Batam, Posmetrobatam.co: Masyarakat Batam diminta mewaspadai potensi infeksi virus dengue sekaligus peningkatan kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di musim hujan.
“Di musim hujan memang ada kecenderungan angka terjangkitnya DBD naik. Di bulan ini saja sudah ditemukan 17 kasus,” kata Kepala Dinkes Batam, Didi Kusmarjadi, Senin (15/9).
Hingga 14 September 2025 tercatat 561 kasus dengan angka insidensi (IR) 38,45 per 100.000 penduduk.
Sebagai informasi, Dinkes Batam mencatat puncak tertinggi DBD terjadi pada Juli dengan 112 kasus.
Kepala Dinkes itu juga menyebutkan tren kasus DBD tahun ini lebih tinggi dibanding tahun lalu pada periode yang sama.
“Dari Januari hingga Agustus 2025 terdapat 499 kasus, sementara pada periode yang sama di 2024 tercatat 425 kasus,” katanya menjelaskan.
Namun, angka kematian pada 2025 lebih rendah dengan dua kasus, dibandingkan 14 kasus kematian pada 2024 dengan total 871 kasus sepanjang tahun.
Didi menjelaskan tidak ada fogging rutin yang dilakukan, melainkan fogging fokus di lokasi yang ditemukan banyak kasus, atau adanya peningkatan kasus secara signifikan.
“Fogging terlalu sering justru menimbulkan resistensi nyamuk terhadap obat. Karena itu dilakukan terbatas di area tertentu,” katanya.
Untuk menekan angka kasus, Dinkes Batam menggalakkan dua program utama, yakni Gerakan Satu Rumah Satu Jumantik (G1R1) dan Gerakan Serentak Pemberantasan Sarang Nyamuk (GERTAK).
Melalui G1R1, setiap rumah memiliki Juru Pemantau Jentik (Jumantik) yang rutin memeriksa jentik nyamuk di lingkungannya, lalu dilaporkan ke pusat kesehatan masyarakat (puskesmas) terdekat.
Sedangkan GERTAK dilakukan dengan gotong royong massal membersihkan lingkungan agar bebas dari sarang nyamuk.
“Dua program tersebut kami selalu laksanakan dan ada pelaporan langsung ke puskesmas di wilayah kerja masing-masing,” kata dia.
Didi menekankan partisipasi aktif masyarakat sangat penting, terutama karena tren kasus DBD cenderung meningkat di akhir tahun saat curah hujan tinggi.(ant)