Kepri, Posmetrobatam.co: Pemerintah Provinsi Kepulauan Riau bersama Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) menggelar Rapat Koordinasi Daerah (Rakorda) Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting Tingkat Provinsi Kepulauan Riau Tahun 2025, yang berlangsung di Ruang Rapat Utama Lantai 4, Kantor Gubernur Kepri, Tanjungpinang, Kamis (17/7).
Rakorda tahun ini mengusung strategi Quick Wins BKKBN sebagai bagian dari operasionalisasi RPJMN 2025–2029. Sejumlah program unggulan seperti Kampung Keluarga, Taman Asuh Sayang Anak (Tamasya), Gerakan Ayah Teladan (GATI), hingga SuperApps Keluarga berbasis AI menjadi sorotan utama sebagai solusi inovatif berbasis komunitas.
Rakorda ini dibuka secara resmi oleh Asisten Pemerintahan dan Kesra Setda Provinsi Kepri, TS. Arif Fadillah, mewakili Gubernur Kepulauan Riau. Kegiatan ini menegaskan komitmen kolektif untuk menurunkan angka stunting, meningkatkan kualitas keluarga, dan mewujudkan SDM unggul menuju Indonesia Emas 2045.
“Menurunkan angka stunting bukan hanya soal memperbaiki gizi dan layanan kesehatan, tetapi menyangkut kualitas manusia secara menyeluruh. Ini kerja besar lintas sektor yang harus kita laksanakan dengan satu komitmen kuat dari pusat hingga desa,” ujar TS. Arif Fadillah dalam sambutannya.
Ia juga menekankan pentingnya ketahanan keluarga sebagai pondasi pembangunan. Keluarga yang sehat, terdidik, dan produktif akan melahirkan generasi unggul.
“Maka program Bangga Kencana ini harus benar-benar hadir di tengah masyarakat, tidak sekadar di atas kertas. Saya mengajak seluruh pemangku kepentingan memperkuat peran keluarga dalam pembangunan daerah,” tegasnya.
Rakorda ini menegaskan pentingnya pendekatan siklus kehidupan dalam membangun ketahanan keluarga.
Mulai dari masa 1000 Hari Pertama Kehidupan, remaja produktif, hingga lansia berdaya, semua menjadi satu rangkaian integral pembangunan SDM unggul.
“Kita sedang menyambut bonus demografi. Jika tidak dikelola dengan tepat melalui keluarga yang berkualitas, bonus ini bisa menjadi beban. Rakorda ini momentum menyatukan arah dan semangat untuk Indonesia Emas 2045,” tegas Kepala Perwakilan BKKBN Kepri, Rohina, M.Si.
Lebih lanjut dirinya menyampaikan bahwa Provinsi Kepri mencatat Total Fertility Rate (TFR) 2,15 dan prevalensi stunting 15% per 2024 (SSGI).
Sementara itu, Indeks Pembangunan Keluarga Kepri tercatat sebesar 67 poin.
“Untuk mendukung pencapaian program, BKKBN mengalokasikan DAK Fisik sebesar Rp 2,07 miliar dan DAK Non Fisik/BOKB Rp 23,4 miliar untuk tahun 2025. Dana ini ditujukan untuk layanan KB primer, pengasuhan balita, kesehatan reproduksi, serta penanganan stunting di wilayah-wilayah Kepulauan,” jelasnya.
Dalam sesi panel, Deputi Bidang Keluarga Sejahtera dan Pemberdayaan Keluarga (KS PK) BKKBN memaparkan strategi percepatan, sedangkan Kepala Dinas Kesehatan Kepri menguraikan upaya intervensi spesifik berbasis layanan primer.
Adapun Kepala Barenlitbangda Kepri menyampaikan peta jalan pembangunan kependudukan 2025–2029 sebagai acuan perencanaan lintas sektor.
Rakorda 2025 menjadi panggung konsolidasi antar perangkat daerah, OPD KB, dan mitra strategis lainnya. Integrasi Program Bangga Kencana dengan dokumen perencanaan seperti RPJMD, Renstra OPD, dan RKPD menjadi fokus lanjutan yang akan terus dikawal.
Kegiatan ditutup dengan penandatanganan target kinerja oleh OPDKB kabupaten/kota dan penyerahan simbolis Dana DAK 2025. Harapan besar dibawa pulang dari forum ini: penurunan stunting, penguatan keluarga, dan lahirnya generasi emas dari Kepri untuk Indonesia Emas 2045.
Kegiatan ini dihadiri oleh Perwakilan Forkompinda Kepri, OPD Provinsi Kepri terkait, Perwakilan Pejabat pusat BKKBN serta seluruh OPDKB kabupaten/kota se-Kepri. (Zah/*)