Insiden rasisme kembali mencuat dalam dunia sepak bola internasional, kali ini melibatkan klub Serie A, Como 1907, dan Wolverhampton Wanderers (Wolves) dari Liga Inggris. Peristiwa ini terjadi dalam sebuah pertandingan persahabatan yang digelar tertutup di Marbella, Spanyol, pada Senin lalu.
Pemain Como 1907 dituduh melakukan tindakan rasisme terhadap pemain Wolves asal Korea Selatan, Hwang Hee-chan, dengan membandingkannya dengan aktor laga Jackie Chan. Hwang Hee-chan menganggap pernyataan tersebut sebagai sesuatu yang merendahkan dan menyakitkan.
Ternyata, ini bukan pertama kalinya Hwang disamakan dengan aktor yang berasal dari Hong Kong tersebut selama kariernya. Akibat insiden ini, Wolves sempat mempertimbangkan untuk menghentikan pertandingan, tetapi akhirnya memutuskan untuk melanjutkannya dengan sepuluh pemain setelah Daniel Podence mendapat kartu merah karena memukul lawan. Pertandingan berakhir dengan kemenangan Wolves 1-0 melalui gol Matt Doherty.
Dalam pernyataan resmi, Como 1907 menegaskan bahwa tuduhan tersebut telah dibesar-besarkan oleh Wolves. Direktur klub, Mirwan Suwarso, yang berbicara atas nama grup kepemilikan, menyatakan bahwa klubnya tidak mentoleransi rasisme dan mengutuk segala bentuk diskriminasi.
“Pemain kami mengatakan kepada rekan setimnya untuk mengabaikan Hwang karena ‘dia pikir dia Jackie Chan.’ Setelah berbicara panjang lebar dengan pemain tersebut, kami yakin bahwa pernyataan itu merujuk pada nama Hwang dan referensi ‘Channy’ yang sering disebut oleh rekan-rekan setimnya di lapangan,” ujar Suwarso.
“Bagi klub kami, pemain kami tidak mengatakan apa pun yang bersifat merendahkan. Kami kecewa dengan reaksi beberapa pemain Wolves yang telah membesar-besarkan insiden ini,” lanjutnya.
Namun, kejadian ini memicu ketegangan di lapangan yang membuat Daniel Podence bereaksi dengan memukul pemain lawan, yang berujung pada kartu merah. Meski begitu, Hwang tetap menginginkan pertandingan dilanjutkan dengan sepuluh pemain.
Manajer Wolves, Gary O’Neil, mengatakan, “Channy mendengar pernyataan rasis yang sangat mengecewakan. Saya berbicara dengannya, menanyakan apakah dia ingin keluar atau tim meninggalkan lapangan, tetapi dia ingin tim melanjutkan dan menyelesaikan pertandingan demi mendapatkan latihan yang diperlukan.”
Wolves berencana untuk mengajukan keluhan resmi kepada UEFA, meskipun badan pengatur tersebut menyatakan bahwa masalah ini berada di luar yurisdiksinya. “Perjuangan untuk menghilangkan rasisme, diskriminasi, dan intoleransi dari sepak bola adalah prioritas utama bagi organisasi kami,” ujar juru bicara.
“Sementara UEFA akan terus berjuang menghilangkan segala bentuk diskriminasi dalam sepak bola, badan disiplin kami hanya dapat mengambil tindakan untuk insiden yang terjadi dalam kompetisi UEFA,” imbuhnya.(jpg)