Batam, Posmetrobatam.co: Menteri Transmigrasi Iftitah Sulaiman Suryanegara menyoroti potensi Proyek Strategis Nasional (PSN) Rempang Eco-City dapat membuka 85.000 lapangan kerja, maka program transmigrasi tetap menjadi prioritas untuk warga lokal Batam.
“Kalau sudah ada industri nya, itu dapat menciptakan lapangan kerja sampai dengan 85.000 dan membuka investasi senilai Rp200 triliun dari pabrik kaca saja. Inilah yang nanti kami harapkan, agar betul-betul bisa memberikan nilai ekonomi, tetapi tanpa meniadakan masyarakat setempat,” kata Iftitah di Batam, Selasa (18/3).
Ia juga menegaskan akan memprioritaskan tenaga kerja lokal dari Batam untuk terserap dalam industri tersebut.
“Ada peluang dari wilayah lain masuk ke Batam, Rempang, dan Galang, tetapi kita utamakan dulu yang lokal,” ujarnya.
Untuk warga yang menggantungkan hidup dari melaut, pemerintah juga tengah menyiapkan berbagai program dukungan.
“Jika ada masyarakat yang berprofesi sebagai nelayan, kami akan siapkan bantuan berupa kapal dan dermaga nelayan. Saat ini, kami sedang berkoordinasi dengan Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) untuk berkolaborasi terkait hal tersebut,” katanya.
Menteri Iftitah juga memastikan bahwa pemerintah tidak lepas tangan dalam proses transmigrasi yang terintegrasi ini.
“Saya janji, kalau sudah ada penetapan, Kementerian Transmigrasi akan membuka kantor di Rempang. Ini bukti bahwa pemerintah serius mengawal program ini hingga tuntas,” tambahnya.
Menteri Koordinator Bidang Infrastruktur dan Pembangunan Kewilayahan, Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) menegaskan bahwa, program transmigrasi di Kepri tidak hanya bertujuan untuk relokasi, tetapi juga untuk membuka lapangan kerja dan mengurangi kesenjangan ekonomi.
“Kami ingin pembangunan ini mengentaskan kemiskinan dan mengurangi kesenjangan, baik antar masyarakat maupun antar daerah di Provinsi Kepri,” ujar AHY.
Kepri, dengan 96 persen wilayahnya berupa perairan, memiliki tantangan tersendiri dalam pembangunan. Oleh karena itu, menurut AHY, pemerintah pusat mendorong integrasi antar-wilayah khususnya antara Batam, Bintan, dan kabupaten/kota lainnya di Kepri.
“Ini membutuhkan kolektivitas dan pembangunan infrastruktur yang mampu mendukung pengelolaan sumber daya lokal serta peningkatan keterampilan masyarakat,” katanya.
Dengan berbagai program dan jaminan yang disiapkan, pemerintah berharap masyarakat dapat menerima perubahan ini dengan optimisme, sekaligus memanfaatkan peluang ekonomi yang akan tumbuh di Rempang Eco-City.(ant)