kontroller. Handle gas, dan Baterai/ aki.
Dinamo sebagai penggerak dalam sebuah komponen dalam kendaraan listrik, karena ada gelombang electromagnetic yang dihasilkan dari stator dan rotor. Prinsip kerjanya dinamo mendapat sinyal dari kontroller yang dihantarkan melalui hall sensor pada throttle gas.
Semakin kencang user memerintahkan throttle maka akan semakin laju putaran dinamonya. Secara umum ada 2 jenis brushless/dinamo yang paling sering dipakai pada motor listrik, yaitu jenis dinamo hub drive dan mid drive dengan 3 kabel phase atau yang disebut dengan BLDC (brushless direct current).
Hub drive lebih free maintenance dari jenis mid drive. Karena mid drive masih harus menggunakan rantai atau belting sebagai penghubung roda penggeraknya
Hub Drive, dan Mid Drive.
Lalu, ada alat kontroller. Driver pengirim sinyal ke brushless/dinamo, untuk memutar dan mengontrol sebuah motor dinamo.
Brushless akan berputar karena arus yang dihantarkan oleh kontroller sebagaimana yang mengubah tegangan DC jadi arus bolak-balik 3 fasa.

Jenis dan spesifikasi kontroller wajib sesuai dengan motor dinamo yang digunakan. Misalnya tegangan pada brushlessnya 72 v dengan daya yang dibutuhkan 1500 watt, maka kontrollernya pun harus mempunyai tegangan dan daya yang sama.
Handle gas adalah komponen yang berfungsi untuk mengatur putaran motor dengan cara memberikan signal data berupa kabel hall sensor ke kontroller.
Komponen ini sama persis cara penggunaannya seperti pada motor konvensional pada umumnya. Hanya saja pada kendaraan listrik output yang dihasilkan adalah berupa signal data elektronik
Masih menurut Umar, komponen terpenting berikutnya adalah baterai. Karena, baterai adalah sumber utama dalam kendaraan listrik.
Tetapi, di sisi lain, untuk memesan baterai secara custom sesuai yang dibutuhkan itu sangat sulit. Butuh waktu 7 hari sebagai pre-order. Kemudian ditambah durasi pengiriman selama kurang 15 hari. Maka butuh waktu kurang lebih 22 hari, bateray yang dipesan baru bisa sampai kepada pengguna.
Disamping itu harganya memang relative tinggi. Maka Umar lebih memilih untuk merakit bateray secara mandiri dengan memesan bateray batangan, kemudian merakitnya sehingga harga bisa lebih ditekan. Untuk merakit bateray harus sesuai yang dibutuhkan, misalnya tegangan brushless 72 v dengan daya 1500 watt jika menggunakan jenis baterai Li-Ion 18650 maka susunan perakitan baterainya dengan konfigurasi 20 s, sedangkan untuk mendapatkan paralelnya 1500 : 72 V = 20,8 = 21. Maka konfigurasinya adalah 20 seri dan 21 paralel. Maka minimal baterai batangan yang harus disiapkan sebanyak 420 pcs. dengan asumsi kapasitas per 1 pcs = 2 AH, maka 2 x 21 = 42 AH (amper/jam). Jika jumlah paralel lebih dari itu justru akan lebih baik karena akan menambah jumlah AH, dengan kata lain semakin besar AH nya maka semakin jauh jarak tempuhnya.
Itupun, menurut Umar masih ribet prosesnya. Ada cara jitu lainnya yang coba dipraktekkan Umar. Ia membeli baterai laptop, dari pengepul barang rongsokan khusus elektronik.
“Alhamdulillah, bisa pakai baterai dari laptop. Itu pun harganya juga murah meriah. Per batang baterai laptop, dijual seharga Rp1000 (seribu rupiah). Biasa beli di pengepul barang bekas (rongsokan) yang ada di Tanjungunggat,” sebutnya.
Kemudian, alat pendukung lainnya, adalah Mini Circuit Breaker atau yang lazim kita sebut MCB yang mana fungsinya sebagai pemutus arus jika terjadi hubungan singkat. Sedangkan layar LCD, memonitor pergerakan molis untuk speed, jarak tempuh, kapasitas baterai dan lainnya.
Berikutnya, charger, adalah adalah alat untuk mengisi energy baterai yang habis dari sumber listrik. Jenis charger harus menyesuaikan spesifikasi dan jenis baterai yang dipakai.
Pemilihan charger yang tidak tepat akan membuat baterai berumur pendek. Jadi charger harus tepat sesuai dengan baterainya. Kapasitor (opsional).
Fungsi kapasitor pada motor listrik sebenarnya sebagai pelengkap. Tak hanya itu, kapasitor juga berfungsi sebagai membantu pekerjaan baterai agar baterai lebih awet kerjanya.
Biasanya pada start awal molis yang membawa beban berat membutuhkan torsi/tenaga tinggi, sehingga bisa membawa beban berat seperti motor roda tiga dan lainnya.
“Berbicara masalah tenaga kita dihadapkan pada masalah dompet kita masing-masing. Kalau hanya untuk merakit asal maju, modalnya yaa biasa-biasa saja. Tapi kalau ingin yang sedang-sedang tentu sedang-sedang juga budgetnya. Itu semua berbanding lurus dengan cost yang sudah kita keluarkan.
Untuk molis yang sudah kami buat ini terhitung sudah 2 unit dikerjakan Alhamdulillah unit yang pertama, sifatnya percobaan. Hasilnya tidak kalah dengan pabrikan,” paparnya.
Unit pertama dengan spesifikasi brushless 1000 watt, bertegangan 60 v kapasitas baterai 35 AH. Dengan kapasitas 35 AH jarak tempuh bisa mencapai 70 Km dengan kecepatan rata-rata 40 s/d 50 km/jam. Dengan kondisi seperti ini batrey harus dicharge selama kurang lebih 5 s/d 6 jam. Durasi pengecasan memang membutuhkan waktu yang lama. Ini dikarenakan pemilihan amper charge nya yang sengaja dipilih kecil yaitu maksimal 3 amper. Jika ingin yang lebih cepat bisa memilih amper yang lebih namun tidak baik untuk kesehatan baterai.
Unit kedua dengan spesifikasi brushless 1500 Watt, bertegangan 72 V, kapasitas batrey 45 AH, tentu dengan kapasitas ini molis ini bisa melaju 60 s/d 80 km/jam dengan jarak tempuh bisa mencapai lebih dari 90 Km.
“System pengecasan untuk kedua molis ini memang tidak mengalami kesulitan. Kalau selama batray habis di jam kantor, molis ini di charge di kantor, apabila habisnya setelah jam kantor dicharge di rumah. Alhamdulillah di rumah juga sudah mumpuni dengan system PLTS (pembangkit listrik tenaga surya) yang alhamdulillah sudah dibangun pada pertengahan 2021 yang lalu,” cerita Umar lagi masih bersemangat.
Umar juga menjabarkan, soal umur baterai, katanya jangan khawatir. Sebab, biaya pemeliharaan minim umur baterai bisa bertahan 2 s/d 3 tahun (artinya masih terasa irit dibandingkan biaya untuk membeli BBM). Tidak berisik (ramah lingkungan). Bebas polusi.
Sayangnya, soal sparepart masih sulit dan mahal. Tidak semua pengepul barang rongsokan punya barang-barang elektronik berupa laptop.
Tak hanya sparepart yang susah didapat, kata Umar, motor molis buatannya belum teregister secara resmi. Bila bepergian harus memperhitungkan ketersediaan baterai karena harus memikirkan tempat pengecasan.
“Kalau tidak diperhitungkan soal jauh dekatnya, bisa mogok di jalan,” sebut Umar mewanti-wanti.
Meski hasil modifikasi molisnya banyak keterbatasan atau kekurangan, Umar mengaku bangga dan merasa bersyukur. Setidaknya ngantor dengan Molis, bisa menghemat keuangannya.
“Bayangkan saja. Kalau dengan motor konvensional, sedikitnya kita harus menyisihkan uang BBM sebesar Rp4,8 juta untuk setahun. Tapi, setelah mengandalkan Molis, saya hanya menghabiskan uang untuk biaya modifikasi, total Rp3 juta.
Ditambah lagi, kita juga turut berpartisipasi mengurangi polusi udara yang diakibatkan oleh asap kendaraan. Dengan Molis juga kita bisa eksplorasi keterampilan/pengetahuan. Bisa berbagi ilmu dengan orang-orang sekitar. Waktu perakitan lebih kurang satu bulan,” sebut Umar.
“Teman-teman kantor, tetangga kanan kiri di komplek perumahan, juga ada yang sering konsultasi dan minta bantu rakit motor rusaknya jadi Molis. Jadi, saya ajarkan caranya,” ceritanya dengan antusias.
Masih kata Umar, sejauh ini, ia merasa bangga punya ketrampilan bisa memodifikasi motor rusak jadi motor listrik. Pernah mau ikutan lomba inovasi daerah. Tapi, nyalinya ciut. Umar berpikir, ke depan, kalau dia berhasil memenangkan lomba inovasi daerah, pasti urusannya jadi ribet.
“Saya yakin, pasti bisa menang kalau ikut lomba inovasi daerah tahun 2022. Berkas untuk presentasi di depan dewan juri pun sampai sekarang masih tersimpan rapi di file laptop saya. Tapi, waktu itu, saya memilih mundur. Tak jadi ikut lomba, karena takut dihadapkan dengan urusan surat-surat resmi kendaraan bermotor. Ke depan, saya berharap, regulasi soal motor listrik dimudahkan. Kalau diberi kemudahan soal regulasinya, saya akan ciptakan motor listrik banyak-banyak, sebagai kebanggaan inovasi daerah,” tandasnya.(desi baiq)







