POSMETROBATAM.CO: Perbedaan antara bersikap terbuka dan berbagi berlebihan di media sosial memang sangat penting, terutama ketika kita ingin menjaga citra diri yang positif dan elegan.

Media sosial (Medsos) adalah platform yang memungkinkan kita untuk terhubung dengan orang lain, namun jika tidak digunakan dengan bijak, bisa menjadi tempat yang menimbulkan kesalahpahaman atau bahkan merusak reputasi.

Orang-orang berkelas di media sosial tahu kapan harus berbagi dan kapan harus menjaga privasi mereka, menurut geediting dikutip pada Rabu (13/11). Berikut adalah 9 hal yang tidak akan mereka bagikan di media sosial:

  1. Drama Pribadi
    Orang yang berkelas menghindari memposting masalah pribadi atau konflik yang melibatkan orang lain. Mereka tahu bahwa media sosial bukanlah tempat untuk mengungkapkan aib atau pertengkaran pribadi, karena hal ini tidak hanya membuat orang lain merasa tidak nyaman, tetapi juga dapat merusak citra mereka sendiri.
  2. Status Keuangan
    Meskipun banyak orang yang suka memamerkan kekayaan mereka, orang berkelas lebih memilih untuk menjaga kerendahan hati. Mereka tidak memamerkan kekayaan atau status keuangan mereka secara terbuka, karena mereka tahu bahwa uang tidak mendefinisikan siapa mereka sebenarnya. Selain itu, terlalu fokus pada materi di media sosial bisa mengundang kesan sombong atau tidak sensitif terhadap orang lain yang mungkin kurang beruntung.
  3. Pendapat Negatif tentang Orang Lain
    Orang yang elegan di media sosial tidak terlibat dalam pertikaian atau drama dengan orang lain. Mereka lebih memilih untuk menjaga sikap positif dan tidak ikut campur dalam pertengkaran publik. Dengan tidak membagikan pendapat negatif tentang orang lain, mereka tidak hanya menjaga citra mereka tetap baik, tetapi juga menunjukkan rasa hormat kepada orang lain.
  4. Membagikan Pencapaian Mereka
    Meskipun tidak ada yang salah dengan merayakan pencapaian, orang berkelas tahu kapan harus merayakan dan kapan harus menahan diri. Mereka menghindari mengunggah setiap pencapaian kecil, karena mereka tahu bahwa promosi diri yang berlebihan bisa dianggap sombong. Mereka lebih memilih untuk merayakan pencapaian mereka dalam lingkaran pribadi atau profesional yang lebih kecil, bukan di hadapan publik secara terbuka.
  5. Detail Intim
    Orang berkelas menghargai privasi mereka dan tahu batasan antara kehidupan pribadi dan publik. Mereka tidak membagikan detail intim tentang kehidupan cinta, masalah kesehatan, atau masalah keluarga di media sosial. Mereka lebih memilih untuk menyimpan hal-hal pribadi tersebut untuk diri mereka sendiri atau berbicara dengan orang terdekat mereka, bukan dengan seluruh dunia.
  6. Kesedihan dan Kehilangan
    Ketika menghadapi kesedihan atau kehilangan, orang berkelas mungkin memilih untuk mengenang orang terkasih dengan cara yang penuh hormat. Namun, mereka tidak berbagi kesedihan pribadi secara berlebihan di media sosial. Mereka tahu bahwa berduka adalah proses yang sangat pribadi dan sebaiknya tidak dibagikan secara terbuka di platform yang luas, yang mungkin bisa dimengerti atau ditafsirkan dengan cara yang salah oleh orang lain.
  7. Penghakiman
    Orang berkelas memahami bahwa mereka tidak berhak untuk menghakimi orang lain, apalagi di depan umum. Mereka tahu bahwa setiap orang memiliki perjuangan pribadi mereka, dan keputusan yang mereka buat mungkin berdasarkan informasi yang berbeda. Sebagai gantinya, mereka lebih memilih untuk menunjukkan empati dan pengertian.
  8. Topik Kontroversial
    Media sosial dapat dengan cepat memicu debat yang memanas, dan orang berkelas tahu bahwa platform ini bukan tempat yang tepat untuk membahas topik-topik sensitif atau kontroversial. Mereka menghindari memposting konten yang menghasut atau bisa menimbulkan perpecahan, karena mereka sadar bahwa kesalahpahaman dapat terjadi dengan mudah dan dengan cepat menumbuhkan permusuhan.
  9. Konten Tidak Relevan
    Orang berkelas tahu bahwa citra pribadi dan profesional mereka sangat penting, dan mereka menghindari mengunggah konten yang tidak relevan atau tidak sesuai dengan citra yang ingin mereka bangun. Mereka memilih untuk berbagi informasi yang bermanfaat, menghibur, atau mendidik, daripada memposting hal-hal yang tidak sesuai dengan tujuan mereka di media sosial.
BACA JUGA:  Lima Weton Ini Cocok Bisnis Kuliner, Banyak Keberuntungan Menurut Primbon Jawa

Kesimpulannya, orang-orang berkelas di media sosial cenderung menjaga sikap yang lebih bijak dan selektif dalam berbagi informasi. Mereka memahami bahwa meskipun media sosial adalah tempat yang baik untuk berinteraksi dan berbagi, ada batasan-batasan yang harus dihormati agar tetap menjaga citra diri dan hubungan yang baik dengan orang lain. Menjaga kesopanan dan keseimbangan dalam berbagi adalah kunci agar media sosial tetap menjadi tempat yang positif dan produktif, bukan tempat untuk berbagi berlebihan yang dapat merugikan diri sendiri atau orang lain.(*)