Warga Kecewa, dari Waktu ke Waktu Layanan Moya dan SPAM BP Batam Makin Buruk

119

Batam, Posmetrobatam.co: Pagi-pagi, Endang sudah mengoceh. Ibu rumah tangga yang berdomisili di Perumahan Citra Laguna, Tembesi, Sagulung ini kesal. Karena piring, baju, dan masalah dapurnya belum kelar. Namun, air yang dikelola PT Moya Indonesia dan SPAM BP Batam itu sudah mati. Dari waktu ke waktu pelayanan air bersih di Batam makin buruk.

“Baru pagi loh, udah mati air. Isi bak kosong, apa nggak pusing kalau begini,” katanya, Kamis (17/7).

Menurutnya, saat waktu tertentu air di kompleknya akan mati. Mulai dari pagi sampai pukul 07.00 sampai 10.00 WIB air tidak mengalir. Dan di saat sore mulai pukul 15.00 WIB hingga pukul 19.00 WIB air akan mati.

“Itu masih mending. Belakangan ini, airnya hidup kesiangan. Lalu sore kembali mati dengan waktu yang cukup lama,” katanya dengan suara tinggi.

Karena layanan buruknya itu, seyokyanya pengelola layanan air di Kota Batam sudah layaknya diganti. Bahkan, warga di beberapa perumahan kawasan Tanjunguncang, Batuaji dan Marina Kecamatan Sekupang sudah merasa frustrasi karena pelayanan air bersih itu semakin hari makin buruk.

BACA JUGA:  Bersama Rudi, Semua Sub Etnis Batak Siap Getarkan Konser Kolosal Rura Nauli di SP Plaza

Warga beberapa kali harus melakukan demo, mendatangi pengelola air, serta diskusi bersama anggota DPRD Batam sudah dilakukan dengan harapan air bisa lancar.

Namun usaha mereka seakan bertepuk sebelah tangan. Hingga kini, warga hanya bisa bersabar dan menunggu tindakan baik dari pengelola air.

“Udah mentok di usaha. Sekarang warga Tanjunguncang hanya bisa mengharapkan mobil tanki, itupun isinya tidak seberapa,” kata Aji, warga Tanjunguncang.

Aji menegaskan, air bersih yang mengalir di daerah Tanjunguncang kadang tidak mengalir 24 jam. Walaupun mengalir hanya di saat subuh, menjelang magrib saja, itupun airnya sangat kecil hingga warga harus rela begadang untuk mendapatkan air.

“Udah jenuh kami. Tidak bisa lagi ngomong apa,” sebutnya.

BACA JUGA:  Kapal Kargo Terbakar, Belasan Kru Kapal Minta Tolong

Karena masalah air ini, akhirnya beberapa warga memilih untuk tidak tinggal di daerah tersebut, menjual rumah karena memang masalah air yang sampai sekarang kerap mati.

“Mirisnya lagi, udah dikasih harga murah, tapi rumahnya tak laku-laku, itu tandanya karena semua warga sudah tahu bahwa layanan air di kawasan Tanjungucang ini buruk,” pungkasnya.

Rafael, warga Sagulung memprediksi layanan air akan semakin memburuk ke depannya. Hal ini karena adanya pertambahan pembangunan properti dari tahun ke tahun, sehingga distribusi air semakin berkurang.

“Sebelum adanya pertambahan properti, air masih lancar. Kita tidak melarang adanya pertambahan properti, tapi setidaknya pengelola air juga harus melakukan penyesuaian agar air bisa kembali mengalir normal,” ulasnya.

Hingga kini, warga masih mengharapkan adanya evaluasi kepada pengelola air di Kota Batam supaya warga merasa nyaman. Sebab selama ini, warga selalu membayar tagihan air tepat waktu. Tapi pelayanannya bikin kecewa hingga sekarang.

BACA JUGA:  Pastikan Kelancaran Mudik 2025, BP Batam Dukung Digitalisasi Layanan

“Intinya, air ini menjadi hal yang utama dalam kehidupan sehari-hari, jika tidak mengalir maka pekerjaan rumah akan terkendala,” tutup Rafael.

Hal yang sama juga terjadi di daerah Tanjung Uma, Tiban Sekupang. Warga mengeluhkan pelayanan air bersih selalu mati.

Bahkan di Perumahan Taman Sari Hijau sudah tambah pemasangan pipa air, tapi tidak mendapat hasil yang optimal. Air selalu mati, hanya dinihari baru hidup di wilayah RW4. Terutama dirasakan warga yang tinggal di dataran tinggi wilayah tersebut.

Tapi jika hidup, air yang keluar keruh, warnanya kadang hitam.

“Sudah lama air mati tiap pagi, dan hanya hidup jelang dinihari. Tapi anehnya, air pernah sekali hidup seharian. Ini sepertinya ada permainan juga. Kenapa di lain waktu bisa hidup normal, tapi selanjutnya hidup mati. Seperti dijadwalkan,” ucap Sam.(jho)