Posmetrobatam.co: Sebuah gambar hasil tangkapan gawai yang diterima redaksi POSMETRO pada Rabu, 11 Desember 2024 petang, tidak layak untuk ditampilkan. Tapi hasil ronsgen rumah sakit menyatakan, bagian tengkorak kepala retak.

Kekerasan yang dialami pengunjung ini diduga dilakukan oleh sekelompok preman bayaran di sebuah apartemen mewah di Kota Batam itu karena terusik.

Satu jam disekap, diinterogasi lalu dikeroyok. Salah satu pelaku juga aktor intelektualnya disebut-sebut seorang gengster Singapur, kabur.


Ya. Jumat petang lalu, Rudi, 34 tahun, warga Tanjung Balai Karimun, Kepri ini sial. Entah apa yang ia foto atau rekam di lantai 7 apartemen Formosa, Lubukbaja, Batam. Tiba-tiba sejumlah orang datang menyeret. “Mungkin dia ada ambil foto cewek, karena itu kan tempat hiburan, atau dia foto tempat di situ, kita enggak tahu,” kata Rudianto, orang yang mendampingi permasalahan hukum Rudi di kantor polisi.

BACA JUGA:  80 Orang Ikut UKT Taekwondo Kharisma Bangsa, Delvi Lulusan Terbaik

Rudianto, sejatinya pengacara yang menolak aksi premanisme di kota Batam. Menurutnya, Indonesia negara hukum. Dari pengakuan, kliennya dicegat oleh orang manajemen lantai 7 lalu dibawa ke ruangan VIP. “Hapenya diperiksa, disuruh buka baju, disuruh buka kacamata (kebetulan korban minus 4). Dan selama satu jam pula, korban disekap, diinterogasi lalu dikeroyok sampai babak belur. Kalau dia (Rudi) mungkin salah, bisa ditegur,” sesalnya.

Lanjutnya, dari hasil visum et repertum rumah sakit menyatakan, tulang tengkorak rentak, lalu tulang pelipis dibawah mata bengkak. Lalu mata korban belum bisa melihat dengan normal.

Keluarga kini juga khawatir dengan kondisi kesehatan korban yang kian menurun. “Sebab pihak rumah sakit menyarankan untuk operasi karena tengorak kepala retak. Dan ngomong pun sudah tak nyambung, sebentar-sebentar sakit,”
imbuhnya.

BACA JUGA:  Tim Rudi-Rafiq Kawal Ketat TPS, Kamal: Hanya Kecurangan yang Mengalahkan Kita

Tidak hanya itu, lanjut Rudianto, korban juga diancam akan dibunuh, kemudian foto-foto anak dan istrinya juga disita. “Setahu klien kita, ada 10 orang di dalam VIP. Salah satunya orang Singapur, juga aktor dibalik ini katanya gengster di Singapura, ikut memukul,” jelas Rudianto.

Mafia Singapur yang dimaksud Rudianto adalah J, yang kabur, pasca kejadian. Namun yang bersangkutan punya hubungan bisnis dengan Y, pemilik apartemen mewah tersebut. Y dikabarkan telah dipanggil penyidik untuk klarifikasi.

Berdasarkan informasi yang diperoleh POSMETRO, saat polisi datang untuk melakukan penindakan, barang bukti CCTV pada waktu kejadian diduga “dihilangkan”. Apakah polisi kesulitan mengungkap kasus premanismen di Kota Batam ini?(cnk)

BACA JUGA:  Ketahuan Pacaran dengan Mantan Murid, Oknum Guru SD di Nongsa Dipolisikan