Bintan, Posmetrobatam.co: Seorang pemuda ditemukan gantung diri di runah kosong, Kampung Bangun Rejo Kelurahan Gunung Lengkuas Kecamatan Bintan Timur. Sebelumnya, handphone korban ditarik leasing. Namun, belum diketahui apa yang melatari peristiwa tragis itu.
Jumat (16/5) pagi, jam 06.00 WIB, Wahyudiono (42), Ketua RT 03. RW 02, Kampung Bangun Rejo Kelurahan Gunung Lengkuas Kecamatan Bintan Timur, kaget saat menerima telepon dari Rapian (49).
Pasalnya, pagi itu, Rapian mengabarkan kalau anaknya bernama Afrizal (29) meninggal dunia dalam keadaan gantung diri, di rumah kosong yang tak jauh dari tempat tinggal Aprizal.
Tanpa banyak tanya, Wahyudiono langsung menghubungi Babinsa setempat, dan juga beberapa warga.
Namun, sebelum ke lokasi, Wahyudiono berpesan kepada warganya. “Silakan ke lokasi kejadian, tapi jangan ada yang menyentuh apa pun yang ada di rumah kosong/ tempat dimana Aprizal gantung diri. Tunggu polisi datang ya kalau mau bertindak. Tapi tolong jangan menyentuh apapun disana,” kata Wahyudiono mengingatkan warga.
Tak lama, sekitar pukul 06.30 WIB, Wahyudiono dan juga aparat kepolisian, serta warga sekitar kampung Bangun Rejo, berdatangan. Mereka penasaran ingin tahu kebenaran soal kabar Aprizal gantung diri.
Sayangnya, tak ada yang boleh mendekat ke rumah kosong itu, karena pihak kepolisian sedang melakukan penyelidikan kasus kematian Aprizal.
Ironisnya, meski Aprizal meninggal dalam kondisi gantung diri, pihak keluarga tidak ingin dilakukan otopsi pada jenazah.
Pihak keluarga mengaku ikhlas, dan minta langsung dimakamkan saja, tanpa proses otopsi.
Aparat kepolisian dari Polres Bintan pun mematuhi apa yang diinginkan keluarga.
“Kami tadi bantu buat pernyataan yang disaksikan pihak Kepolisian. Keluarga tidak akan melakukan tuntutan di kemudian hari. Keluarga sudah ikhlas atas kejadian yang menimpa Aprizal. Apalagi, pihak keluarga juga tidak tahu persis, penyebab Aprizal gantung diri. Jadi, keluarganya ikhlas Aprizal langsung dimakamkan,” ujar Wahyudiono.
Masih kata Wahyudiono, Aprizal adalah anak bungsu dari lima bersaudara. Selama ini, setahu Wahyudiono, Aprizal pernah merantau ke Jakarta, dan balik ke rumah orang tuanya di Bintan, pada bulan ramadan.
Aprizal adalah sosok pemuda yang masih lajang dan pendiam. “Dia sepertinya jarang bergaul sama temannya,” ungkap Wahyudiono.
Orang tua Aprizal, Rapian (ibundanya) bekerja serabutan, bantu-bantu orang. Sedangkan bapaknya Aprizal sudah lama menderita sakit stroke.
“Jadi, kepala keluarganya adalah ibunya yang menghidupi keluarga,” sebut Wahyudiono.
Ditambahkan Wahyudiono, rumah kosong tempat Aprizal gantung diri itu memang sudah lama tidak dihuni. Pemiliknya juga tidak tahu dimana.
Terakhir, Jumat siang usai shalat Jumat, jenazah Aprizal dimakamkan di daerah taman pemakaman umum Telaga Biru.
Beberapa keluarga, teman, tetangga dan juga kerabat dekat tampak mengantarkan jenazah untuk dimakamkan dan mengirimkan doa, di tempat peristirahatan terakhir Aprizal.
“Tak ada yang tahu persis, kenapa Aprizal mengambil jalan pintas dengan cara bunuh diri,” ucap salah seorang kerabatnya di pemakaman.
Bahkan, kabar terakhir yang mereka dapat, ponsel Aprizal sempat ditarik pihak leasing karena telat membayar uang angsuran.
Kalau soal hubungan asmara dengan pacar, beberapa rekan-rekan terdekat Aprizal mengaku tidak tahu pasti.
“Kami nggak tahu kalau soal putus cinta. Tapi, sepertinya Aprizal tak pernah curhat soal cewek. Orangnya tertutup dan pendiam,” ucap Leni, tante Aprizal.(aiq)