Monyet Liar Masuk Permukiman di Batam, Gigit Anak-anak hingga Mengacak-acak Sampah Rumah Tangga

114

Posmetrobatam.co: Seksi Konservasi Wilayah II Batam Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (BBKSDA) Riau mengimbau masyarakat menjaga kebersihan lingkungan dengan tidak membuang sampah sembarangan guna, mencegah kasus monyet liar atau kera ekor panjang (Macaca fascicularis) masuk kawasan permukiman.

“Lebih ke pengelolaan sampah di sekitar perumahan. Keberadaan sampah memancing satwa primata tersebut untuk datang apalagi hutan yang berada di lokasi perumahan sudah mulai berkurang luasnya,” kata Kasi Konservasi Wilayah II Batam BBKSDA Riau Tommy Steven Sinambela kepada wartawan, Jumat (14/2).

Seperti diketahui, kejadian monyet liar masuk ke permukiman warga lalu menggigit anak-anak yang sedang bermain di dalam rumah di kawasan Perumahan Taman Baloi, Kota Batam, viral di media sosial.

BACA JUGA:  Wagub Marlin Apresiasi Keberpihakan Pemko Batam pada 18.612 Keluarga Harapan

Keberadaan monyet liar tersebut telah meresahkan warga sekitar. Dan khawatir dapat menimbulkan korban.

Menurut Tommy, pihaknya belum menerima laporan dari masyarakat terkait penyerangan monyet ke warga yang viral di media sosial tersebut.

Selain itu, kata dia, monyet atau kera ekor panjang tersebut tidak termasuk dalam kategori satwa yang dilindungi.

“Tetapi tetap bahaya juga, apalagi satwa tersebut bisa menyebabkan rabies,” katanya.

Tommy mengingatkan agar masyarakat tidak membiasakan memberi makan satwa tersebut, karena akan mengubah perilakunya mencari makan ke manusia bukan di alam lagi.

“Jika bertemu dengan satwa tersebut harus tetap waspada dan usahakan perlindungan diri jika satwa mendekat ke kita,” kata Tommy.

BACA JUGA:  Konjen Singapura Kunjungi Ombudsman Kepri

Hutan di Kota Batam merupakan habitat bagi kera ekor panjang. Maraknya pembangunan membuat jalur lalu lintas satwa primata tersebut terganggu sehingga kera tersebut melintasi permukiman masyarakat.

Namun, kata Tommy, dari Juni 2024 hingga kini kasus monyet menyerang manusia di Kota Batam termasuk kategori tingkat rendah.

Di beberapa daerah di Kota Batam masih ditemukan monyet atau kera ekor panjang berkeliaran di lingkungan, seperti di Perumahan Sukajadi, Perumahan Taman Sari Hijau, Tiban Baru serta di Mapolda Kepri.

Iwan warga Taman Sari Hijau mengatakan, di perumahan tempat tinggalnya kerap didatangi monyet ekor panjang. “Pernah juga ada lutung (monyet warna hitam ekor panjang),” ujarnya.

Katanya, gerombolan monyet yang jumlahnya puluhan ekor itu banyak yang tubuhnya kecil, ada yang naik ke atap rumah, mencari buah, dan mengacak-ngacak sampah rumah tangga.

BACA JUGA:  Seluruh Forkompinda Provinsi Kepri Sepakat Pembangunan Eco City Dilakukan

“Sekali datang jumlahnya puluhan ekor, kalau sudah berada di atas genteng terdengar suara pijakan kakinya,” katanya seraya mengatakan, hanya sekitar 5 menit kedatangan primata berwarna coklat itu lalu menghilang di atas rimbunnya pepohonan di atas bukit di samping perumahan.(ant)