Marak Pelaku Bom Ikan di Area Tangkapan, Nelayan Nopong Lingga Resah

200

Posmetrobatam.co: Warga Dusun Nopong, Desa Benan, Kecamatan Karang Bidare, Kabupaten Lingga gusar dengan adanya pengeboman ikan di area tangkapan nelayan tradisonal setempat.

Sering sekali aksi pengeboman ikan di wilayah tangkapan Pulau Nopong oleh orang yang tidak bertanggung jawab, membuat area tangkapan menjadi rusak dan ikan-ikan yang kecil ikut mati akibat ulah pelaku.

Kerap sekali aktivitas pengeboman ikan di wilayah laut Nopong, Ketua RT 08 Nopong Ridwan mengatakan, masyarakat nelayan setempat marah dan beberapa kali melakukan pertemuan supaya aktivitas merusak terumbu karang segera dihentikan.

“Kegiatan bom ikan di area tangkap nelayan Nopong bukan hal yang baru, aktivitasnya sudah lama namun sampai sekarang belum ada solusi, meski sudah kami sampaikan ke tingkat desa dan kecamatan,” ungkapnya, Senin (20/1).

BACA JUGA:  Razia Pajak Kendaraan Bermotor, 45 Kendaraan Terjaring

Sebagai Ketua RT ia sudah melaporkan aktivitas tersebut pada Kepala Desa Benan dan Camat Katang Bidare, namun sampai sekarang belum ada jawaban sedangkan pengeboman terus berkelanjutan.

“Jujur masyarkat kami merasa resah, bahkan sudah beberapa kali saya bersama masyarakat melakukan pengejaran namun, pompong mereka lebih laju dari pada kami, jadi kami sulit menangkapnya,” kata dia.

Katanya lagi, tidak lama lagi hari raya Imlek, pelaku pengeboman akan melakukan aksinya di wilayah adanya ikan dingkis, salah satunya ada di wilayah laut Nopong.

“Kami meminta ada ketegasan dari desa dan kecamatan supaya ada himbauan atau solusi lainnya, supaya area tangkapan nelayan Nopong yang juga menjadi objek wisata tidak rusak oleh bom-bom ikan,” pintanya.

BACA JUGA:  Kiprah Anak Melayu di Timnas Bikin Bangga, saatnya Lingga Perjuangkan Fasilitas Olahraga dari Kemenpora

Ridwan menyebutkan, ketika bom ikan diledakkan bunyinya menggelegar dan terdengar jelas di Pulau Nopong, dan membuat anak-anak terkejut mendengar dentuman bom.

“Kami sudah selalu melakukan pengintaian dan pengejaran, setiap ingin dilakukan pengejaran mereka kabur,” imbuhnya.

Masyarakat pun kecewa, belum adanya respon dari pihak desa dan kecamatan, sehingga aksi tersebut terbiarkan dan pelaku leluasa melakukan aktivitasnya yang merugikan masyarakat Benan umumnya, dan khususnya Dusun Nopong yang dihuni 52 Kepala Keluarga yang mayoritas bekerja sebagai nelayan.

Kepala Desa Benan, Yadi membenarkan adanya aktivitas tersebut, sebelumnya pihaknya pernah melakukan teguran secara lisan pada pelaku pengeboman dan melalui desa, dan dapat dipahami ketika itu dan sekarang berulah lagi.

“Pelakunya dari desa lain, bukan dari warga Desa Benan. Dulunya kami pernah memberi teguran dan dapat diterima, tapi sekarang terulang kembali, apalagi sekarang menjelang Imlek para pelaku pengeboman melancarkan aksinya untuk mendapatkan ikan dingkis yang harganya cukup menggiurkan,” sebutnya.

BACA JUGA:  Bahas Peluang Investasi, Delegasi Kementerian Ekonomi Taiwan Kunjungi BP Batam

Untuk menjawab keresahan warga Nopong, pihaknya dalam waktu yang dekat akan melakukan pertemuan guna melakukan pencegahan.

“Kita akan minta siapkan pompong, dan akan dilakukan patroli bersama, jangan sampai para pelaku melakukan aksinya,” tuturnya.

Yadi menyebutkan, pengeboman ikan dilakukan di area tangkapan kelong dan jaring karang masyarakat, membuat nelayan tradisional merasa terusik dengan kerusakan area tangkapan tradisional mereka.

“Jadi solusi akan kita lakukan patroli bersama, Insya Allah dengan adanya patroli secara bergantian akan menghentikan aktivitas pengeboman di laut Nopong,” tukasnya.(mrs)