TEKNO, POSMETROBATAM.CO – Kapal luar angkasa SpaceX Starship, milik Elon Musk melakukan ujicoba yang ketiga. Dan, peluncurannya yang paling sukses hingga saat ini.
Setelah dua kali melakukan percobaan yang tahap pertama hancur, pada 14 Maret booster Super Heavy berhasil dilepaskan. Sedangkan tahap kedua, Starship, berhasil mencapai orbit dan menyalakan enam mesin Raptornya.
Booster Super Heavy terpaksa hancur sendiri saat bersiap untuk jatuh kembali ke laut. Namun, ia berhasil melakukan manuver ‘flip’ roket yang terkenal dan siap mendarat. Hal ini sebuah langkah penting untuk menjadi roket terbesar yang dapat digunakan kembali di dunia.
Boosternya kemudian gagal menyala kembali, sehingga mencegah penurunan yang terkendali. Kemungkinan besar pada titik ini tim pengawas darat memerintahkannya untuk menghancurkan, mencegahnya jatuh ke laut dengan kecepatan penuh.
Tujuan lain dari uji terbang ini adalah untuk menentukan apakah ‘pez dispenser’, atau pintu muatan, dapat berhasil membuka dan menutup – yang berhasil dilewati dengan sangat baik.
Berdiri setinggi 120m, Starship adalah roket terbesar dan terkuat yang pernah dibuat.Pelayaran perdananya pada bulan April lalu.
Berakhir secara dramatis ketika kehilangan kendali dan meledak empat menit setelah diluncurkan. Puing-puing roket tersebut dimuntahkan dan tersebar ke perairan Teluk Meksiko.
Ujicoba kedua pada bulan November dianggap sukses setelah roket berhasil lepas landas, meski kalah pada tahap kedua dan tahap pertama lagi-lagi harus hancur sendiri.
Seperti roket Falcon 9 SpaceX, sistem lepas landas dan pendaratan vertikal Starship dirancang agar dapat digunakan kembali sepenuhnya.
Namanya sedikit membingungkan, karena terdiri dari dua bagian – Starship dan booster Super Heavy.
Tahap pertama, booster Super Heavy, memberikan daya dorong awal untuk lepas landas dari 33 mesin Raptor.
Tahap kedua, Starship, dirancang untuk membawa kargo dan awak ke luar angkasa. Pesawat ini juga akan mengantarkan pilot Artemis NASA ke permukaan bulan – booster Super Berat tidak diperlukan lagi untuk lepas landas karena gravitasi Bulan yang lebih rendah.
Namun, jadwal NASA untuk mengirim manusia kembali ke Bulan pada tahun 2025 kini telah diundur ke tahun 2026. Tentu saja, ledakan di bulan April bukanlah ledakan Starship pertama yang dialami.(esa)