Kasus Pengeroyokan di Apartemen Mewah Formosa Batam: Keluarga Rudi Terus Diteror, Pelaku Diburu

404

Posmetrobatam.co: Hari kesepuluh, keluarga Rudi mengeluh. Biasan teror terasa menggaduh. Satu sisi nyali terduga pelaku menciut. Di samping kabar jejak persembunyiannya menguak di laut sekitar perairan Batam, Kepulauan Riau, upaya membujuk J, pemeran utama pengeroyakan ini alot di Singapura. Sampai disebut-sebut nama petinggi aparat Polri dibawa-bawa saat melobi.


Pesan penting itu masuk ke redaksi POSMETRO, Senin, 16 Desember 2024 sore, perihal adanya pertemuan di Singapura sebagai upaya membujuk J, salah satu terduga pelaku pengeroyokan yang dialami Rudi, warga Karimun di sebuah VIP, apartemen Formosa, Lubukbaja Batam pada Jumat, 6 Desember 2024 lalu. Utusan ini, disebut-sebut membawa nama petinggi aparat agar yang bersangkutan sepakat atau menyerahkan diri.

“Ada indikasi atau rencana besar dibalik itu, termasuk menyiapkan pengacara, jika J sepakat. Karena ada yang menyebut-nyebut nama petinggi Polri,” kata narasumber, Selasa, 17 Desember 2024. Pertemuan itu alot. Seperti apa jaminan dalam kasus pengeroyokan tersebut, narasumber enggan mencampurinya. “Lihat saja nanti, seperti apa endingnya,” timpalnya. Narasumber juga menyinggung, banyak pihak yang mengambil momen dalam kasus premanisme tersebut. Yang disayangkannya, polisi yang dinilai smart dalam mengungkap kasus, lambat.

BACA JUGA:  Ansar: Branding Destinasi, Jadikan Tanjungpinang Objek Wisata City Tour

“Tapi, kita yakin polisi masih mengejar para pelaku,” sebutnya. Meskipun, hingga kini, belum ada rilis dari Direktorat Reskrimum Polda Kepri, yang menyatakan siapa saja yang sudah mereka lidik. Terakhir baru dua orang katanya yang diamankan, dari 10 orang pelaku yang digaungkan. Tapi setahu narasumber di dalam VIP itu hanya ada lima orang.

Diantaranya berinisial: J, PZ, TS, L dan R. Sementara PZ yang notabene sekuriti ini diduga jadi saksi kunci dalam insiden ini. “PZ tidak ikut memukul, karena dia tahu SOP,” singgungnya. Sebelumnya, pengacara korban, Rudianto, menyebut J pasca kejadian diduga melarikan diri ke Singapura. J, yang ditengarai sebagai investor dalam kegiatan bisnis hiburan di lantai 7 tersebut, merupakan otak dari pemukulan tersebut. Tapi mobil mercy yang biasa dipakainya masih parkir di bangunan megah tersebut. Sumber lain di Imigrasi Batam menyebut, J beberapa tahun silam pernah ditangkap karena bermasalah dengan Imigrasi.

Sementara, nyali TS, L dan R menciut, karena jejak persembunyian mereka menguak di laut, perairan Batam. “Infonya, yang bersangkutan sembunyi di salah satu kapal tanker, kita yakin polisi sedang menyelidiki ini,” singgung narasumber.

BACA JUGA:  Dukung Percepatan Investasi di Rempang, 3 KK Desa Kuala Buluh Dapur 6 Pindah ke Hunian Sementara

Aksi premanisme di apartemen mewah tersebut menambah catatan penting untuk Lik Khai, Ketua Perkumpulan Tionghoa Karimun Batam (PTKB). Menurut politisi partai Nasdem ini, kalau kasus penganiayaan itu kali kedua dihadapinya. “Beberapa minggu sebelumnya, ada juga saudara teman (Tionghoa) yang dipukuli oleh preman di sana. Saya juga turun,” kenang Lik Khai.

Untuk meluruskan masalah Rudi, yang juga anggotanya di Perkumpulan Tionghoa Karimun Batam (PTKB), Lik Khai membuat janji dengan Y, pengelola apartemen Formosa. “Saya ketemu di tempat makan A2, Lubukbaja, Minggu kemarin,” kata Lik Khai mengaku ia berdua bersama Rudianto, pengacara korban.

Tapi, dalam pertemuan itu, tak ada kata sepakat. Lik Khai juga menegaskan sejauh ini belum ada perdamaian. Jikapun damai, lanjutnya proses hukum tetap berlanjut. “Saya kasih tahu dia (Y) soal biaya pengobatan, karena korban mau dibawa berobat ke Singapura. Tapi dia (Y) buang badan, bilang tak tahu soal kejadian itu. Katanya, dia mau lapor itu ke bosnya (Singapura) dulu,” sesal Lik Khai.

BACA JUGA:  BP Batam Tegaskan Manfaat Investasi Rempang Eco City saat Temui Mahasiswa

Lik Khai juga diminta irit berbicara dengan wartawan. Tapi, anggota DPRD Kepri terpilih ini mendesak Polda Kepri untuk segera menangkap para pelaku yang terlibat. Setahu Lik Khai, Polda Kepri cukup smart menyelidiki ini. Tapi kalau Polda Kepri kesulitan, jika diperlukan, ia akan meneruskan kasus ini ke Mabes Polri. Sebab, ada barang bukti yang diduga sengaja dihapus pasca kejadian.

Berobat Mandiri

Keluarga Rudi, harus mengeluarkan biaya yang tak sedikit untuk pengobatan tengkorak kepalanya yang retak, akibat benturan benda tumpul diduga asbak. Begitu juga dengan pengobatan tulang pelipis di bawah mata yang mengakibatkan penglihatan korban makin terganggu.

“Hari ini korban sudah dibawa berobat ke salah satu Hospital di Singapura,” kata Rudianto SH, MH pengacara korban dihubungi, Selasa 17 Desember 2024 sore. “Biaya mandiri (pribadi),” singgungnya. Tapi, menurutnya kondisi pengusaha rumah makan ini sudah mulai membaik. Harapannya, masih sama agar para pelaku segera ditangkap.(cnk)