POSMETROBATAM: Pupus sudah asa Mason Greenwood kembali memperkuat Manchester United. Penampilan selama 82 menit saat United mengalahkan West Ham 1-0 di Premier League dua musim lalu (23/1/2022) merupakan yang terakhir bagi Greenwood berkostum The Red Devils.
Kemarin (22/8) United dan striker 21 tahun itu sepakat untuk tidak bekerja sama lagi.
Alasannya tak lain karena United mendapat banyak tekanan seandainya menggunakan jasa Greenwood yang tersandung kasus kekerasan, percobaan pembunuhan, hingga serangan bersifat seksual pada Januari tahun lalu.
Meski secara hukum dinyatakan tidak bersalah pada Februari lalu, United memilih ”aman”. ’’Keputusan ini merupakan win-win solution bagi semua pihak. Klub juga tidak akan terganggu lagi dengan keberadaan dan statusku. Sementara bagiku, aku bisa kembali meniti karier,’’ papar Greenwood seperti dilansir The Times.
Jebolan akademi United dengan statistik 129 laga, 35 gol, dan 12 umpan gol selama memperkuat The Red Devils itu masih punya waktu sampai akhir bulan untuk mendapatkan klub baru. AS Roma merupakan klub yang memonitor situasi Greenwood. Khususnya karena pilihan allenatore Jose Mourinho.
Pelatih asal Portugal itulah yang kali pertama memasukkan Greenwood dalam line-up tim utama United kontra Valencia di fase grup Liga Champions 2018–2019. Meski, Greenwood baru menjalani debut profesional ketika United dilatih Ole Gunnar Solskjaer.
Yaitu, saat turun pada menit ke-87 lawan Paris Saint-Germain dalam second leg 16 besar Liga Champions musim yang sama.
Selain reuni Mourinho dan Greenwood, situasi Giallorossi –sebutan AS Roma– memang mengharuskan mereka berburu striker. Sebab, striker utama Tammy Abraham menepi setidaknya hingga Januari tahun depan lantaran cedera lutut.
Hanya, mendatangkan Greenwood merupakan perjudian. Untuk pemain yang absen dari lapangan hijau selama 19 bulan, performa Greenwood diragukan bisa mendekati ketika dirinya masih aktif.
Sementara itu, pandit sekaligus mantan kapten United Gary Neville mengkritik keputusan mantan klubnya melepas Greenwood.
”Menurutku, pihak klub sangat payah dalam menangani masalah ini. United tidak boleh menjadi hakim dan juri. Kasus ini semestinya disikapi secara independen (dipisahkan antara kehidupan pribadi dan profesional, Red),” tuturnya. (Jp Group)