BATAM, POSMETROBATAM: M Ali Fikri Akbar, bocah berusia sekitar 2,5 tahun dinyatakan hilang dibawa banjir yang menggenangi tempat tinggalnya di RT02/RW01, Tiban Kampung pada Kamis (21/9) sekitar pukul 15.00 WIB.
Pencarian pun dilakukan hingga malam hari, namun jasad anak yatim itu belum diketahui keberadaannya.
Sementara itu, di tengah pencarian, puluhan warga berbondong-bondong menuju ke arah aliran sungai di wilayah Kelurahan Tiban Lama. Mereka berdiri di pinggiran sungai, sembari melihat ke arah air sungai yang mulai menyusut.
Informasi yang dihimpun di lokasi kejadian, sore itu bocah yang ditinggal mati bapaknya itu berhujan-hujanan bersama kakak perempuannya yang berusia 5 tahun, dan juga sejumlah bocah.
Air hujan yang menggenangi jalan semen selebar 6 meter di depan tempat kos korban itu, dijadikan lokasi bermain. Namun, para bocah itu tidak tahu bahaya mengintai. Saat main-main di parit kecil yang terbuka itu, korban tergelincir.
“Korban bermain di parit itu, ada videonya,” kata seorang warga. Namun, disinyalir orang yang merekam peristiwa itu sesama bocah, sehingga tidak menghiraukan bahaya yang mengancam nyawa korban.
Karena derasnya air, korban terbawa arus di dalam parit. Peristiwa itu pun akhirnya didengar warga. Pencarian dilakukan, tim SAR juga diturun ke lokasi. Malamnya, warga bersama ketua RT dan RW setempat kembali menyusuri parit dan sungai. Tampak babinsa dan pihak kepolisian di lokasi.
Keluarga korban ngekos
Sore sebelum peristiwa naas itu, korban tinggal bersama tiga saudaranya, sedangkan ibunya, Sri Mindarti sedang mencari nafkah. Sri bersama empat anaknya itu indekos di salah satu ruangan di rumah petak di RT02/RW01.
Menurut warga, orang tua laki-laki korban bernama Syahputra telah meninggal dunia sekitar setahun lalu.
“Iya ibu itu sudah janda. Suaminya yang saya tahu sudah meninggal,” ucap seorang wanita, warga setempat. Di tempat kos itu, juga Sri tinggal sekitar setahunan juga.
Sementara itu, Ketua RT02/RW01, Erik Suwandi di lokasi kejadian mengatakan, peristiwa air meluap, membanjiri wilayahnya itu tidak ia duga, karena bisanya air hujan akan mengalir lancar dari parit menuju sungai.
“Baru kali ini di sini banjir, karena biasanya air hujan lancar ke parit lalu ke parit besar (sungai),” ucapnya, sembari mengatakan jarak dari lokasi korban dibawa arus ke Sungai sekitar 70 meteran.
Dikatakan Erik Suwandi, parit yang alirannya menuju sungai sudah disisir warga. Untuk malam harinya, warga kembali melakukan penyisiran hingga ke aliran sungai.
Sementara itu, di depan kosan korban sudah dipasang tenda. Warga terus berdatangan berbelasungkawa kepada ibu korban, yang terus menangis di dalam kamar kosnya.
“Tadi (sore) ibu korban langsung pulang dari tempat kerjanya saat ditelpon. Sekarang terus menangis di dalam kamar,” ucap seorang warga yang baru menjenguk Sri.(waw)