Seminar Beladiri Jujitsu: Gaya Hidup Sehat dan Prestasi

75

Batam, Posmetrobatam.co:: Seminar Jujitsu. Tim Spider membuat gebrakan dengan memadukan pengetahuan umum dengan unsur beladiri dalam sebuah agenda seminar yang digelar terbuka. Ada tiga tema dalam agenda yang digelar di Mall Botania 2 (MB2) Batam, Sabtu (14/6).

Sesi pertama membahas tentang ‘Membela Diri dan Terlepas dari Jerat Hukum’. Diikuti oleh tema lainnya yakni ‘Stop Bullying’, serta tema utama yakni ‘Jujitsu untuk Gaya Hidup Sehat dan Prestasi’.

“Tiga tema ini kita angkat untuk mengedukasi masyarakat umum tentang olahraga beladiri Jujitsu. Tentunya sasaran utama kita adalah untuk menyegarkan kembali pengetahuan siswa dan atlet jujitsu Kepri,” ujar Rozi Juhendra, Ketua Yayasan Indonesia Spider Jujitsu (ISJ) sebagai penggagas Seminar Jujitsu tersebut.

Untuk tema ‘Membela Diri dan Terhindar Dari Jerat Hukum’, panitia mengundang seorang  Pengacara yang juga berprofesi sebagai Dosen, Kaspol Jihad SH MH.

Dihadirkan sebagai narasumber, Kaspol menyampaikan materi hukum yang langsung bersinggungan dengan teknik-teknik beladiri.

Untuk Tema ‘Stop Bullying’, Aktivis Perlindungan Anak, Eri Syahrial Spd MPdI menyampaikan bentuk-bentuk perundungan yang bisa terjadi di kalangan anak maupun pada orang dewasa.

Nah, tema utama, tentu mengangkat tentang ‘Jujitsu sebagai Gaya Hidup Sehat dan Prestasi’. “Muara dari semua cabang olahraga yang sudah menjadi anggota KONI adalah prestasi,” ujar Rozi Juhendra.

Pria yang akrab disapa Sensei Oji di kalangan Jujitsu ini menyebut, tujuan utama berlatih jujitsu tentu sebagai bekal pertahanan diri.

“Tapi bukan berarti dengan alasan membeladiri, kita bisa membalas dengan melanggar ketentuan hukum,” ujarnya.

BACA JUGA:  Cuaca Tak Menentu di Batam, Warga Meninggal karena DBD

Begitu juga dengan seseorang yang telah belajar ilmu beladiri, tidak boleh menjadi pelaku perundungan. “Justru dengan adanya beladiri, harusnya tidak ada lagi perundungan. Seseorang yang punya ilmu beladiri, tentu dijamin tak akan menjadi korban bully. Dan, dipastikan juga punya karakter bagus sehingga tak akan menjadi pelaku perundungan,” kata pria yang sudah belasan tahun berprofesi sebagai wartawan di bidang peliputan Hukum dan Kriminal ini.

Berdasarkan itulah, kata Oji, muara dari cabang olahraga beladiri prestasi adalah bisa mengharumkan daerah maupun negaranya dalam bentuk prestasi.

“Alhamdulillah, atlet-atlet kita sudah membuktikan dengan meraih banyak prestasi,” ujar Ketua Umum Pengurus Besar Jujitsu Indonesia (PBJI) Provinsi Kepri ini.

Untuk tema Prestasi, Seminar Jujitsu ini langsung mengundang Ketua Umum KONI Kepri, Usep RS.

Hadir di acara tersebut, Usep mengpresiasi pembinaan berkelanjutan yang dilakukan oleh Pengprov Jujitsu Kepri. “Kita semua sudah tahu, bahwa Sensei Oji telah berhasil mengarumkan nama Kepri lewat jalur prestasi jujitsu,” ujar Usep.

Prestasi yang menjadi patokan tertinggi di ajang nasional adalah raihan perak dan perunggu pada PON XXI/2024 Aceh-Sumut lalu. “Itu tidak mudah. Jangankan untuk meraih medali di ajang PON, untuk mendapatkan ‘tiket’ lolos PON pun, banyak dari atlet-atlet beladiri lainnya yang gagal. Bahkan ada cabor beladiri yang tak bisa meloloskan satu pun atletnya pada PON tersebut,” sebut Usep sambil menyebut contoh cabor beladiri yang gagal dapat ‘tiket’ lolos PON.

Namun hal itu, kata Usep, tetap menjadi bahan evaluasi bersama berbabagai pihak termasuk pengurus cabor dan pemerintah daerah.

BACA JUGA:  Maitsa Ananda: Biola dan Jujitsu Lembut, tapi Menghanyutkan

Nah, untuk atlet yang sudah lolos pun, tak semua bisa meraih medali. Dari 19 medali yang diraih Kepri pada PON XXI/2024 (5 emas, 6 perak, dan 8 perunggu), dua diantaranya merupakan raihan cabor Jujitsu.

“Jadi tak heran, dari cabor beladiri, jujitsu menjadi cabor unggulan Kepri saat ini,” sebut Usep. Ia berharap, prestasi itu tetap dipertahankan oleh atlet-atlet Jujitsu Kepri. Terbukti, di awal tahun 2025, tiga atlet yang mengikuti Kejurnas Jujitsu di Jatim, dua diantarnya berhasil meraih medali perak. Sepekan setelahnya, dua atlet Kepri berhasil menyumbangkan satu emas dan satu perak pada ajang nasional yang digelar oleh PBJI DKI Jakarta secara terbuka.

Usep juga menyinggung tentang apresiasi untuk atlet yang sudah meraih prestasi. “Tidak hanya bonus dan pembinaan dalam bentuk uang, tapi kami dari KONI berupaya agar atlet-atlet yang berprestasi ini bisa menjadi anggota polisi dan TNI. Itu sudah kita buktikan,” ujarnya.

Sementara itu, narasumber lain, Kaspol Jihad memuji Tim Spider sebagai penggagas Seminar Jujitsu ini. “Artinya teman-teman praktisi beladiri, khususnya Spider Jujitsu sangat menyadari bahwa dalam kontek hukum yang berlaku, ada batasan-batasan dalam hal membeladiri,” ujarnya.

Kendati begitu, Kaspol tetap mengingatkan praktisi beladiri agar tidak takut juga bertindak jika memang ada ancaman dari pelaku kejahatan.

“Dalam hukum memang ada disebutkan bahwa seseorang itu tak bisa dijerat hukum jika ia bisa membuktikan benar-benar dalam upaya membela diri. Ya, tentu kita pelajari kronologi seperti apa,” ungkapnya.

BACA JUGA:  Wako Batam Serahkan Bin Container, Tegaskan Komitmen Tangani Sampah di Batam

Pun dengan Eri Syahrial. Ia mengatakan, berlatih jujitsu merupakan salah satu upaya dalam melawan perundungan. “Lebih tepatnya ‘Stop Bullying’,” tegas pria yang menjabat sebagai Ketua Perkumpulan Komisioner Perlindungan Anak Daerah se-Indonesia (PKPAID) ini.

Eri menambahkan, perundungan tak hanya terjadi di kalangan usia anak. “Bahkan, gara-gara anak, masalahnya juga membesar sampai ke orang tua,” ujar Sekretaris Lembaga Perlindungan Anak (LPA) Batam ini.

Pada semua tema seminar tersebut selalu diikuti oleh sesi tanya jawab. Karena terbuka untuk umum, Seminar Jujitsu ini juga dihadiri oleh orang tua siswa jujitsu dan pengunjung MB2.

Mona, orang tua dari siswa jujitsu yang berlatih di Dojo Kenacha menegaskan bahwa berlatih jujitsu memang bisa membentuk mental dan karakter anak. Ia menyampaikan testimoni sejak anaknya mulai mengenal jujitsu. “Tiga anak kami semua kami ikutkan latihan jujitsu,” ujarnya.

Anak pertamanya kini sudah kuliah. Untuk putri keduanya, memang belakangan menyusul latihan setelah kakak dan adiknya berlatih jujitsu. “Kami semakin percaya menitipkan anak kami di Dojo Kenacha ini melihat perkembangan mental dan karakter anak kami,” akunya.

Untuk prestasi, kata Mona, atlet-atlet Kenacha sudah tak diragukan lagi. “Kami tak terlalu memaksa anak kami jadi atlet, tapi kalau itu jadi pilihan mereka, sebagai orang tua, kami sangat mendukung,” sebutnya.

Saat ini, bagi masyarakat umum yang ingin berlatih Jujitsu, bisa berlatih di Jujitsu Centre Kenacha Martial Arts Academy di lantai LG MB2. Pusat pelatihan di bawah afiliasi Spider ini buka setiap hari.(chi)