Cara Mengetahui Orang Sering Tertipu Berita Hoaks, Dilihat Perilakunya Menurut Psikolog

60
Ilustrasi. Foto: Pexels

POSMETROBATAM.CO: Berita hoaks atau palsu memang menjadi masalah yang semakin mengkhawatirkan di era digital ini. Dengan perkembangan teknologi dan media sosial, informasi bisa menyebar dengan sangat cepat, namun tidak semuanya dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.

Banyak orang yang tertipu oleh berita hoaks karena berbagai faktor yang terkait dengan perilaku dalam mengonsumsi informasi.

Melansir dari laman Small Business Bonfire pada (20/11) orang yang sering tertipu dengan berita hoaks, biasanya menunjukkan 9 perilaku ini:

  1. Ketergantungan pada media sosial
    Media sosial menjadi sumber informasi utama bagi banyak orang, namun di sini juga banyak beredar berita hoaks. Algoritme di platform ini menciptakan ruang gema, hanya memberikan informasi yang sesuai dengan keyakinan kita dan jarang menantang pandangan kita.
  2. Ketidaktahuan atas sumber informasi
    Banyak orang yang tidak memeriksa terlebih dahulu sumber informasi yang mereka terima. Tanpa memverifikasi asal-usul berita, mereka cenderung mudah percaya dengan judul yang menarik atau narasi emosional.
  3. Kurangnya berpikir kritis
    Berpikir kritis adalah keterampilan untuk menganalisis dan mengevaluasi informasi secara objektif. Tanpa keterampilan ini, seseorang lebih rentan untuk menerima informasi yang tidak akurat atau menyesatkan.
  4. Bias informasi
    Bias konfirmasi membuat kita cenderung percaya pada informasi yang sesuai dengan pandangan atau keyakinan yang sudah ada sebelumnya, meskipun berita tersebut belum tentu benar.
  5. Takut ketinggalan (FOMO)
    FOMO atau fear of missing out mendorong orang untuk terus mengikuti perkembangan informasi, terkadang tanpa memverifikasi kebenarannya. Keinginan untuk tidak ketinggalan bisa membuat seseorang membagikan berita hoaks.
  6. Keterlibatan emosional
    Berita yang membangkitkan emosi, seperti kemarahan atau kegembiraan, bisa mempengaruhi penilaian kita dan membuat kita lebih mudah terjerumus dalam berita hoaks yang menargetkan perasaan tersebut.
  7. Kerentanan terhadap clickbait
    Judul sensasional yang menggunakan clickbait sangat efektif menarik perhatian orang, tetapi sering kali berita yang disajikan di balik judul tersebut tidak dapat dipertanggungjawabkan kebenarannya.
  8. Melebih-lebihkan kemampuan mengenali berita hoaks
    Banyak orang merasa yakin bahwa mereka dapat membedakan berita hoaks dari yang asli, padahal sering kali kita terjebak dalam ilusi pengetahuan dan akhirnya menerima informasi yang salah.
  9. Mengabaikan pengecekan fakta
    Tidak memeriksa kebenaran sebuah berita, apalagi hanya karena berita tersebut dibagikan oleh banyak orang atau muncul di akun populer, adalah salah satu kebiasaan yang mendukung penyebaran berita hoaks.
BACA JUGA:  Mudah Mendapatkan Harta, Weton Ini Bisa Menentukan Nasibnya Sendiri

Penting bagi kita untuk selalu berhati-hati dan memeriksa kebenaran sebuah informasi sebelum membagikannya. Proses pengecekan fakta memang membutuhkan waktu, namun itu adalah langkah yang sangat berharga untuk menghindari penyebaran berita hoaks yang dapat merugikan banyak pihak.(*)