Sekretaris Jenderal (Sekjen) DPP PDI Perjuangan (PDIP) Hasto Kristiyanto mengatakan, deklarasi dukungan Budiman Sudjatmiko kepada Prabowo Subianto dengan mendirikan relawan Pranowo Budiman Bersatu (PRABU) di Marina Convention Center, Semarang, Jawa Tengah, pada Jumat (18/8) lalu, tak membuat PDIP berkecil hati. Namun, pembajakan Budiman Sudjatmiko oleh kubu Prabowo Subianto justru membuktikan ketidakpercayaan diri.
Padahal, parpol pengusung Prabowo Subianto lebih banyak dari Ganjar Pranowo. Prabowo diusung oleh Partai Gerindra, PKB, PAN, dan Partai Golkar, sementara Ganjar diusung PDIP dan PPP.
“Setelah mengeroyok Ganjar Pranowo, mereka masih menggunakan bujuk rayu kekuasaan mencoba bertindak tidak etis, terapkan devide at impera,” kata Hasto di sela Rakerda III DPD PDIP Kalimantan Timur di Balikpapan, Minggu (20/8).
“Dengan melakukan politik devide et impera itu sebenarnya menunjukkan ketidakpercayaan diri dari pihak sana meskipun sebelumnya telah mencoba mengeroyok Pak Ganjar Pranowo, sehingga langkah langkah itu malah akan menghasilkan suatu energi positif bagi pergerakan seluruh kader PDI Perjuangan,” lanjut Hasto.
Hasto juga memberi catatan soal lokasi deklarasi dukungan itu di Provinsi Jawa Tengah. Menurut Hasto, tindakan yang dilakukan Budiman dan Prabowo di Semarang, justru akan membuat kader PDIP di Jawa Tengah semakin solid.
Ia menyebut, peristiwa itu pernah terjadi saat Pemilu 2019 lalu. Saat itu, kubu Prabowo membangun posko di wilayah Solo, yang merupakan tempat asal Joko Widodo (Jokowi) yang saat itu menjadi lawannya.
Namun, kubu Prabowo justru harus melenggang kalah. Sebab tindakan itu justru semakin membuat semangat serta militansi kader dan pendukung semakin besar.
“Apa yang terjadi itu justru malah membangunkan spirit seluruh kader-kader PDI Perjuangan, apalagi pengumumannya dilakukan di Jawa Tengah. Ini membangkitkan militansi seluruh kader-kader PDI Perjuangan,” tegas Hasto.
(Jp Group)