BATAM, POSMETROBATAM: Hunian sementara untuk masyarakat Pulau Rempang yang terdampak Proyek Eco-City, sudah disiapkan.

Ada tiga rumah susun (Rusun) yang disediakan yakni, Rusun Pemko Batam, Rusun BP Batam, Rusun Jamsostek serta ruko dan perumahan.

“Kalau Rusun Pemko Batam ada sekitar 202 kamar untuk tempat relokasi sementara bagi warga Rempang,” kata Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika (Diskominfo) Kota Batam, Rudi Panjaitan, Selasa (12/9).

Dari data tempat relokasi sementara yang tersedia. Pemko Batam ada tiga lokasi di antaranya Rusun Batamec sebanyak 107 kamar, Rusun Putra Jaya hanya 23 kamar, dan Rusun Fanindo ada 72 kamar.

Rusun BP Batam lima lokasi yakni, Rusun Batuampar sebanyak 87 kamar, Rusun Sekupang 18 kamar, Rusun Kabil 162 kamar, Rusun Muka Kuning ada 114 kamar, dan Rusun Tanjung Uncang ada 57 kamar.

BACA JUGA:  Gubernur Ajak Masyarakat Meriahkan Pekan Kebudayaan Daerah Provinsi Kepri

Kemudian, Rusun Jamsostek ada tiga lokasi yaitu Rusun Kabil sebanyak 130 kamar, Rusun Lancang Kuning ada 6 kamar, lalu Rusun Muka Kuning penuh. Dengan total 776 kamar.

Sementara, untuk hunian sementara ruko dan perumahan, ada Ruko Cipta Group sebanyak 500 unit lokasi terpencar, Rumah Gesya Group 200 unit lokasi Tembesi, dan Perumahan Sambau sebanyak 112 unit.

“Di Tanjung Uncang ada 2 blok yang tersedia , dan sekarang masih di data. Kalau kurang akan kita siapkan lagi tempat relokasi lain. Tapi sejauh ini masih cukup untuk dipakai sementara,” ujar Rudi.

Sedangkan, kesiapan sanitasi di setiap rusun, Rudi menyebutkan hal tersebut juga sudah dipastikan siap digunakan untuk memenuhi kebutuhan warga yang direlokasi.

BACA JUGA:  Kepala BP Batam HM Rudi Terima Kunjungan MUI Provinsi Kepri

“Semua kebutuhan standar kehidupan tempat tinggal sudah disiapkan dan semua sudah dilengkapi dan diantisipasi termasuk dengan kebutuhan air, listrik, dan bahan dasar lainnya,” tuturnya.

Sementara itu, untuk pelaksanaan pembelajaran bagi siswa-siswi di Rempang juga akan dipindahkan di sekitar tempat relokasi sementara. Sementara, siswa yang di Rempang itu, nanti di siapkan sekolah yang dekat sama rusun.

“Kalau rasionya masih memungkinkan melaksanakan belajar mengajar disitu, maka masuk di ruang kelas yang ada. Tapi kalau dia sudah tidak memungkinkan, nanti kita buatkan sif baru lagi,” kata Rudi.

Untuk semua pelayanan pendidikan itu kita fasilitasi dan jamin semua. Jadi mereka sudah tidak sekolah yang di Rempang sana, tapi mereka sekolah di deket rusun.

BACA JUGA:  Jalan Sempit di Tiban Renggut Nyawa, Kepala Pemotor Dilindas Bus

Setiap orang dalam satu keluarga akan mendapatkan biaya hidup yang sebelumnya sebesar Rp 1.034.636 per orang, dinaikkan menjadi Rp 1.200.000 per orang dalam satu KK. Biaya hidup per orang tersebut termasuk biaya air, listrik, dan kebutuhan lainnya.

Selain biaya hidup, masyarakat juga akan mendapatkan biaya sewa sebesar Rp 1.200.000 per bulan, yang naik dari sebelumnya sebesar Rp 1.000.000.

Apabila nantinya masyarakat memilih untuk tinggal ditempat saudara atau di luar hunian yg telah disediakan, maka uang sewa ini akan diberikan kepada masyarakat tersebut, setiap bulannya.

“Hunian baru dan biaya hidup ini, kami berikan sampai rumah permanen baru masyarakat Rempang yang terdampak selesai dibangun,” sebut Kepala Biro Humas Promosi dan Protokol BP Batam, Ariastuty Sirait.(hbb)